Friday, March 14, 2014

Tidak Konsisten Memakai POV

Ilustrasi
POV adalah kepanjangan dari Poin of View alias sudut pandang. Jika dalam pelajaran Bahasa Indonesia, dulu guruku menyebut sebagai Kata Ganti; orang pertama, orang kedua dan orang ketiga. Lebih trendnya sekarang para penulis menyebutnya POV, singkat, jelas dan padat.

Pemakaian POV inilah yang kadang membuatku kebablasan. Dalam blog ini saja bisa kau temukan beragam POV. Mulai dari "gue", "saya", dan akhir-akhir ini saja aku konsist memakai "aku".

Memang sih masih dalam satu POV pertama. Kan memang blog personal jadi tulisanku di blog ini aku tulis dari sudut kehidupanku. Tidak mungkin aku memakai pov tiga yang menceritakan dia, ya kadang-kadang sih kalau menceritakan orang lain atau pas nulis fiksi.

Itu masih mendingan, asal tidak dalam satu tulisan/postingan ada beragam POV. Ini yang kerap kali kebablasan. Seringnya terjadi ketika menjawab sms, berkomentar atau menulis yang tanpa editing, sering aku menemukan pemakaian POV yang tumpang tindih. Ada "aku", "saya", "gue" kadang memakai "sebutan nama". Hehehe bukan siapa-siapa kok itu aku sendiri . Ketika berkata sama orang yang lebih dihormati biasaya aku menggunakan "saya", dan sering "terpeleset" di dalamnya juga menggunakan "aku". Begitupun sebaliknya.

Yang lebih fatal adalah ketika mencapuradukkan antar POV, kebanyakan terjadi antara POV 1 dan POV 3. Yaitu pencampur adukan antara menceritakan dari sudut penulis (aku, saya, gue), dan orang ketiga (dia). Biasanya ini terjadi ketika menulis Fiksi. Aku sering diminta teman membaca tulisannya, atau karya saudaranya. Di awal dia begitu apik menggambarkan tokoh dan setting menggunakan kata ganti orang pertama "aku", karena penggambaran sang tokoh memang sedang berada di tempat tersebut. Tetapi justru termentahkan pada paragraf selanjutnya sang penulis menjadi seakan "sok tahu" dengan perubahan kata ganti menjadi orang ketiga "dia" yang serba tahu.

Yap, penggunaan kata ganti orang ketiga memang cakupannya lebih luas. Penulis seakan seperti Tuhan yang merancang segala kejadian dalam cerita. Sebaliknya penggunaan kata ganti orang pertama "aku" serba terbatasi oleh indera sang tokoh, tiba-tiba menjadi tahu segalanya. Ini yang mengakibatkan sang tokoh terkesan menjadi "sok tahu".

Gampangannya begini;
Ketika sang tokoh bernama Lusi dan Andi sedang berada di taman, pada kejadian berikutnya mereka berpisah. Dan dari awal penulis sudah menulis menggunakan kata ganti "aku" dari sudut Lusi. Tiba-tiba ketika berpisah menceritakan sosok Andi berjalan sambil ngupil dan memonyongkan bibir. Nah lo? Ini Lusi ada di mana? Di dekat Andikah? Atau Lusi ini Tuhan yang serba tahu atau memang Lusi ini sok tahu?

Biasanya itu terjadi tanpa sadar, dan penulis enggan membaca ulang tulisannya. Padahal membaca ulang itu sangat penting sekali untuk melatih self editing kita. Dari sana kita akan tahu dimana letak ketidakberesan tulisan kita. Well, tapi itu bukan kesalahan yang harus membuat kita berhenti menulis kan? Justru dari sana kita bisa belajar-belajar- dan belajar lagi.

9 comments:

  1. sama mbak, saya juga masih berantakan POV-nya...kadang pakai saya dan gue... ternyata sudut pandang penting juga ya?

    ReplyDelete
  2. Kalau saya menggunakan POV dalam keseharian dan di dunia maya berbeda. sekarang di dumay lebih memakai "saya", kadang juga "aku" sih, hehe. dalam keseharian nyesuaikan sama lawan bicaranya, bisa keduanya, atau juga nyebut nama sendiri:D. kalau fiksi, saya belum masuk ke sana, mbak Nunu. tapi setelah baca di atas, nanti bisa saya jadikan kontrol untuk mengisahkan cerita dari POV tertentu, gak timpang tindih, hhe..

    ReplyDelete
  3. POV ini, saya juga belum konsisten..terutama kalau komentar di blog teman yg secara personal sdh akrab, saya lbh srg menggunakan kata "aku' menyebut diri saya

    ReplyDelete
  4. Iya bener. Bayangkan ya Jeng kalau menulis skenario film, harus benar-benar jeli,teliti dan konsisten
    Saya belum pernah pakai kata"gue" untuk diri sendiri. Mosok arek Jombang pakai kata itu. Saya lebih sering memakai kata"saya"
    Terima kasih diingatkan
    Salam hangat dari Surabaya

    ReplyDelete
  5. Waah pernah keblablasan juga toh rupanya,, hehe

    ReplyDelete
  6. Iya,,,, POV sangat penting dalam sebuah tulisan,,,, malasnya juga ya,,, (saya pribadi) mlas membaca berulang2,,, namun penting dalam pengoreksiannya, ,

    ReplyDelete
  7. dulu waktu awal-awal masih punya blog di blogspot masih suka pakai kata "aku", tapi semenjak pakai blog yang sekarang (sekitar bulan agustus tahun lalu) mulai membiasakan dengan kata "saya". Karena saya pikir lebih dewasa. :)

    ReplyDelete
  8. dari nama, aku, nama imut lagi, aku, dan berakhir sudah semakin dewasa nulisnya pakai saya :D. lebih karena menyesuaikan diri dengan kebiasaan sih.

    karena tulisan, juga semakin dewasa seperti penulisnya


    *dikeplak helm*

    ReplyDelete
  9. Saya, aku masih sering gonta-ganti Mbak, tapi agak sopan yang saya deh.

    ReplyDelete

Thanks for comming and no spam please

Follow
My twitter @ununtriwidana
My Instagram @nunuelfasa

Feel Free To Follow My Blog