Wednesday, April 30, 2014

Selfie Bareng





Sunday, April 27, 2014

Pengantin Narsis

Ternyata memadupadankan baju itu susah ya. Apalagi bagi yang enggak punya banyak koleksi macam aku. Itu-itu saja yang dipakai. Sedihnya itu pas kondangan, sama sekali tak ada pilihan baju yang pantas. Dipakai ngemall iya, dipakai acara formal macam bedah buku atau seminar juga dipakai kondangan. Aish.... Katanya kalau dalam kondisi seperti ini yang perlu dibutuhkan padanannya. Harus pintar-pintar mencari yang tepat. 

Saat itu aku pilih ruffle dress print flower, karena kainnya nggak gampang lepek. Karena tempat kondangannya jauh di Surabaya, sengaja diprepare sejak pagi masukin dalam tas backpack. Kebetulan suami juga rapat di Surabaya, jadi pas langsung capcuss enggak pakai pulang ke Sidoarjo dulu. 

Dress ini bentuknya sleveless jadi butuh cardigan, blazer atau vest panjang untuk nutupin lengan. Masalahnya nih, cardiku casual semua berbahan kaos. Hiks nasib. Sementara blazer yang kupunya merah itupun terkesan formal banget. Terlalu kaku. Satu-satunya yang cocok ya cardi hijau dari dress lain yang senada dengan warna kuning dari ruffle dressnya. Sementara kerudungnya dipadukan dengan ruffle pashmina dari Ina Scarf. Warnanyapun bolak balik hijau dan cokelat. Sayang aku tak bisa banyak gaya berkerudung. Gaya berkerudungku itu-itu juga. Hehehe

Ngomong-ngomong masalah gaya. Justru aku bergaya pas di atas pelaminan bersama pengantinnya. Hihihi... Entah ya. Biasanya suamiku malu kalau begini. Tapi malam itu mau aja diajak gaya alay. Wkwkwk. Gegara pengantinnya yang ngajakin gaya duluan. Mungkin tahu tabiat narsisku. Hahahaha.  Alhasil waktu itu, sampai yang lain antri nunggu kita foto dengan berbagai pose. Dan enggak cukup pakai kamera potographer pengantin, masih juga pakai kamera dari galaxy noteku. Hahahaha.
Bersama ummi lamrah
Pose pertama belum puas
Pose kedua masih belum nyadar udah ditungguin banyak orang

Saturday, April 26, 2014

Sensasi Pedas ala Mie Akhirat Taman Bungkul Surabaya

Muka lapar (no acting) hahaha
Salah satu warung makan yang menawarkan sensasi pedas di Surabaya adalah Mie Akhirat. Warung makan yang terletak di sebelah tenggara Taman Bungkul ini, lumayan ekstrim namanya. Kalau dari pengamatan, nama ini juga menjadi tema dari menu-menu yang ditawarkan. Dengan bahan dasar mie, Mie Akhirat membagi dalam dua penyajian, ala surga dengan menggunakan Mie seperti pada umumnya, sementara penyajian ala neraka menggunakan Mie berwarna hitam seperti kelamnya neraka. Semua bahan mie olahan tangan, bukan mie pabrik.

Menunya sendiri beragam. Tercatat 14 varian menu Mie. Ada mie original surga dan neraka, mie ramen surga dan neraka, mie goreng api neraka dan surga, nasi goreng api surga dan neraka, mie daun surga, mie blackpepper dan sebagainya.

Aku sendiri saat ke sana bareng temenku Annisa dipesenin mie ramen. Hihi ketahuan kalau ditraktir yak. Seumur-umur cuma dengar dan lihat doang mie yang katanya dari Korea tersebut. Baru pertama makan, itupun dengan level kepedasan tingkat 1 sementara Annisa memilih level 3.

Sebelum menyantap sensasi mienya. Menu pembukanya kami mendapat gratis satu sup ceker. Meskipun cekernya cuma satu tanpa level, lumayan pedas untuk perkenalan dengan lidahku.

Tapi untuk menu utamanya, beuh, meskipun masih level lantai dasar, pedasnya gila banget. Mestinya aku bisa ngukur minta kepedasan yang wajar tanpa level-levelan. Dalam daftar menu sudah ada penjelasan setiap tahap level kepedasannya setara dengan 5 cabe. Level satu yang berarti 5 cabe saja aku sudah tak tahan, mieku tersisa banyak. Sementara Annisa level tiga berarti 15 cabe, bisa habis tak bersisa. Keren deh Annisa.

Mie semangkok enggak cukup dengan es jeruk segelas. Kurang dab! Aku yang makan cuma separoh, masih perlu diguyur lagi dengan air dingin sebotol baru padam pedasnya. Jadi kenyang deh. Kenyang air maksudnya.

Kalau ditawari masih mau mencoba Mie Akhirat lagi? Masih. Lha wong kapok, kapok lombok. Hihihi... Ini kali ya yang membuat warung pedas laris manis. Mau mencoba?
Sup ceker gratis
Mie ramenku level 1
Keringat jagungnya mulai keluar
Minum lagi... Minum lagiii... Keringatnya makin banyak
Pemandu sorak nyemangatin Annisa
Level 3 kandas... Level 1 keok
Muka kepedesan


Friday, April 25, 2014

Keindahan Keukenhof Saat Musim Semi

Di negara yang memiliki 4 musim, saat ini sedang terjadi musim semi. Menjadi hal yang menyenangkan melihat pohon yang tadinya meranggas, sekarang berdaun lebat. Apalagi daun dari pohon-pohon di sana tak hanya hijau, bisa pink atau merah. Dan salah satu tempat yang menawarkan keindahan saat Spring (musim semi) adalah Keukenhof. Sebuah taman terbesar dunia yang menyajikan wisata alam berada di negara Belanda.

Keukenhof yang didalamnya terdapat jutaan spesies tumbuhan termasuk beragam bunga di dalamnya. So, akan lebih tepat jika berkunjung ke Keukenhof pas waktunya bunga mekar tentu menyenangkan.

Pada saat musim semi begini saat yang tepat. Berkisar antara Maret-Juni. E tapi tentu juga disesuaikan waktu saat berbunga. Karena diawal musim semi banyak pengunjung yang kecewa karena bunga yang belum mekar, atau jika terlambat justru bunganya sudah berguguran. Mungkin yang paling tepat adalah pertengahan Musim Semi seperti sekarang, yaitu bulan April. Kerap di Keukenhof juga ada festival bunga. Dari bunga-bunga yang ada di kebun dibentuk menjadi sesuatu yang indah.

Duh, mupeng deh pengen ke sana. Iseng nyari budget termurah ke sana hanya 800 USD. Wew murah ya sekitar 8 jutaan. Eits, tunggu dulu, belum termasuk tiket PP Jakarta-Belanda berkisar 1.000 USD. Omg, mahal transport daripada akomodasi selama di Belanda. Kalau dipikir memang transpost maju lebih membawa kemudahan dan kemurahan ya.

Btw, apa sih yang membuatku tertarik ingin ke sana? Salah satunya adalah bunga tulip. Satu tangkai tulip saja sudah indah apalagi jika ribuan dengan beragam warna? Yup, puluhan hektar lahannya ditanami bunga tulip warna-warni. Jika dipotret dari atas akan nampak seperti karpet pelangi dengan keindahan warnanya.

Di sudut lain. Terdapat spot danau buatan yang orang bisa berjalan diatasnya. Lihat gambar sebelumnya di Keukenhof Surganya Bunga Tulip. Aish.. Coba deh ini lihat ini sisa koleksi foto yang belum kuupload di ppostingan tersebut. Dikirim dari seorang teman yang dulu kuliah di Belanda tahun 2011. Pas banget fotonya saat spring ketika bunga-bunga sudah mekar. Indah banget kan?



















Thursday, April 24, 2014

Semangat Hardiknas bersama Yatim Mandiri Yogyakarta

Hello Yogya,  tanggal 1 Mei insyaAllah akan ada di Yogya lho.  Dalam rangka mengahadiri undangan dari Yatim Mandiri Yogyakarta di Acara "Gebyar Hari Pendidikab Nasional". Serangkaian acaranya ada bedah buku yang dihadiri oleh penerbit dan tokoh dari kota Yogya, cerdas cermat anak yatim,  lomba puisi dan sedekah buku. 

Posisiku di sini seperti yang aku ceritakan saat talkshow Penulis Bicara di Radio Sindo,  aku sebagai salah satu penulis buku "Jangan Menyerah" terbitan Yatim Mandiri dan alumni dari Mandiri Enterpreneur Centre sebagai wadah pembinaan purna asuh Yatim Mandiri pasca sekolah.

Acaranya berlangsung di Masjid Diponegoro Balai Kota Yogyakarta pada hari Kamis 1 Mei 2014 tepat Hari Pendidikan Nasional mulai pukul 7.30-11.30 siang.

Teman-teman yang ingin datang bisa langsung ke tekape ya.  Hanya dengan membawa buku untuk sedekah yang akan dimanfaatkan bagi kelangsungan belajar sanggar. Disarankan buku yang khusus buat usia anak ya.  Hehehe jangan bacaan dewasa. 

Sampai bertemu di Yogyakarta ya teman-teman!

Mie Ayam Banjir Sidoarjo Yang Menggoyang Lidah

Mie ayam banjir bikin nagih deh pokoknya

Olahan mie menjadi menu pilihan kala perut belum lapar tapi sudah ingin makan. Yup, seringkali kita mengalami hal ini, termasuk aku. Ingin makan tapi belum waktunya. Atau kadang sudah waktunya makan siang, ingin makan tapi masih belum lapar. Nah pada saat ini menu andalanku adalah mie ayam.

Mie Ayam yang sudah membumi dalam masyarakat Indonesia ini sudah tidak asing di lidah. Meski banyak penjual yang lalu lalang dan mangkal masing-masing memiliki rasa berbeda. Entah apa penyebabnya. Yang kurasakan selama ini lidahku cukup mengenali mana mie ayam yang menggoyang lidah dan tidak.

Untuk mengenali Mie ayam yang menggoyang lidah mudah saja. Pertama-tama memang dari Mie-nya. Kebanyakan diawal-awal berjualan para penjual menggunakan mie buatan sendiri yang khas dengan mie ayam. Setelah dagangannya ramai mereka mulai malas dan menggunakan mie instan atau yang disebut mie bal. Fenomena ini seringkali kutemui pada beberapa penjual mie ayam. Dan bisa dilihat mereka tak akan seramai dengan penjual mie yang tetap konsisten dengan mie buatan sendiri.

Hal ini bisa dibuktikan oleh Pak Banjir, penjual Mie Ayam dekat rumah mertua di kawasan Bringin Bendo Taman Sidoarjo. Tepatnya di belakang pabrik kopi Sidoarjo. Kedai mie ayam ini ramai banget. Ketika aku kemari pukul 12.00 Pak Banjir masih baru buka dan sudah banyak yang mengantri. Lihat saja mangkok-mangkok dihadapannya pak Banjir. Setiap hari seperti itu dan tak menunggu lama maghrib sudah habis. Kadang, jam 4 saat sudah tidak kebagian.

Selain mie-nya yang original, pak Banjir ini loman banget. Dalam bahasa jawa, loman itu baik hati. Lauk ayamnya nomer satu diantara penjual yang lain yang kadang sak cuprit. Sementara kuahnya bukan kuah bening, agak hitam kecokelatan. Sangat terasa bumbu-bumbunya.

Kalau harganya standart Rp. 6.000 per mangkok untuk porsi biasa. Jika nambah ceker ayam 500 per potong. Biasanya diberi 3 potong ceker jadi Rp. 7.500. 

Dari tampilannya saja mie ayam banjir sudah menggugah selera. Apalagi mencium baunya dan memakannya. Hmm... Menulis ini saja bikin ngences euy.

Pak Banjir sedang menyajikan berpuluh-puluh mangkok Mie Ayam
Paling suka Mie Ayam Banjir banyak sayurannya
Tuh kan baru buka yang nungguin udah segini banyak

Wednesday, April 23, 2014

Giveaway #HariBuku


Seperti biasanya akan ada buku yang aku bagikan minimal satu buku satu bulan. Kali ini ada 3 buku yang aku bagikan. Tidak bisa milih judul ya teman, karena bukunya acak, aku sendiri lupa judul-judulnya. Yang pasti masih baru kok meskipun terbitan lama. Dan bagi yang beruntung bisa dapat buku tulisanku.

Gampang banget caranya tinggal entri rafflecopter di bawah ini ya teman. Agar mudah log-in pakai facebook saja dan ikutin step-stepnya kemudian komen di bawah postingan ini. Good luck ya teman. Pengumuman InsyaAllah 5 Mei dipilih acak.
a Rafflecopter giveaway

Pintu Harmonika

Photo taken: Yuniari Nukti

Tuesday, April 22, 2014

Bincang Buku "Jangan Menyerah" di Radio Sindo Surabaya

Suasana studio Radio Sindo Trijaya FM
Kamis, 17 April lalu aku mendapatkan kesempatan memperkenalkan buku "Jangan Menyerah" di radio Sindo Trijaya FM dalam program penulis bicara yang dipandu mbak Vika Wisnu.

Ini kali keduanya. Sebelumnya pernah on air dengan penyiar dan dalam program yang sama ditemani Bundanya Visi, memperkenalkan buku-buku Storycake. Kali ini diundang secara personal oleh Pak Agus Sumarga setelah sebelumnya dikenalin oleh mbak Dian Kristiani.

Aku tidak sendiri. Awalnya aku mengajak bu Sofie Beatrix selaku pendamping buku ini. Oleh bu Sofie disarankan untuk mengajak adik-adik yatim. Meskipun satu almamater aku enggak ada yang kenal sama penulis buku lainnya, kuserahkan sama pihak Yatim Mandiri. Terpilihlah Lia Dewi Anggraini yang bela-belain datang jauh dari Malang.

Seperti biasanya. Talk show dimulai tepat pukul 17.00. Alhamdulillah kami tidak ada yang telat. Apalagi aku diantar suami sehingga bisa cepet sampainya.

Membahas buku Jangan Menyerah seperti flashback ketika masa-masa kuliah di MEC (Mandiri Enterpreneur Centre). Yap, sebagian besar isi dari buku ini adalah pengalaman dari anak-anak yatim yang pernah belajar di tempat tersebut termasuk aku.

Di sana kami mendapatkan banyak hal. Bukan hanya teori tetapo praktek juga bagaimana mempersiapkan bekal mental yang notabene sebagai anak yatim kedudukannya masih sama seperti anak lain yang memiliki orang tua sempurna, berhak dan wajib untuk menggapai mimpi setinggi impian.

Aku sendiri yang ditinggal orang tua (Bapak dan emak) sejak kecil kadang memiliki rasa minder dibanding yang lain. Terutama dalam pendidikan. Siapa yang membiayai pendidikanku? Bisakah aku meneruskan kiliah lagi? Dan pertanyaan-pertanyaan yang hampir sama kurasa juga kerap menghantui yang lain. Saat mereka dengan mudahnya membayar biaya sekolah, kami cukup menanti beasiswa dari sekolah. Atau saat mereka bisa membeli lengkap semua buku-buku penunjang, kami cukup puas hanya dengan pinjam sembari menanggalkan ego.

Dengan buku ini harapannya akan semakin banyak yatim-yatim yang terinspirasi dan memotivasi mereka agar tak mudah putus harapan meskipuan orang tua sudah tiada. Dan semakin membuat mereka yang memiliki kesempurnaan orang tua dan keadaan yangblebih baik menjadi senantiasa bersyukur dengan yang dimiliki.

Terkahir, acarapun dengan bagi-bahi 3 buku untuk pengirim sms dan penelepon terbaik plus tanda tangan dari kami. Tak lupa juga sesion foto-fotonua. Hehehe.
Selfie di depan gedung radio Sindo Trijaya FM yang menjadi satu lokasi dengan MHTv 
Bersama Lia Dewi Anggraini
Narcism sendiri hehehe
Foto bersama; Lia Dewi, Mbak Vika Wisnu, Me dan bu Katminie

Saturday, April 19, 2014

Varian Soto Ayam Ala Warung Pak Dhe

Selfie dulu sebelum makan
Aku mulai ketularan suamiku enggak biasa sarapan. Tetapi pas jalan setiap ngelihat gerobak soto bawaannya mau mampir mulu. Kayaknya yang enggak biasa bukan sarapannya tapi masaknya. Ya kali aku masak buat makan sendiri. Hihihi

Termasuk kala itu waktu berangkat ke acara Bincang Blog di Radio Suara Muslim Surabaya bareng Pakdhe dan Mbak Yuni emang sengaja dipagiin supaya enggak ketoyor-toyor waktu. Alhasil berasa punya waktu lebih untuk mampir sarapan soto. Berhubung Pakdhe sudah memanggil-manggil, panggilan alam dari perutku enggak kugubris. Eh, pucuk dicinta sotopun tiba, usai on air Pakdhe ngajakin (baca: nraktir) ke warung soto Pakdhe. Aku agak curiga jangan-jangan ini warungnya Pakdhe. Tapi, eh bukan sodara-sodara. Hehehe.

Warung Soto dan Sop Ayam Pak Dhe

Dari penampakannya, Warung Pakdhe yang terletak di belakang Universitas Widya Mandala Surabaya ini memang besar, bersih dan meja-mejanya tertata rapi. Bukan seperti warung soto biasanya, tak ada penampakan gerobak soto yang khas dengan centelan-centelan ayamnya. Dikondisikan dengan konsep warungnya yang lebih ke sop ayamnya. Jika soto umum lebih pekat dan kuat bumbunya, di Warung Pakde kuah sotonya bening. Oleh karena itu namanya Warung Soto dan Sop Ayam.

Meskipun, sopnya hanya terdiri dari daging ayam tetapi varian menu dari Warung Pakde ini banyak juga lho. Dengan kuah yang sama pengelola hanya mengotak-atik varian menunya dari bagian-bagian daging ayam. Yap, yang membedakan hanyalah isi atau dagingnya. Misal, Sop Dada, Sop Sayap, Sop Leher, Sop Ati Ampela, Sop Kepala, Sop Kulit dan sebagainya. Sehingga pembeli tak perlu mikir rasa, tentu dalam kuah yang sama rasanya juga sama, hanya memilih mau bagian daging ayam yang mana?

Seperti menu yang kami pesan, Pakdhe memesan Soto/sop Biasa, aku pesan Sop Sayap, sementara Mbak Yuni pesan Sop Burit (telur muda). Semua rasanya sama hanya beda dari isi kuahnya.

Kalau dari sisi penjualnya varian menu seperti ini sangat memudahkan dalam sekali masak, tidak ribet, tak banyak bahan dan tenaga terbuang. Tetapi dari segi pembeli, sama saja tak ada pilihan menu lainnya. Sangat membosankan. Dan bisa jadi juga merugikan, karena pembeli tak bisa memesan menu lebih terpentok rasa yang semuanya sama. Mungkin nilai lebihnya pembeli bisa mengatur kadar kolesterol dengan memilih bagian daging yang sesuai dengan anjuran kesehatannya.

Tetapi ada yang kurang sreg ketika abis makan aku ingin buang air kecil. Udah gak tahan karena sejak di Radio nahan pipis di ruang siaran yang ber-AC. Pas masuk kamar mandinya, enggak seperti penampakan warungnya yang bersih. Bahkan sempet aku lihat hewan keciiiil banget yang mungkin enggak kasat mata, karena bergerak di air jadi terlihat olehku. Mirip cacing pita mungkin. Buru-buru deh aku keluar enggak jadi kencing.
Tanya-tanya dulu sebelum pesan

Nasi putih 1000an bonus bawang goreng

Pesenenku Sop Sayap Ayam
Dari penilaianku :
  1. Kebersihan oke minus kamar mandinya jorok banget. Nilai C aja deh
  2. Rasa standart dapat nilai B (minus) karena masih enakan soto gerobak.
  3. Harga lumayan diatas standart dikit dari yang lain mungkin karena tempat.
  4. Layanan ramah dapat nilai B (plus).

Feel Free To Follow My Blog