Sumber: Twitter |
Tiba-tiba ada foto PR matematika anak SD yang tersebat luas di dunia maya. Hal ini mengulik nuraniku untuk mengulasnya. Maklum, saking lebaynya aku pernah mengatakan darahku penuh dengan angka dan rumus matematika. Jadi bereaksi ketika mendapati foto ini menyebar di twitter.
Dari foto bisa terbaca, materi PR dari sang guru adalah konsep dasar perkalian. Nampak penjumlahan sederet angka, dan murid diminta membuat kalimat perkaliannya. Dan jawaban murid yang nampaknya benar itu dicoret bu guru. Si kakak mencak-mencak dan menguloadnya ke FB.
Kegegeran makin terjadi ketika si kakak kekeuh menyalahkan si guru, meskipun ada beberapa orang yang mengingatkan tentang kosep dasar perkalian yang benar. Apalagi si kakak yang bernama Muhammad Erfas Maulana kuliah di Universitas Diponegoro. Pertanyaannya, civitas akademika kok gitu ya? Bukannya mencari informasi yang benar. Sekalipun nampaknya memang benar, tetapi tidak ada salahnya kan jika mencari informasi terlebih dahulu, untuk menguatkan jika memang dia benar? Minimal tanya kepada kawan matematikanya yang kuliah di Undip.
Sampai foto tersebutpun dishare dan tersebar luas di internet. Si kakak masih yakin dengan jawaban adiknya benar dan menyalahkan si guru.
Inilah fatalnya kesalahan logika yang sudah aku khawatirkan sejak dulu. Sampai menuliskannya dalam buku bagaimana logika perkalian yang sebenarnya. Untuk memahaminya logika perkalian mudah saja. Kalian bisa mengingat, resep obat dari dokter
Aatau menggunakan konsep bacaan:
Atau dengan analogi dari Profesor Thomas Jamaluddin,Profesor Riset Astronomi Astrofisika at Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) ini amat mudah dipahami:
Selain konsep perkalian ini aku tulis di buku aku juga menulis kesalahan fatal logika hilangnya uang seribu pada tebakan utang uang atau beli kambing. Ada yang ingat tebakan ini? Kebanyakan mengatakan uang 1000nya ajaib bisa hilang. Padahal hanya salah logika konsep perkalian saja.
Awalnya, calon buku ini memang kumpulan keajaiban matematika, kemudian berubah konsep menjadi antologi dengan materi keajaiban matematika sebagai spirit pagenya.
Karena kasus ini aku sampai kena bully. Beuh serem deh ngebullynya, bahkan sampai ngata-ngatain aku bodoh segala. Yah, anyway cool aja, toh kalaupun aku sudah ngingetin tentang konsep matematika yang benar ternyata dia masih ngeyel terserah dia. Toh kalau dia memahami begitu, berarti hati-hati tuh dalam minum obat, bisa-bisa OD. Wkwkkwkw
Dari foto bisa terbaca, materi PR dari sang guru adalah konsep dasar perkalian. Nampak penjumlahan sederet angka, dan murid diminta membuat kalimat perkaliannya. Dan jawaban murid yang nampaknya benar itu dicoret bu guru. Si kakak mencak-mencak dan menguloadnya ke FB.
Kegegeran makin terjadi ketika si kakak kekeuh menyalahkan si guru, meskipun ada beberapa orang yang mengingatkan tentang kosep dasar perkalian yang benar. Apalagi si kakak yang bernama Muhammad Erfas Maulana kuliah di Universitas Diponegoro. Pertanyaannya, civitas akademika kok gitu ya? Bukannya mencari informasi yang benar. Sekalipun nampaknya memang benar, tetapi tidak ada salahnya kan jika mencari informasi terlebih dahulu, untuk menguatkan jika memang dia benar? Minimal tanya kepada kawan matematikanya yang kuliah di Undip.
Sampai foto tersebutpun dishare dan tersebar luas di internet. Si kakak masih yakin dengan jawaban adiknya benar dan menyalahkan si guru.
Calon buku matematika yang akan terbit |
Jangan dikira dokter nulis resep asal tulis saja 3x2. Penulisan resep ini juga berdasarkan logika matematika. Memang bukan untuk dihitung tetapi sebagai perlambang, bahwa obat tersebut diminum 2 obat pada pagi hari + 2 obat pada siang hari + 2 obat pada malam hari. Sehingga jika ditulis: 3 x 2 (obat) =2+2+2 bukan3+3
Aatau menggunakan konsep bacaan:
Misalnya 4 x a dibacanya 4 x (huruf) a berarti huruf a-nya 4 kali = 4a = a+a+a+a
Kalau 4 x a = a x 4 berarti jadinya A4 dong --> yang ini nggak ada kalimat matematikanya, adanya jenis kertas A4 :p
Atau dengan analogi dari Profesor Thomas Jamaluddin,Profesor Riset Astronomi Astrofisika at Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) ini amat mudah dipahami:
Klik untuk memperbesar gambar |
Awalnya, calon buku ini memang kumpulan keajaiban matematika, kemudian berubah konsep menjadi antologi dengan materi keajaiban matematika sebagai spirit pagenya.
Karena kasus ini aku sampai kena bully. Beuh serem deh ngebullynya, bahkan sampai ngata-ngatain aku bodoh segala. Yah, anyway cool aja, toh kalaupun aku sudah ngingetin tentang konsep matematika yang benar ternyata dia masih ngeyel terserah dia. Toh kalau dia memahami begitu, berarti hati-hati tuh dalam minum obat, bisa-bisa OD. Wkwkkwkw
bner mbak sy spendapat dengan logika yg ditulis diatas, .... kyknya sih ttp brsikekeh dengan pendapatnya, krn malu dah terlanjur mengatakan salah .,,,, apalagi jebolan kampus ..... :D hehe
ReplyDeleteMasalah ini sampai dibahas oleh seorang dosen matematika ya mbak...dan tanggapannya hampir sama dengan mbak Nunu..
ReplyDeleteDalam ilmu ke farmasian, dokter yg menulis resep : 3x2 ( 3 dd 2 ) ... namun, dalam etiket or label obat yg diserahkan pd pasien oleh pihak apotik adalah : 3 x sehari 2 tablet/kapsul ...(sesuai bentuk obat) ... jadi betul sekali uraian mbk Nunu itu ... :)
ReplyDeletewah kalau saya ya mbak jika berhubungan dengan matematika terus terang angkat tangan dan angkat kaki deh :D
ReplyDeletematematika pljran yg pling saya benci tuh gan
ReplyDeletesalam blogger
Sekarang si kakak udah minta maaf sama guru adiknya itu :)
ReplyDeletelogika matematika itu kadang sulit,,tapi kadang juga mengasikkan,,,
ReplyDeletekembali ke soal berarti ya, yang diminta konsep perkalian atau hasil akhirnya,
ReplyDeletepemaparan yang sangat bisa dipahami
Kalau logika saya begini
ReplyDeletea+a+a+a+a = 5a artinya 5 kali a
iya itu juga salah satu metode konsep perkalian mas, arlinya 5 x (huruf) a
Deletetapi menurut saya kalau diminta perkalian ya perkalian isi jawabannya... kalau pertambahan ya pertambahan isi jawabannya... itu menurut saya loh ... yang seorang petani dari dusun hehe
DeleteIni materi SD konsep perkalian, jadi yang diminta ya sesuai konsep perkalian. SAya ingat dulu diajar guru saya dan saya salah menjawab seperti di foto itu, makanya saya ingat konsep matematika yang benar hehehe
Deleteduh,si kakak....udah minta maaf kabarnya
ReplyDeletekesalahan logika memang bisa berakibat fatal ya, tapi apakah logika matematika sudah hrs diajarkan ke murid kelas 2 ya? jadi inget anak saya Amira sedang belajar perkalian.
ReplyDeleteKalau sudah materi pelajarannya begitu, tidak diajarkan ya malah salah dong mbak
DeleteJustru logika matetamtika itulah yg harus diajar di sekolah dasar.
Delete3 x 4 itu diapai sih?
lambang 3 itu bendanya sebanyak apa?
lambang 4 itu bendanya sebanyak apa?
kalau ada 3 buah kantung dan masing2 berisi 4 buah, buahnya jadi ada berapa?
itu yg harus diapahami anak di sekolah dasar.
bukan lambang 3, lambang x, lambang 4 sama dengan lambang 12.
Jadi inget pelajaran kuliah :D Logika matematika emang rumit karena banyak teorinya :D
ReplyDeleteIya banyak yang terjebak pada logika yang salah ya mbak, contoh kecilnya kasus ini
Deletehalah..ada2 aja sampai segitunya sang kaka ya
ReplyDeletekalo saya memang kurang ngerti soal logika matematika
ReplyDeletejadi bisa nyimak aja hehehe
wkwkww lagi heboh ya nih matematika
ReplyDeletekalau melihat poto diatas saya juga setuju dengan gurunya... coret saja, la wong yang diminta perkalian, ya harus isi dengan perkalian dong ya.. kalau diminta pertambahan baru seperti tambah itu...
ReplyDeletekalau saya malah gak paham kalau di logikakan, kalau melihat gambar baru paham, matematika saya jeblok mbak, saya malah sempet benci pada guru matematika ... tapi eh sekarang malah kerjaan saya sehari perhitungan bangunan dan perencanaan... mema bener kata orang tua, benci itu adalah doa katanya xixixi ...
nomer 6 dan 9 kenapa dibenarkan, kan konsep si murid ngerjainya salah
ReplyDeleteya bener lah, pas kebeneran angkanya sama.
DeleteMasak benar disalahkan, makin disalah2kan gurunya, malah makin digoblogk2kan guru. Duh kasian guru-guruku, jasanya gak pernah dihargai malah diinjak2 karena kasus ini
Deletekan " konsep " dari si murid salah pas ngerjain. kebetulan aja angka nya sama makanya jadi benar.
Deletetolong guru jangan ada penilaian. kalo salah ya dibimbing biar bisa. jangan dinilai.
jangan karena ikan ngga bisa manjat pohon terus di judge bodoh.
tapi di bimbing biar bisa menemukan tempat berenang.
Wah, kan bener nulis konsepnya mas. Kayaknya masalah bukan ada pada guru, tetapi ada pada kakaknya yang enggak terima hasil "ngerjain" PR adiknya disalahkan. Jadi nggak ada yang judge bodoh seperti komentarmu. Hanya kamu yang ngomong begitu.
DeleteSaya yakin, guru sudah benar kok. Ini akan menjadi rekaman buat si murid kalau ada soal yang sama dia akan ingat kesalahannya dan akan menjawab dengan jawaban benar.
Dan yang bermasalah kayaknya kamu sendiri, gak bisa melihat konsep yang benar, orang konsepnya benar di salahin. Kalau kamu melihat prosesnya itu benar.
Deleteaku tanya... murid pas ngerjain no 6 dan 9 itu pake konsep yang benar apa yang salah ?
Deleteibarat nya di dunia blogger " membuat artikel yang jelek aja ngga bisa gimana mau bikin artikel yang bagus "
dunia sekolah sekarang memang memprihatinkan.
anak anak di ajari untuk berorientasi pada " nilai - nilai "
guru harus kreatif... bagaimana agar anak lulusan smp bisa langsung ber -usaha dan ber penghasilan jutaan perbulan.
tidak semua anak punya biaya untuk meneruskan sekolah.
maaf jadi kmana mana dan sedikit curhat.
Ngapain sampai mikir segitu. Nggak penting kale bagi guru. Yang bener ya guru jelasin sebenarnya. Tapi apakah kita tahu tindakan guru? Jadi ya nggak perlu dibahas. Kok repot mikir sejauh itu
Deletenah watak guru yang kaya gini nih ... ngga berubah dari dulu haha
Deleteuntungnya saya bukan guru ya :p
DeleteSEmoga guru-guruku sabar dikatain begini :p
Matimatika itu gk asal hitung aja ya. Pake logika juga, krna itu pasti.
ReplyDeleteterima kasih perkongsiannya, mudahan ramai dapat manfaatnya/
ReplyDeletekasihan sekali si anak SD yang di didik sama guru yang seperti itu, gak asik bangettt...hehehe. maap saya tidak berbicara dari sudut pandang seorang ahli matematika, bukan juga dari sudut pandang seorang dokter yang ngasih resep 3x2 di plastik obat, apalagi dari sudut pandang seorang tukang cuci cetak poto ukuran 3x4, semua pasti punya ketentuan2nya sendiri.
ReplyDeletebolehkan kalau saya bicara dari sudut pandang orang yang ingin belajar matematika. saya butuh guru yang menyenangkan. butuh guru yang luwes dan gak kaku. butuh guru yang punya banyak cara untuk membuka jalan pikiran saya yang masih tertutup. saya butuh guru yang berfikiran luas, tidak monoton apalagi malah berfikiran menyempit.., saya juga butuh guru yang cantik,tapi kalau ada..
tolong ajarkan saya matematika dengan banyak cara, sampai saya ngerti dan paham syukur-syukur malah menyukai.
tolong di bantu ya...
di bantu ya...
BEnar2 guru idaman itu kang.
DeleteSayangnya yang kita tahu cuma gambar foto yang diupload kang. Jadi nggak bisa menjudge cara mengajarnya si guru. Kalau sekedar saran untuk guru-guru yang lain, akan sangat bagus itu kang.
Oh iya saya bantu ya kang.
bantu keprok kan. prok.prok.prok wkwkkw
Kalau kejadiannya ini di sekolah negeri saya bisa bayangkan kenapa ini terjadi kang... jumlah siswa yang meskipun sekarang sudah dibatasi tetap cukup besar untuk kapasitas satu orang guru... kalau sekarang sepertinya 1:30 ya.. 1 guru menghadapi 30 anak itu wow banget lo, apalagi untuk ukuran anak kelas 1 atau 2 SD... benar-benar menghabiskan tenaga... belum masuk ke materi untuk menenangkan dan membuat mereka tertarik saja butuh warming up sampai setengah jam sendiri... padahal berapa jam mata pelajarannya... dan setahu saya setiap ada PR yang dinilai langsung oleh gurunya setelah diberi nilai, meski disalahkan seperti itu biasanya setelah dibagikan akan diberikan pembahasan ulang.. mengapa salah.... yaaa semoga saja itu yang terjadi pada guru tersebut.... karena ini cuma sepenggal foto saja... kita nggak tahu cerita lengkapnya seperti apa :) #pengalaman mengajar SD 50 orang anak dalam sekelas dan kapok nggak lagi2... milih ngajar di lembaga dengan kelas kecil max 10... :D
DeleteYang Nunu katakan logika itu sebetulnya konvensi. logika adalah 4x6 = 6x4. atau 4+4+4+4+4+4 = 6+6+6+6. Anda katakan "Ingat resep dokter", seharusnya ingat logika matematika. kok kebalik... dokter menulis 3 x 2 karena malas menuliskan lengkap 2 tablet 3 kali sehari. yg artinya konvensi dari bidang kedokteran, 3 x 2 adalah 2 tablet 3 kali sehari. seharusnya si murid tidak disalahkan karena memang tidak ada yg salah
ReplyDeleteLain kali aku minta pak dokter untuk tidak malas nulis ah kalau berobat :D
Deletekok saya jadi kayak pak tarno ya bu..?? ya sudahlah, salam kenal aja. semoga bangsa indonesia menjadi bangsa yang cerdas dan selalu menerima perbedaan pola pikir yang ada. kalau tujuannya pembenaran ya di benarkan saja sudah.. gak usah saling menyalahkan. karena orang akan lebih mudah menerima pembenaran dari pada disalahkan. hehehe
ReplyDeleteHihi, bukannya emang pak tarno ya,
DeleteKalau pembenaran, kamu terkesan mengejek kebenaran, kalau meluruskan bisa jadi boleh, karena yang benar sekalipun bisa bengkok. Si kakak dalam foto itu tidak salah, tetapi masih bengkok alias kurang tepat terhadap pembahasannya, sehingga perlu diluruskan.
Saya juga tidak bisa menjudge gurunya benar, bisa jadi juga bengkok karena tidak menjelaskan. Kita disini kan tidak tahu bagaimana pola guru mengajar. Jadi yang bisa ya meluruskan sebenarnya konsep matematika
Hehe salam kenal ya.
ealaaahh bu... manot karep'e seng bersangkutan aelah. wilayah saya cuma menyimak dan sedikit nyeplos ngasih komentar, kayak di wedangan nasi kucing sambil nyokot tempe gembuss.. wkwkwk....
Deleteterimakasih sudah mampir di warung nasi kucing saya :D
Deletejangan lupa bayar yaa
sama-sama bu...
Deletebayarnya boleh pake KTP dulu gak??? tanggal tua. :D
Dulu saya pernah kuliah, mat kul nya writing. semua soal yang saya jawab benar grammar dan tensesnya. tapi dosen itu kasih nilai 2 ke saya.. dari 5 soal... 4 soal kalimat, lupa saya kasih titik (.) di akhir kalimat. hanya satu yg saya kasih tanda baca titik... hehe... Yah, apalah arti sebuah titik kan?.. tapi sangat berarti ternyata, kalimat tanpa titik itu,dianggap salah sm dosen ku. haduuuh.
ReplyDeleteHahaha... so simple ya mbak.. tapi tanda baca jelas berpengaruh besar dalam sebuah tulisan :)
DeleteEntah kenapa saya malah ngakak baca komennya pak Edi Suriyanto
ReplyDeleteBapak ngerti nggak sih? :P
Jadiiii, ada buku BARU lagi ya mak? Kereeen... mak Nunu TOP BGT deh *enggak salah fokus kan?*
ReplyDeleteSetuju mbak. Aku juga kurang respect sama tindakan si kakak. Nggak seharusnya dia begitu.
ReplyDeleteTapi kok aku juga kasian sama si anak SD-nya ya mbak? Kasihan karena dia dapat nilai 20. Pasti dia sedih.
Apa nggak lebih manis kalo Bpk/Ibu guru tidak memberi nilai berupa angka? Apalagi dengan tinta merah begitu. Kesannya gimana gitu. Kalo nilainya 100 sih oke aja, walau dengan tinta merah.
Mungkin lebih baik kalo nilai diberikan secara deskriptif, bukan angka. Bpk/Ibu guru tidak menyalahkan secara penuh, tapi memberi bimbingan.
"Ani hampir benar. Tapi ada jawaban yang lebih benar. Begini loh..."
Jadinya kan si Ani nggak shock. Kasihan loh
Kalo Bpk/Ibu gurunya dibully sih mungkin masih fine-fine aja. Lah kalo si Ani, dapet nilai 7 aja bisa nangis guling-guling tuh
sebaiknya sang guru memberi nilai 1/2 di setiap soal yang salah dengan di sertakan contoh jawaban yang benar, agar murid nya bisa mengerjakan soal yang sama dengan benar di kemudian hari.toh inikan buat anak kelas 2 SD agar mental nya tidak down, ketika si anak sudah bertanya dan jawaban nya benar tetapi langsung di salahkan tanpa ada contoh soal yang benarnya. kecuali sang guru sudah memberikan contoh soal atau memberikan perintah kerja yang jelas untuk mengisi soal tersebut
ReplyDeletetidak ada nya contoh soal dan perintah kerja untuk mengisi soal tersebut menjadikan jawaban nya adalah benar
ReplyDeletelain hal nya jika ada contoh soal atau perintah kerja dari soal tersebut maka jawaban itu adalah salah karena sang kk tidak mengikuti contohnya
tidak ada nya contoh soal dan perintah kerja untuk mengisi soal tersebut menjadikan jawaban nya adalah benar
ReplyDeletelain hal nya jika ada contoh soal atau perintah kerja dari soal tersebut maka jawaban itu adalah salah karena sang kk tidak mengikuti contohnya
Btw, aku tertarik sama komentarnya mas Edi Suriyanto nih mbak.
ReplyDeleteDengan menggunakan konsep bacaan seperti yang mbak Nunu jabarkan:
jika a = 4, maka
a+a+a+a = 4xa = 4x4
lalu apakah 4xa disana akan sama dengan ax4?
Harusnya kalo menurut logika itu nggak sama..
Lalu?
Hihi.. maap ya mbak. Cuma pikiran pelajar biasa yang sempet merasakan manisnya nilai D untuk kalkulus :D
Saya menyimak saja ya mbak.. hehe
ReplyDeleteMenarik mba. Saya malah lebih setuju sistem mengajar seperti dulu. Tingkat SD jgan terlampau tinggi dgn teori-teori pendidikan (sampai kurikulum 2013). Anak SD cukup diajarkan "Tahu" saja. Mereka belum paham betul apa itu perbedaan A dengan a. Guru mengarahkan supaya siswa memahami dengan benar. Coretan salah sama saja pukulan bagi siswa tanpa dibuat catatan apa yang salah. Karena "tidak tahu" tersebut siswa akan lari ke orang yang lebih mengetahui hal serupa. Jadilah lari ke orang terdekat (orang tua atau kakak). Pendidik sekarang lebih fokus ngurus sertifikasi dibandingkan menjelaskan pelajaran dengan benar.
ReplyDeleteKayaknya si guru bukan cuma mencoret, sudah ada tuh penjelasannya :D
DeleteSaya melihat enggak pakai kacamata ini, semoga bukan salah mata saya :p
pertanyaan guru seharusnya begini "Jika 5 X 4 = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 , tentukan 6 X 4". Jika dengan pertanyaan ini anak jawabnya 6+6+6+6, barulah salahkan.
ReplyDeletedi Matematika, Pengetahuan sangat sedikit, ketimbang Keterampilan. Mungkin ada yang berargumen, kalau pertanyaannya begitu anak ya bisa. Ya, memang anak supaya bisa! Kalau mau menjebak, bukan di Matematika," kritiknya.
Dosen Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB, Prof. Dr. Iwan Pranoto
Serius om ini komentar kamu yang paling berdasar. Gak asal kayak sebelumnya. Aku setuju kalau ini
DeleteItu karena sang kakak belum tau konsep matematika. Aku aja yg anak IPA hampir lupa, dan baru keinget lagi setelah baca postingan ini :p
ReplyDeleteAku ingat karena dulu jawabnya kayak di atas, cuma bener pas perkalian kembarnya sehingga dapat nilai jeblok. Itu yang membuat terekam hingga sekarang hehe
DeleteAku ingat karena dulu jawabnya kayak di atas, cuma bener pas perkalian kembarnya sehingga dapat nilai jeblok. Itu yang membuat terekam hingga sekarang hehe
Deletesaya mengutip penggalan kalimat diatas seperti ini :
ReplyDelete"blablabla.. Sehingga jika ditulis: 3 x (minum) 2 (obat) =2+2+2 bukan 3+3 "
angka 3 itu mewakili variable apa yya ???
kenapa variable minum anda letakkan setelah perkalian X
harusnya 3 minum X 2 obat.
coba pikir lagi matematika nya.
Terlalu rumit penjelasanmu, kalau enggak mau pakai teori matematika juga gak papa, toh kamu juga bisa kan baca resep dokter. Males jelasin ke kamu, karena kamu gak pakai teori matematika.
DeleteSudah saya kasih pilihan pemahaman teori, kalau kamu gak paham tentang teori minum obat bisa pakai teori lainnya.
DeleteItu pilihan kamu mau terima dengan teori matematika atau dengan teori "ngawur" buatanmu.
Silakan pilih, bukan hak saya memilihkan :p
lagi, mengutip artikel diatas, saya setuju perkalian obat dalam kedokteran itu hanya sebagai perlambang! bukan perkalian matematika.
Deletedlm matematika seperti ini :
3 X (minum) 1 (obat) = salah!
3 (minum) X 1 (obat) = benar!
minum = jumlah minum
obat = jumlah obat
,penempatan variable minum yg pertama itu salah! karena variable minum dan variable obat sebagai bilangan yang dikali digabung jadi satu. pertanyaannya, angka tiga itu mewakili variable apa ????
makanya aku blg di resep dokter itu bukan perkalian matematika. tp sebagai lambang/kodenya saja !
Iya aku berani menantangmu debat terbuka, silakan terima tantanganku ya. Jangan cuma komen dan bikin teori ngawur.
DeleteLagian aku gak bilang itu variable, hai bro ini masih pelajaran SD kelas dua belum ada variable, itu pelajaran SMP. Kamu ini ngerti pembahasannya nggak sih? Itu hanya penjelasan untuk memahamkan teori. Kan sudah ada keterangan, bacanya. Jadi ya dibaca dong.
Atau kalau berani, "bantah buku dengan buku"
DeleteSilakan dibukukan teorimu itu. Saya tunggu ya.
Itu baru keren bukan cuma bikin teori ngawur
Saya juga kemarin membahas ini di blog, hampir sama dengan apa yang saya alami sendiri waktu masih duduk di bangku SD dulu.
ReplyDeleteMbak Nunu Elsa, sebaiknya tidak semua komentar perlu di tanggapi karena tidak semua orang yang berkomentar paham dengan apa yang dia baca.
ReplyDeleteHihi iya benar..... Toh sudah saya buktikan dalam bentuk buku ya. Kalau cuma nggedebus semua orang juga bisa
Deletesuka banget sama jawabannya mbak nunu yang ini :)
Deletekonsep dasar matematika vs hukum komutatif matematika... korbanya anak kelas 2sd ,,,,
ReplyDeletesecara konsep dasar guru itu benar ..
secara hukum komutatif guru itu salah , karena dlm hukum komutatif bebas penempatan angka 4x6 = 6x4 ,,, :) mgkn harusnya lebih bijak lg menilai
wahhh ini yang jadi ramain dibicarakan di sosmed ya kak? aku kmarin pnah liat untuk gambar yang ada soal + jawaban adiknya itu dibawahnya ada tulisan kakaknya yg dibawahnya itu menyalahkan gurunya,, hehhe,,
ReplyDeletetapi dengan demikian akan menjadi pelajaran juga untuk guru, siswa ataupun orang tua agar bisa lebih memahami cara belajar anaknya yg mendapatkan PR dari sekolahan,,
#Kunjungan Perdana Kak,, kunbal ya? :)
kelihatannya simpel, tapi mendasar :)
ReplyDeleteya mudah - mudahan kasus ini menjadi bahan evaluai kedepannya. semoga mutu pendidikan indonesia menjadi lebih baik.
ReplyDeletenunu coba balas pertanyaanya rendra nuan yang salah itu logika matematik dasar apa hukum komutatif perkalian.?
ReplyDeletesemua ada dasarnya
dan semuanya dimuat dibuku .
Benar semua ada di buku, tapi tidak dalam satu buku dan satu materi. Semua diajarkan berjenjang. Kalau si anak SD dibenarkan tidak tepat timingnya. Karena si anak SD sedang belajar materi logika dasar. Sementara hukum perkalian ada di kelas 4 atau 5 gitu seingatku.
DeleteDan tau gak sih mbak, yang nge-bully gurunya itu memang sudah hobi kali, kadang saya jadi curiga jangan2 mereka gak pernah tau konsep dasar / definitif dari matematika...
ReplyDeleteMeski matematika adalah pelajaran yang saya benci dan saya lemah di sana, tapi memang benar kita harus menguasai logika dasarnya agar nantinya tidak bingung ketika dihadapkan kasus di dunia nyata :)
ReplyDelete
ReplyDelete=Petualangan Habibi=
Nanti Habibi akan masuk sekolah menengah, dan akan dapat PR lagi.
1. x+x+x+x+x+x =....
2. y + y + y = ....
dan Habibi akan tanya kepada kakaknya,"Bagaiman ini kak?"
Ia menjawab,"Waduh aku tidak bisa, bagaimana mau dihitung nggak ada angkanya sama sekali. Wah gurumu gimana sich, besok saya protesnya?"
Tetapi akhirnya Habibi bersorak. "Yes... aku bisa, aku bisa!!!!!"
Kemudian ia mengerjakan dengan cepat.
1. x+x+x+x+x+x =6x ------------> bukan x6
2. y + y + y = 3y ----------------> bukan y3
Terima kasih bu guru....
Aku ingat berkat PR matematika 4 tahun yang lalu, dapat nilai 20.
Terimakasih bu, aku ingat berkat coretan TINTA MERAHMU
Maafkan aku....
========
Inilah ilustrasi sambungan konsep matematika itu...
kadang kita bisanya cuma menyalahkan tidak mengerti tujuan pembelajaran yang disampaiakn guru tersebut.
Terimakasih Pak Didin, setiap kesalahan selalu menjadi pelajaran ya pak, jika anak dibenarkan anak tidak akan tahu letak salahnya dimana
Delete