ilustrasi: tribunnews.com |
Pas nonton berita hari ini di sebuah stasiun televisi, terkejut baca captionya, "Pin Emas Bagi Anggota DPRD". Ngebayangin emas dalam bentu pin tentu saja nggak mungkin satu gram dua gram. Minimal 5 gram. Dan ini enggak tanggung-tanggung, masing-masing anggota DPRD mendapat dua pin emas bernilai 16 gram atau seharga 12 juta untuk 1 anggota DPRD. Bagi-bagi pin emas ini terjadi di DPRD Sumatera Utara pada saat pelantikan anggota DPRD periode 2014-2019. Sungguh sebuah nilai anggaran yang enggak sedikit dengan total DPRD sebanyak 100 orang, sudah mencapai 1,2 Milyar lebih. Mengandung seribu tanya, Apa pentingnya PIN EMAS bagi anggota DPRD?
Aku sendiri gemes ya, apalagi berkaca pada maraknya anggota DRP yang sudah menggadaikan surat pengangkatan sebagai anggota DPR untuk meminjam uang bank. Apa tidak semakin memudahkan anggota DPR untuk menjualnya jika butuh uang. Padahal pin emas tersebut dimaksudkan sebagai tanda pengenal sebagai anggota DPRD Sumatera Utara. Kalau bukan untuk tanda pengenal apa iya semudah itu bagi-bagi harta negara untuk kepentingan pribadi DPR? Malah dalam berita tersebut salah seorang anggota DPRD terang-terangan mengatakan Pin Emas itu tidak ia pakai dan hanya ia simpan. Lha.. apa namanya dong kalau bukan bagi-bagi harta negara? Kalau disebut sebagai penghargaan, DPRD masih baru menjawab dan melakukan apa-apa?
Meskipun DPRD tersebut tidak di provinsi tempat aku tinggal, tapi gerah banget ya sama sikap mereka. Entah apa dibenaknya ketika para DPRD tersebut menerima pin emas tersebut. Tidakkah itu malah mencederai image DPRD. Sangat disayangkan kepemimpinan Jokowi dinodai dengan hal-hal yang berbau bagi-bagi harta negara. Jika mereka merasa perlu memakai pin tanda pengenal, cobalah realistis dengan menggunakan pin biasa pada umumnya. Toh ujung-ujung pin mereka hanya mereka simpan untuk menumpuk pundi-pundi pribadi.
Aku sangat mengecam hal ini! Dan meminta para DPRD mengembalikan harta negara difungsikan sebagaimana mestinya. Masih banyak kebutuhan negara yang lain daripada mengenyangkan perut besar mereka. Masih ada busung lapar, dan mengais-ngais makan dari sampah. Tolong beri perhatikan pada mereka.
Sungguh memprihatinkan ya mbak ada PIN malah gak dipakai, malah disimpan di kotak dan dimasukan ke lemari, terus lemarinya disimpan dikamar, terus kamarnya di kunci.
ReplyDeletemasak yg begini mau milih wakil kepala daerah ya, mbak?
ReplyDeleteampun deh...ada-ada aja
ReplyDeleteYg saya ga ngerti otaknya terbuat dri apa sch Mbak, apa sama dg kita2 gini ga ya... ga ad nurani sdikitpun,...
ReplyDeletengenes
ReplyDeleteweleh weleh....menyedihkan sekali :(
ReplyDeleteAduh.. DPRD tempat ku tinggal pulak itu.. Malu.. :(
ReplyDeletewalah, ada2 saja, modus
ReplyDeletebaru tau pin yang sering di pakai anggota dpr itu terbuat dari emas
ReplyDeleteMeski dapat pin emas tapi kalo kerjanya gak becus mah kagak memberi rasa hormat rakyat pada DPR...
ReplyDeleteAduh.. DPRD Sumut pula yg gini. Jdi malu aku sbagai warga Sumut
ReplyDeleteWah bagi2 emas pake duit rakyat.. Itu nggak nambah kewibawaan atau kinerja,,, hadeh
ReplyDeleteIkut prihatin
ReplyDeleteBukan menjadi suri tauladan yang baik ya..hikks
ReplyDeletePesan bagi anggota DPR yang baru masa bhakti 2014-2019 harus jujur, dan jangan sampai diciduk oleh KPK. Jangan juga hanya mementingkan parpol atau koalisinya saja. Anda dipilih rakyat, Anda harus bertanggung jawab kepada rakyat yang telah memilih Anda. Selamat bekerja!
ReplyDelete