Ilustrasi; seringkali perempuan bimbang antara menuruti kemauan orang tua atau suami? (credit gambar) |
Permasalahan Ayu Ting-Ting terkuak saat dia dihopnotis Uya Kuya dalam program Susu (Suka-suka) Uya di MNCTv. Dengan berurai air mata Ayu menumpahkan isi hatinya tentang rumah tangganya yang kandas bersama Enji. Diungkapkan oleh Ayu, ia pernah meminta resepsi pernikahan hingga berujung keluarnya talak dari mulut Enji. Yang perlu digaris bawahi adalah bagaimana mungkin bisa keluar talak? Ternyata Enji memang tak menginginkan adanya pesta kecil ataupun besar. Tetapi Ayu menuntut hal tersebut yang merupakan keinginan orang tuanya. Sebagai anak dia mencoba menyenangkan orang tuanya.
Tak salah memang, setiap anak selalu ingin membahagiakan orang tua. Tetapi ketika seorang perempuan menikah ketaatan utama harus kepada suami. Bukan maksud menghakimi Ayu atau menggibah, ini mengingatkanku tentang percakapan dengan seorang teman Oktober 2013 lalu melalui inbox facebook.
Maaf mbak sebelumnya, cuma mau tau pndapat pean aja. Kenapa Suami harus taat sama ibunya. Padahal perempun kan juga punya ibu, tapi kalau udah menikah harus wajib ngikutin suami. Tapi kenapa suami masih diwajibkan atau harus mengutamakan ibunya sendiri sedangkan perempuan tidak.
Pertanyaan di atas memang terlalu dalam bagiku yang ilmunya masih cetek. Bahkan aku merasa tertepuk pundakku, "hey Nu, tak capek kau selalu mengikuti permintaan suamimu. Seringkali bahkan setiap pekan kau diajak pulang ke rumah mertuamu, tapi untuk mudik ke kampung halamanmu yang tak begitu jauh harus menunggu 1-3 bulan bahkan lebih. Tidakkah suamimu itu egois? Dia kerap menuruti segala permintaan mertuamu tapi permintaanmu yang sepele kau harus merengek dulu."
Memang kenyataannya demikian. Tetapi dengan pertanyaan temanku, aku merasa tak sendiri. Bahkan ketika aku mencoba mencari jawaban yang lebih tepat aku bertanya kepada temanku yang lain yang kuanggap ilmu agamanya lebih dalam. Pun merasakan hal sama. Itu sangat manusiawi sekali, sesolikhah apapun sang perempuan.
Jadi tak perlu risau dengan perasaan tersebut wahai perempuan-perempuan dambaan syurga. Itu nikmat kita sebagai fitrah istri. Tak perlu menolak bahkan membangkang mencoba menyelaraskan derajat kita dengan suami. Selagi itu masih baik dan tidak menyalahi akidah, ketaatan kepada suami lebih utama. (bersambung, Taat Kepada Suami Surga Untuk Orang Tua)
Memang kenyataannya demikian. Tetapi dengan pertanyaan temanku, aku merasa tak sendiri. Bahkan ketika aku mencoba mencari jawaban yang lebih tepat aku bertanya kepada temanku yang lain yang kuanggap ilmu agamanya lebih dalam. Pun merasakan hal sama. Itu sangat manusiawi sekali, sesolikhah apapun sang perempuan.
Jadi tak perlu risau dengan perasaan tersebut wahai perempuan-perempuan dambaan syurga. Itu nikmat kita sebagai fitrah istri. Tak perlu menolak bahkan membangkang mencoba menyelaraskan derajat kita dengan suami. Selagi itu masih baik dan tidak menyalahi akidah, ketaatan kepada suami lebih utama. (bersambung, Taat Kepada Suami Surga Untuk Orang Tua)
ilmu bangeeeet, jadi utamanya harus tetep taat ke suami ya kalau udah nikah nanti, makasih ka :)
ReplyDeleteKalau ketaatan suami terhadap mertuanya gimana mbak? Bukankah setelah menikah, orang tua kita juga menjadi orang tua bagi suami (begitu pun sebaliknya).
ReplyDeleteKalau bisa menuruti tak masalah mbak... semua kan tergantung suami. Sebagai istri, harus mendukung apa yang diambil suami selama masih dalam kebaikan
DeleteSalah satu ladang pahala sebagai wanita (yg sudah berstatus istri) tu salah satunya mengesampingkan ego utk taat pada suami ya Mbak... apalgi kalo inget bahwa yg nomor 1 bagi istri tu suami, sedangkan yg nomor satu bagi suami tu ibunya, itu kan rawan bikin cemburu banget kalo sbg istri nggak bisa mengesampingkan ego.
ReplyDeletesemoga kelak saya mampu mengesampingkan ego :)
setuju banget ama mbak nunu,,,setelah menikah surganya wanita itu di suami,,kalo wanita taat pada suami maka insyaallah wanita itu telah membantu orang tuanya masuk surga,,,
ReplyDeletenunggu kelanjutan kisah ini :)
ReplyDelete