|
Situs Candi Jedong |
Bisa dibilang kali ini wisata tanpa sengaja. Bonus ketika ngantar mertua berobat ke daerah Mojosari, nggak jauh dari tempat terapisnya ada bangunan candi. Hmm,, penasaran, sambil menunggu mertuaku terapi aku dan suami melenggang ke tempat candi tersebut. Cuma jalan kaki, paling ada 25 langkah saking dekatnya.
|
Candi Sungging di Situs Candi Jedong |
Namanya Candi Jedong. Kabarnya candi ini lebih tua dari candi tikus di Trowulan. Dari hasil googling, Candi Jedong dibangun pada masa kerajaan Mataram Kuno. Terdapat dua buah bangunan candi dalam sebuah areal taman yang luas. Bersih, tertata dan rapi, namun masih sedikit tanamannya. Meski demikian tidak mengurangi kesejukannya, karena candi ini terletak di lereng Gunung Penanggungan, tepatnya di daerah Jedong, Kec. Ngoro, Kabupaten Mojokerto.
|
Pose di depan candi Sungging |
Sebenarnya candi ini terbuka untuk tempat wisata, sayangnya belum banyak pengunjung. Ketika kami datang tempatnya sepi, dan memang kondisinya seperti ini setiap hari. Kebanyakan wisatawan dari lokal yang merupakan anak sekolah seperti kegiatan Pramuka. Kami langsung menuju bangunan singgah tempat penunggu candi Jedong ini. Tidak ada tiket masuk sama sekali, kami hanya disodori buku tamu dan bebas berfoto ria. Sayangnya, saat itu candi baru saja mendapat perawatan khusus yang dilakukan oleh tim pusat selama satu minggu sebelumnya. Sehingga candi tidak boleh dinaiki untuk beberapa waktu.
|
Jalan-jalan sore di taman candi Jedong yang Asri |
Menurut abah Wage terapis yang memijat mertua, kedua bangunan candi ini memiliki nama Sungging Adi Luwih. Sebelah kanan atau yang dekat dengan gunung namanya Sungging, sementara yang kiri namanya Adi Luwih. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Jika Sungging lebih tahan bergadang (jarang tidur) daripada menahan luwih (lapar/puasa) sementara Adi Luwih, lebih tahan puasa (seperti namanya, luwih dalam bahasa jawa adalah lapar) tetapi tidak tahan bergadang. Karena mitos jaman dulu puasa dan bergadang merupakan salah satu bentuk tirakat atau bertapa.
Jika disadari memang demikian. Orang yang kebanyakan tidur lebih kuat menahan lapar, sementara yang doyan bergadang biasanya banyak makannya. Kalau orang jawa bilangnya ndemimil, :D. Sekilas, candi Sungging memang lebih besar daripada candi Adi Luwih, yang kebanyakan tidur menahan lapar.
|
Mengamati candi Adi Luwih di Situs Candi Jedong |
|
Taman Situs Candi Jedong |
Cakep mba ^^
ReplyDeleteBagus candinya, Mbak Nunu. Kompleksnya juga terawat rapi ya...
ReplyDeleteasri, rapih dan bersih banget candi jedong... saya jadi pengen wisata ke tempat ini
ReplyDeleteKalo liat candi jedong ini saya jadi ingat candi gedong songo mbak, keren juga nih candi :D
ReplyDeleteMirip menara kudus, ya.
ReplyDeleteKenapa sepi ya, Mbak? Padahal keren gitu..
ReplyDeleteNanti ajak aku kesini ya nu :D
ReplyDeletekapan-kapan ke sono ah
ReplyDeletewah,g jauh nih dari mojoagung^^
ReplyDeleteWooow kalau naik motor brapa jam ya nu kira-kira dari Sidoarjo?
ReplyDeleteOra nganti sejaman mbak
DeleteTempatnya bagus dan bersih ya mbak...apa karena sepi pengunjung..? Jangan-jangan kalo rame pengunjungnya jadi kotor..duuh jangan sampe deh..!
ReplyDeleteWah, tempatnya asri, sejuk.
ReplyDeleteKayaknya masih sepi pengunjung ya, padahal bagus.
ReplyDeletePaling enak emang traveling, mbak. Jalan-jalan, apalagi ke situs prasejarah.
ReplyDeletewah, nama candinya kayak nama temenSMPku bu. Sungging Adi Linuwih :D
ReplyDeleteSepertinya bagus dan asri
ReplyDeletekeren mbak,,aku mau kesitu juga ah,,,
ReplyDeletebanyak situs bersejarah di indonesia, namun banyak pula yang tidak meu memeliharanya dengan benar, apa lagi mempelajarinya. makasih atas info yang mencerahkan ini. salam sahabat blogger dan ditunggu kunjungan baliknya. mahesa (makin hebat saja) buat blog ini.
ReplyDeleteTempatnya bersih dan terawat
ReplyDelete