Sudah hampir dua tahunan aku tidak menyabani warnet (warung internet). Terakhir kali tahun 2012 sebelum memiliki laptop sendiri. Baru Minggu lalu karena alasan jaringan aku memutuskan menyabaninya lagi.
Kaget dan miris melihat isi partisi drive di komputer warnet. Isinya penuh dengan gambar vulgar foto-foto tanpa busana yang tidak pantas sama sekali. Andai saja aku tidak berkepentingan mendownload sebuah gambar dari email, mungkin aku tak menemukan hal seronok ini. Padahal berkali-kali keluar masuk anak sekolah yang berseragam mulai dari SD hingga SMA yang kadang berpasangan laki-perempuan. Ah, ya aku tidak bisa berprasangka baik ketika itu.
Aku teringat keponakanku yang masih kelas 3 SD sering menjarah laptopku untuk mendownload foto-foto idolanya Sang Arjuna dalam film Mahabarata. Dalam kondisi ini aku masih bisa mengontrol dan mengarahkannya. Bagaimana jika dia di warnet? Kerap bersama teman-temannya juga melakukannya di warnet. Bilakah ia tahu isi foto-foto dalam drive warnet itu?
Warnet seakan menjadi salah satu biang kerok perusak moral generasi bangsa. Orang tua perlu melakukan kontrol intensif terhadap interaksi anak dengan dunia internet. Bila perlu orang tua selayaknya menyediakan fasilitas di rumah agar lebih mudah dalam pengontrolan. Tidak ada lagi alasan tidak ada waktu mengantar anak ke warnet atau melarangnya sama sekali jika si anak pergi sendirian sekalipun dengan teman-temannya.
Tidak untuk alasan mematikan rezeki pemilik warnet. Setali tiga uang dengan melarang anak-anak jajan junkfood di sekolah. Kita memikirkan keuntungan segelintir orang dibanding jutaan anak generasi emas bangsa ini. Jika pemilik warnet mau membuka mata bahwa para pengunjungnya kebanyakan anak-anak usia sekolah, setidaknya mereka mau membuat settingan hapus cache atau riwayat download yang ada disetiap komputernya. Cara ini memang dinilai masih belum membuat hati tenang, perlu adanya sinergi edukasi bisnis kepada penggerak usaha jasa warnet. Mungkin perlu dibuat peraturan tegas dari asosiasi pengusaha warnet untuk membuat range usia penggunanya. Bisa dengan memetakan komputer yang hanya untuk anak-anak diberikan pengaman khusus. Dan pada akhirnya orang tualah ujung tombak pengasuhan anak.
Lalu apa tugasku sebagai seorang blogger?
Dengan menulis inipun tak akan banyak membantu. Sasaran edukasi kepada pemilik warnet dan orang tua bukan tujuan utama dari tulisan ini. Mengingat sebagai besar dari pembaca blog ini adalah para blogger, merekalah sasaran utama tulisanku ini.
Ujung utama permasalahan ini adalah mereka yang dengan sengaja membuat konten-konten asusila semakin bertebaran dan mudah diakses secara bebas. Bahkan berita online yang sejatinya menjadi sumber pemberitaan, membubuhkan konten seksual menjadi bagian dari rubrik mereka. Meski dengan alasan edukasi seksual nyatanya konten tersebut hanya pantas diakses oleh orang dewasa. Dan anak-anaklah menjadi korban ketika mereka mulai penasaran dengan istilah-istilah seksual di dalamnya.
Kita memang tidak bisa menghentikannya. Terlalu lemah dan banyak menghabiskan tenaga. Satu dihentikan, akan bermunculan lagi konten-konten yang lainnya.
Maka tugasku sebagai blogger mengajak para blogger semua mengimbangi konten-konten tersebut dengan menulis tulisan Anti Pornografi. Membuat tulisan-tulisan sejenis yang berbau pornografi dengan isi yang berkebalikan.
Inspirasi dari aksiku ini adalah beberapa tulisanku sebelum-sebelumnya yang kerap disasar para pencari kepuasaan nafsu birahinya di dunia maya. Padahal isinya gak ada yang berbau seks sama sekali. Hampir setiap hari selalu ada kata kunci porno yang masuk ke postingan tersebut. Pada saat itu aku merasa puas banget, hati ini pengen nyukurin, "kena kau!". Apalagi satu kata kunci seksual tersebut posisinya keren banget di google. Termasuk penyumbang traffic potensial setiap harinya. Ada ratusan page views hanya dari kata kunci tersebut. Yes, aku bisa menggeser setidaknya satu konten porno di google.
Bagaimana jika aku membuat kata kunci serupa seperti itu?
Inilah misi yang sedang kulakukan. Tadinya aku melakukannya sendiri. Dan detik ini aku memakai toa menyerukan kepada blogger melakukan hal serupa.
Maka jangan heran jika foto-fotoku nantinya muncul bersandingan dengan foto-foto porno di google, karena aku sengaja memberikan file name "foto bugil" di dalamnya.
Pada kesempatan inipun aku berharap mendapat sambutan baik dari semua pihak. Bilakah ada sponsor yang berbaik hati mendukung aksi ini, ingin sekali aku membuat giveaway sehingga bisa mengajak lebih banyak blogger melakukan aksi yang sama. Ada atau tidak ada aku tetap mengkampanyekannya, inilah aksiku untuk bangsa ini.
Tidak untuk alasan mematikan rezeki pemilik warnet. Setali tiga uang dengan melarang anak-anak jajan junkfood di sekolah. Kita memikirkan keuntungan segelintir orang dibanding jutaan anak generasi emas bangsa ini. Jika pemilik warnet mau membuka mata bahwa para pengunjungnya kebanyakan anak-anak usia sekolah, setidaknya mereka mau membuat settingan hapus cache atau riwayat download yang ada disetiap komputernya. Cara ini memang dinilai masih belum membuat hati tenang, perlu adanya sinergi edukasi bisnis kepada penggerak usaha jasa warnet. Mungkin perlu dibuat peraturan tegas dari asosiasi pengusaha warnet untuk membuat range usia penggunanya. Bisa dengan memetakan komputer yang hanya untuk anak-anak diberikan pengaman khusus. Dan pada akhirnya orang tualah ujung tombak pengasuhan anak.
Lalu apa tugasku sebagai seorang blogger?
Dengan menulis inipun tak akan banyak membantu. Sasaran edukasi kepada pemilik warnet dan orang tua bukan tujuan utama dari tulisan ini. Mengingat sebagai besar dari pembaca blog ini adalah para blogger, merekalah sasaran utama tulisanku ini.
Ujung utama permasalahan ini adalah mereka yang dengan sengaja membuat konten-konten asusila semakin bertebaran dan mudah diakses secara bebas. Bahkan berita online yang sejatinya menjadi sumber pemberitaan, membubuhkan konten seksual menjadi bagian dari rubrik mereka. Meski dengan alasan edukasi seksual nyatanya konten tersebut hanya pantas diakses oleh orang dewasa. Dan anak-anaklah menjadi korban ketika mereka mulai penasaran dengan istilah-istilah seksual di dalamnya.
Kita memang tidak bisa menghentikannya. Terlalu lemah dan banyak menghabiskan tenaga. Satu dihentikan, akan bermunculan lagi konten-konten yang lainnya.
Maka tugasku sebagai blogger mengajak para blogger semua mengimbangi konten-konten tersebut dengan menulis tulisan Anti Pornografi. Membuat tulisan-tulisan sejenis yang berbau pornografi dengan isi yang berkebalikan.
Inspirasi dari aksiku ini adalah beberapa tulisanku sebelum-sebelumnya yang kerap disasar para pencari kepuasaan nafsu birahinya di dunia maya. Padahal isinya gak ada yang berbau seks sama sekali. Hampir setiap hari selalu ada kata kunci porno yang masuk ke postingan tersebut. Pada saat itu aku merasa puas banget, hati ini pengen nyukurin, "kena kau!". Apalagi satu kata kunci seksual tersebut posisinya keren banget di google. Termasuk penyumbang traffic potensial setiap harinya. Ada ratusan page views hanya dari kata kunci tersebut. Yes, aku bisa menggeser setidaknya satu konten porno di google.
Bagaimana jika aku membuat kata kunci serupa seperti itu?
Inilah misi yang sedang kulakukan. Tadinya aku melakukannya sendiri. Dan detik ini aku memakai toa menyerukan kepada blogger melakukan hal serupa.
Maka jangan heran jika foto-fotoku nantinya muncul bersandingan dengan foto-foto porno di google, karena aku sengaja memberikan file name "foto bugil" di dalamnya.
Pada kesempatan inipun aku berharap mendapat sambutan baik dari semua pihak. Bilakah ada sponsor yang berbaik hati mendukung aksi ini, ingin sekali aku membuat giveaway sehingga bisa mengajak lebih banyak blogger melakukan aksi yang sama. Ada atau tidak ada aku tetap mengkampanyekannya, inilah aksiku untuk bangsa ini.
bener mba .... klo sja disetiap warnet di blok system yg bgtuan dan setiap pc juga di psang penangkal ,,,mungkn bisa lebh meminimalisir penyimpanan file yg tdk etis ...
ReplyDeleteBetul sekali mbak, sebaiknya orang tua menyediakan fasilitas di rumah agar lebih mudah terkontrol .. Anak saya juga, saya larang pergi ke warnet, mending beli pulsa saja untuk modem hehehe
ReplyDeleteKalau nda salah kru dan para bintang film Mahabarata sedang berkunjung ke INDONESia YA. Kalau nda salah saya liat di sebuah berita ONLINE ya. Cuma lupa nama situs beritanya. Saya sendiri pernag sesekali liat satu atau dua episod film film Mahabarata itu. Fans sih tidak, cuma tau aja gitu deh
ReplyDeletemantep!
ReplyDeletekata kunci yg populer di blog saya jg cerita malam pertama, padahal itu cerita fiksi untuk monday flashfiction...
di blogku jg ada postingan yg tiap hari rame dikunjungi org2 mesum yg nyasar.. pdhl isinya ga ada porno2nya sama sekali.. hehe.. seru jg kalo bikin yg kek gt lg ya.. :D
ReplyDeletedi Siak ada satu warnet khusus siswa sekolah,g bisa buka media sosial dna yg aneh2 cuma buat materi pelajaran aja
ReplyDeleteboleh juga aksinya mbak. pengen ngikutin tapi belum ada ide.....
ReplyDeleteSetuju mbak...saya dukung aksi mbak Nunu. pengen buat postingan kayak gitu juga, tapi sayang belum ada ide..he..he...
ReplyDeleteWarung Blogger dulu punya program yang mirip namanya Gerakan PKK ( peduli kata kunci ) , tapi kayaknya agak mandeg sekarang....
ReplyDeletesemoga sukses dengan aksinya
alhamdulillah anak2ku jarang ke warnet, lebih baik aku sediakan modem sendiri buat browsing tugas.
ReplyDeleteSemoga sukses gerakannya ya Nu....
Sempat juga ada satu post di blog-ku yang selalu jadi sumber traffic, cuma gara-gara dalam post itu memuat kata "dewasa" dan "telanjang". Padahal dalam post itu aku sama sekali nggak memuat konten porno
ReplyDeleteSeandainya ya, Mbak, ada sponsor yang peduli aksi beginian. Saya juga membayangkan kalau blogger rame-rame nulis konten positif semua, bukan yang merusak anak bangsa ke depan.
ReplyDeleteiya,,gerakan PKK sekarang udah gak ada lagi sepertinya,,,tapi boleh juga nih idenya mbak nunu,,,
ReplyDeleteJempolll buat mba nunu, kalau bukan kita siapa lagi yang perduli
ReplyDeleteDitempat saya malah ada mbak warnet yang sengaja menyediakan konten dewasa untuk menarik perhatian pengunjung... sekarang sih udah tutup warnetya...
ReplyDeleteApa jadinya kalo terus-terusan seperti ini ya?
ReplyDeleteApalagi akhir-akhir ini kita disuguhi berita seputar kasus foto mesum PNS heeemm
Bahkan yang terbaru ada juga video erotis dari siswi MAN di Sumbok, Aceh. Oalah
Heheh dulu dengan blogku Kuliseo yang dihapus blogger, aku pernah menangin keyword seputar dewasa mbak, tapi isinya bukan konten dewasa. Hehe dari situ juga dapet banyak $$$ dah
ReplyDeleteBisa juga di coba, penjebakan kata kunci porno. Biar ketipu yg mencari konten porno itu ya. Tapi tantangannya ya harus bersaing seo sama situs porno yg asli..
ReplyDeleteBagus idenya
Kalau di warnet tempatku tidak ada drive permanen buat penyimpanan. Jadi sudah saya setting setiap komputer dimatikan histori dan kontent download user lama langsung hilang, begitu komputer dihidupkan kembali.
ReplyDeleteAkan tetapi untuk blocking url pornno memang agak sulit mbak, karena situs porno diinternet banyak sekali. Jadi bukan hanya pihak owner warnet yg harus aktif. Tapi juga pemerintah dan juga isp (providernya).
Konten asusila banyak mancing visitor ... ane kerjain aja visitor ane sampe kesasar ke blog ane .. mantep dah
ReplyDelete