Thursday, June 12, 2014

Hijab Fest, Syiar Akbar dari Penggiat Industri Kreatif

Hijab, atau penutup aurat bagi kaum perempuan, pada maknanya memang sudah mainstream bahwa hijab identitas kaum muslim yang membedakan dengan kaum non muslim. Islam sebagai agama mayoritas di negeri ini pun sebanding dengan muslim yang anti mainstream terhadap hijab, tak kalah banyak daripada yang berhijab.

Apa yang membuat demikian juga tak lepas dari sejarah hijab di Indonesia, pernah terjadi pelarangan hijab oleh pemerintahan rezim sebelum orde baru. Menurut desar-desus yang beredar (kala itu), pernah terjadi penyebaran racun yang dilakukan oleh pemakai hijab. Konon pelakunya, ternyata laki-laki yang menyamar dengan hijabnya. Sehingga terjadi underestimate, hijab dapat digunakan sebagai penyamaran. Banyak yang dicurigai termasuk organisasi-organisasi islam dibatasi segala aktivitas dakwahnya, bahkan terjadi ancaman. Terlebih mereka yang tak mematuhi tetap kekeuh menggunakan hijabnya, kerap mendapatkan amuk masa. Siapapun yang berada dalam suasana seperti ini, akan merasa tidak nyaman menggunakan hijab. Hingga menjadi sebuah kebiasaan, lebih baik tak berhijab untuk keselamatan.

Tetapi dengan tangan industri kreatif saat ini, hijab menjadi sebuah makna icon fashion bagi penggunanya yang disebut hijabers. Hijab memiliki makna lain yang lebih kreatif dan nyeni sehingga bisa diterima oleh kalangan muslim anti mainstream terhadap hijab. Terbukti, pertumbuhan fashion muslim sebanyak 7% setiap tahunnya, dengan 20 juta penduduk Indonesia yang menggunakan hijab (sumber: kemenperin). Ini juga tak lain karena peran kreatif Industri hijab dalam menciptakan karya yang mampu meminat pasar. Dari yang anti mainstream terhadap hijab, menjadi nyaman dengan hijab dijadikan sebagai identitasnya sebagai kaum muslim.

Saya dulu termasuk orang yang anti mainstream meskipun sadar betul bahwa saya muslim, harus benerin hati dulu sebelum berhijab. Padahal hijab bukan ukuran hati yang baik atau jahat, orang yang baik atau penuh dosa, tetapi merupakan perintah dari Allah SWT yang termaktub dalam surat Al-Ahzaab:59

"Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagiMaha Penyayang."

Padahal jelas, surat diatas merupakan perintah. Berdasarkan nalar sesiapa yang pernah anti mainstream terhadap hijab, alasan yang lebih bisa diterima adalah perkara mode. Hijab malah membuat penggunanya menjadi berantakan, tidak fashionable karena tak bisa berkreasi memainkan mahkota atau rambutnya yang notabene kudu ditutupi. Atau hijab semakin membuat penampilan jelek dengan mode yang begitu-begitu saja. Takut dianggap menjadi orang kuper dan nggak maju-maju.

Inilah sebuah tantangan zaman. Bagaimana dunia fashion, termasuk Indonesia Hijab Festival, juga bisa menjadi ladang syiar yang efektif untuk membuka hati para perempuan muslim bahwa hijab itu wajib, tanpa alasan. Kerja keras mereka (designer muslim kreatif) 5 tahun kebelakang dalam menciptakan fashion urban hijab baru, yang indah tanpa mengurangi nilai moral islami, juga turut mendorong orang lain berhijrah, dari yang tidak berhijab menjadi berhijab.

Dua hal yang tumbuh saling beriringan ini perlu wadah, bukan hanya sebagai penyambung buyer dan seller, Indonesia Hijab Fest yang memasuki angka empat diselenggarakan di Sabuga Bandung, menyatukan keduanya dalam forum akbar yang menasional, "The BIGGEST Hijab Gathering & Expo".

Dimana mereka bisa mendapatkan nilai kepercayaan apa yang menjadi pilihannya (untuk berhijab) adalah sebuah kebenaran. Bersilaturrahim dengan sesama (pemakai hijab) dari seluruh Indonesia, mulai dari mereka yang akan mengenakan hijab, baru mengenakan hijab, maupun public figur dari kalangan artis, dai dan daiyah. Mereka juga mendapat pengalaman baru bertukar seni bagaimana mengenakan hijab (hijab class) dari fashion stylist, serta beauty tips bagaimana seorang hijaber tidak hanya tampil cantik di luar juga cantik di dalam, salah satunya dengan penggunaan produk kosmetik halal.
Dewi Sandra, salah satu Inspiring Hijaber dalam perhelatan akbar, Hijab Fest ke-4 (sumber)
Karena kosmetik bukan cuma untuk berhias, tetapi juga untuk perawatan yang merupakan kebutuhan hijaber sehari-hari. Tetapi dengan kondisi pasar bebas sekarang, hijaber memang harus kritis terhadap berbagai kosmetik import yang belum jelas kehalalannya. Wardah kosmetik halal hadir menjawab keraguan tersebut agar muslimah tetap percaya diri dalam berpenampilan tanpa kekhawatiran iman. Seperti apa yang dikatakan oleh Dewi Sandra, brand ambasador of Wardah Beauty, "ada keindahan yang menyatu dengan hati" ketika produk kecantikan yang dipakai adalah kosmetik halal.

Gathering terbesarnya hijaber ini memang menjadi moment yang ditunggu bukan hanya hijaber yang notabene adalah kaum hawa, tetapi juga oleh anak-anak dan para ikhwan. Mereka turut menjadi bagian dalam serangkaian acara baik lomba maupun penikmat acara. Seperti lomba adzan untuk anak-anak, parade tausyiah dari ustadz, seminar produk halal, seminar fashion, talk show dengan para inspiring woman dan yang paling seru adalah family fun run bersama Dewi Sandra. Di mana para hijaber yang turut serta dalam acara ini boleh mengajak seluruh anggota keluarganya dari segala usia dengan syarat memakai pakaian muslim alias berhijab kalau perempuan meskipun kegiatannya adalah olahraga lari.

Komplit, Hijab Fest menyajikan semuanya. Meskipun acara Hijab Fest ke-4 sendiri telah usai sejak 01 Juni 2014 lalu, gaungnya di media sosial masih terasa. Banyak sekali bertebaran foto-foto acara Hijab Fest yang masih diunggah hingga sekarang. Rasanya, acara ini bukan cuma dinikmati oleh para hijaber Indonesia, gaungnya hingga ke negara tetangga menjadi nilai tersendiri, Indonesia Hijab Fest juga turut mengangkat fashion muslim Indonesia ke mata dunia.

Hiks, tak sabar menanti Indonesia Hijab Fest ke-5 :)






Sumber :
http://filmindonesia.or.id/article/99-cahaya-di-langit-eropa-1-2-imajinasi-islam-dalam-nalar-kekalahan
http://www.kemenperin.go.id/artikel/4051/Mimpi-Indonesia:-Kiblat-Fashion-Muslim-Dunia
www.indonesiahijabfest.com
http://www.wardahbeauty.com/id/inspiring-women/detail/11/dewi-sandra.html

7 comments:

  1. Hiks.. kapan di Bali ada hijab Fest ya? *melamun*
    Smoga sukses lombanya mba Nunu..

    ReplyDelete
  2. Setuju, Mbak. :D Mengenai hijab itu memang perintah, bukan masalah keimanan.. ^^

    ReplyDelete
  3. Jadikan hijab sebagai suatu perintah tuhan yang memang wajib di amalkan, dan intinya hijab itu untuk menutupi aurot bukan untuk menutupi prilaku buruk.

    ReplyDelete
  4. sukseees mbaaa....selalu takjub dengan para hijabers :)...cheers...

    ReplyDelete

Thanks for comming and no spam please

Follow
My twitter @ununtriwidana
My Instagram @nunuelfasa

Feel Free To Follow My Blog