Butik Dian Pelangi di Yogyakarta |
Awalnya aku enggak tahu. Pas tukang becak berbelok dari arah perempatan jalan. KH. Ahmad Dahlan, mata ini tertuju pada neon box. Mata ini emang rada kabur melihat logo dalam neon box dari kejauhan. Akhirnya kutanyakan suami, kali aja kenal soalnya enggak asing banget. Eh logo apa sih itu kok kayak kenal banget, tau nggak mas?
Itu kan butik Dian Pelangi dek. Ha? Si Mas sampai hafal logo butik Dian Pelangi atau emang mata Si Mas yang lebih benderang daripada aku sampai gak bisa baca dari jauh ya? *lupakan*
Belum selesai pembicaraanku sama Si Mas, tukang becak malah memberhentikan becaknya tepat di depan butik Dian Pelangi. Dalem ati, apa karena kami membicarakan butik Dian Pelangi ya sehingga dikira aku mau belanja dimari. Duh, mana kudu bawa uang minimal sejuta kalau belanja dimari. Abis donk. Gak bisa pulang.
"Pak langsung saja ke oseng-oseng mercon," pintaku saat aku sudah turun dari becak.
"Niki mbak oseng-oseng mercone," ujarnya menjawab permintaanku.
Owalah. Kayak hopeless, yah gak jadi ke butik Dian Pelangi ya :(
"Mampir ayo mas," rengekku.
"Lapar, dek."
"Iya, nanti selesai makan."
"Duwe duit piro?"
Ditanya begitu, hopeless beneran deh aku. Ternyata parkir tepat depan warung bertenda milik bu Narti ini penuh. Jadi pak becak parkirnya di depan butik Dian Pelangi. Dudul tenan aku, kenapa enggak melihat ke samping ya. Padahal warungnya penuh. Berjubel pembeli. Kami sampai enggak kebagian meja.
Beruntung pas aku pesan makanan ke mbak kasir dikasih tahu meja kosong. Itupun hampir rebutan sama orang yang kulihat dia sudah mau ambil ancang-ancang lari menuju meja. Ibu tersebut enggak tahu kalau aku juga mendekat menuju meja itu juga meski tanpa berlari. Karena aku yang lebih dekat, Aku deh yang dapat mejanya. Beuh, berasa kompetisi lomba lari di dalam warung makan. Meskipun menang tetap makan bayar sendiri. Hiks :(
Yuk makan, review belakangan :)
hahahahaha, kiraen yg menang mw gratis mbak .... :)
ReplyDeleteSalam SUkses Mulia ... :)
hai salam kenal mbak :)
ReplyDeletemantap gan
ReplyDeleterebutan meja kosong pas mau maem emg sesuatu,,aku pernah merasakannya juga,,,,
ReplyDeletewaah pasti mahal-mahal ya mbak.Kemarin aja iseng lihat di pameran.Harga pashminanya hampir dua ratus ribuan di kotak depan obral. Ada juga yg diobral 85 ribu.Trus lgs kabur gak berani lihat harga bajunya.hihihi...
ReplyDeleteHaha....kayaknya legend banget ya Mbak butiknya Dian Pelangi, sampe jadi bahan tebak-tebakan segala. Wah, tempat makannya bener2 penuh berarti kalau sampai lomba lari buat dapetin meja.
ReplyDeleteWah, pas makan oseng-oseng mercon beberapa waktu yg lalu di seputaran Jl Ahmad Dahlan, aku kepedesan banget sampe meler dan nangis, hahaha.... Pedesnya dahsyat...
ReplyDeleteAku bolak balik lewat outletnya DP tapi mau mapir kok ragu. denger2 sih harganya..lumayan...mahal ^^
ReplyDeleteOseng-oseng mercon itu kayak apa ya, Mbak? Belom pernah nyobain :p
ReplyDeletebelum pernah ke butiknya DP q mbk.pnasaran....
ReplyDeletehihi...ada ya butik DP di Jogja? Taunya butik Ria Miranda
ReplyDeleteehhh baru tau klo ada butik DP di jogja wkwkkw
ReplyDeletepdhl udah lama aku tinggal di jogja.
tapi sepertinya mahal sekaleeee
mendingan melipir ke deretan toko di jalan malbor aja deh
hehe