Meski telat upload aja deh hehehe
Terios 7 Wonders Sumatera Coffee Paradise |
Desa Sipatuhu yang merupakan penghasil Kopi Luwak di Sumatera, menjadi tujuan awal tim ekspedisi Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise. Sekilas dari ekspedisi ini, adalah perjalanan panjang Terios yang merupakan "Sahabat Petualang" bersama rekan-rekan media dan blogger Indonesia pilihan dalam mengungkap kekayaan menakjubkan nusantara dalam kopi Sumatera.
Bentangan kebun kopi dalam aktivitas petani kopi di Danau Ranau beriringan dengan produktivitas sentra pengolahan kopi KUD Karya Utama. Merekapun bukan hanya memproduksi, menjawab persaingan ketat pasar global, mereka juga berinovasi mengikuti kebutuhan pasar. Diantaranya kopi beraroma gingseng dan pinang, diproduksi bukan hanya hidangan seruputan belaka. Kopi tersebut diklaim mempunya citra untuk kesehatan penikmatnya.
Dari Sipatuhu tim ekspedisi Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise menuju Lahat sebagai bidikan pusat kopi di Sumatera selanjutnya. Lahat yang sempat memiliki image tidak menyenangkan terhadap pendatang, terjawab dengan mulusnya perjalanan tim Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise. Tidak ada halangan berarti kecuali menakhlukkan liku jalan dengan performa baik dari mesin 3SZ-VE 4 Silinder.
Kongkow dan kopipun menjadi satu paket keakraban dalam sambutan hangat Bupati Lahat, Haji Saifudin Aswari Riva’i terhadap tim Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise bersama warga di sebuah sudut jalan pasar lama, Lahat.
Kemakmuran petani Lahat mulai muncul kembali seiring dari upaya Bupati mengakat kejayaan Kopi Lahat. Salah satu petani kopi, Zahari Cikman dalam produksinya mampu memasarkan hasil kopinya hingga keluar Lahat, seperti Raja Basa dan Palembang. Dalam sehari, Cikman, sapaan akrab Zahari Cikman, mampu mengolah hingga 100 kilogram kopi dengan memberdayakan masyarakat sekitar.
Tak jauh dari Lahat, sekitar 48 km, Pagar Alam memiliki pesona menantang bagi tim Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise. Jalan terjal, perbukitan, dan bebatuan tak jadi soal karena performa Terios yang mumpuni dan makin teruji setiap perjalanan tim dalam mendapatkan pengalaman perjalanan terbaik.
Pagar Alam yang terletak di lereng Gunung Dempo, memberikan suasana sejuk dan menawarkan bentangan hijau perkebunan kopi pilihan. Meski tidak sedang masa panen, aktivitas petani kopi masih terlihat di kebun kopi untuk memetik daun kopi yang tidak sehat. Hal ini untuk menjaga kualitas hasil panen kopi. Dengan sesekali, petani kopi memetik beberapa kopi yang sudah ranum. Kopi-kopi yang dipetik itupun dikuliti untuk dibuang cangkangnya. Dari 100 kilogram kopi dihasilkan 60 kilogram biji kopi kupasan.
Puas menikmati suasana kebun kopi, tim Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise menikmati hasil olahan matangnya dari kopi Pagar Alam. Lengkap dengan irama alamiah dari gemericik arus sungai. Yap, suasana yang jarang ditemui oleh aktivitas normal Ibukota.
Kemakmuran petani Lahat mulai muncul kembali seiring dari upaya Bupati mengakat kejayaan Kopi Lahat. Salah satu petani kopi, Zahari Cikman dalam produksinya mampu memasarkan hasil kopinya hingga keluar Lahat, seperti Raja Basa dan Palembang. Dalam sehari, Cikman, sapaan akrab Zahari Cikman, mampu mengolah hingga 100 kilogram kopi dengan memberdayakan masyarakat sekitar.
Tak jauh dari Lahat, sekitar 48 km, Pagar Alam memiliki pesona menantang bagi tim Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise. Jalan terjal, perbukitan, dan bebatuan tak jadi soal karena performa Terios yang mumpuni dan makin teruji setiap perjalanan tim dalam mendapatkan pengalaman perjalanan terbaik.
Pagar Alam yang terletak di lereng Gunung Dempo, memberikan suasana sejuk dan menawarkan bentangan hijau perkebunan kopi pilihan. Meski tidak sedang masa panen, aktivitas petani kopi masih terlihat di kebun kopi untuk memetik daun kopi yang tidak sehat. Hal ini untuk menjaga kualitas hasil panen kopi. Dengan sesekali, petani kopi memetik beberapa kopi yang sudah ranum. Kopi-kopi yang dipetik itupun dikuliti untuk dibuang cangkangnya. Dari 100 kilogram kopi dihasilkan 60 kilogram biji kopi kupasan.
Puas menikmati suasana kebun kopi, tim Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise menikmati hasil olahan matangnya dari kopi Pagar Alam. Lengkap dengan irama alamiah dari gemericik arus sungai. Yap, suasana yang jarang ditemui oleh aktivitas normal Ibukota.
Menuju Empat Lawang, perjalanan tim semakin seru dengan kendali audio melalui lingkar kemudi, menghentakkan irama musik dalam mobil Terios. Inilah Kota Kopi Andalas. Dengan tagline Kawo EMASS (Ekonomi Maju, Aman, Sehat dan Sejahtera), Kabupaten Empat Lawang yang berdiri sejak 20 April 2007 menjadikan kopi sebagai lambang pemerintahan. Aroma khas persilangan antara kopi Robusta dan kopi Arabica menjadi kekhasan kopi Empat Lawang. Salah satu perkebunan terbesarnya berada di Desa Linggis Talang Kupang.
Selain kopi, pengembangan industri kreatif dalam pemanfaatan kayu kopi menjadi nilai ekonomis bagi warga lainnya. Kerajinan dari batang pohon kopi ini seringkali terlibat dalam berbagai pameran dan menjadi peluang usaha yang menghasilkan bagi masyarakat. Bahkan diklain begitu kuat dan tahan lama. Sayangnya, masih terkendala dengan pengiriman sehingga pemasarannya belum begitu luas.
Target berikutnya bagi tim Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise sebelum perjalanan panjang ke Bukit Tinggi adalah perkebunan kopi Curup. Dengan mengusung brand Kipas, sebuah industri menengah pengolahan kopi mengangkat nama Curup sebagai salah satu penghasil kopi hingga ke Padang.
Setiba di Mandailing Natal Sumatera Utara, tim mengakui ketangguhan Terios dalam menempuh perjalanan 628 kilometer Bengkulu-Bukit Tinggi. Performa ketiga Terios melebihi ekspektasi. Tanjakan pegunungan dan kecadasan bebatuan lagi-lagi menguji ketangguhan Terios. Lelahnya perjalanan seharian penuh tak jadi soal, terbayar dengan aroma kuat kopi Mandailing Natal, merupakan kopi pertama yang dikembangkan di Andalas. Sayangnya, pamornya kian redup seiring pertumbuhan sentra kopi yang semakin berkembang.
Kopi berikutnya yang memiliki pamor paling glamour adalah Kopi Gayo dari Aceh. Aromanya menyeruak hingga ke belahan bumi Eropa dan Amerika. Oleh karena itu pengolahan Kopi Gayo lebih eksklusif dari kopi-kopi lainnya. Pengolahannya dengan pendampingan laboratorium untuk menjaga mutu dan kualitas produk. Dan memiliki sertifikat untuk menjaga kestabilan rasa dan aromanya.
jadi langsung pengen minum kopi
ReplyDeleteWaah surganya kopi, foto2nya cakep mak
ReplyDeletewah keren deh pokoknya, beda dengan yang lain rasanya :D
ReplyDeletemenggugah selera untuk ikut menyeduh kopi dipagi hari :)
ReplyDeletefabulous trip for sure...penasaran pada mampir ke Lampung ngg mak...kopi Lampung mantaaaap lho rasanya :)
ReplyDeleteaku kok kurang suka kopi ya mbak
ReplyDeletesesekali minum kopi .... kopi ABC .... :D
ReplyDeleteaku dan kopi...sesuatu yg tak terpisahkan...hehehe
ReplyDeleteaku pernah minum kopi Jambi,,rasanya emang menyentuh banget,,
ReplyDeletebiar bukan penggemar kopi..selalu suka dengan aromanya...
ReplyDeletekopi emang mantaf, tetapi kopi juga ada sisi negatifnya
ReplyDeletepengennya sih ngopi..tapi apa daya lambungku gak kuat..hiks..hiks
ReplyDeleteHarumnya sampai ke sini loh..
ReplyDeleteWahhh ... kopi memang harummm dan lezat cita rasanya bagi penggemar kopi :P
ReplyDeleteOoo lewat pulau Sumatra tepi barat ya ... gak samapi ke kota Pekanbaru ,,, saya lagi survey Kebon Sawit di pendalaman Kuansing Riau ... :)
Waaah aku kopi addict ni mbak..
ReplyDeleteHmmm.. aku yang wong Sumsel aja belum pernah mampir ke Lahat, Pagaralam, dan Empat Lawang untuk menikmati kelezatan kopinya..
ReplyDeleteSalam pengen dari Bogor, mbak Nunu :)
Saya suka banget kopi, hehehe... Kopi lampung pernah :D
ReplyDeleteKalo bikin kopi, saya biasannya nggak pake gula :D
kopi ..kopi...kopi.... I love coffee ;)
ReplyDeletelama nggak bikin kopi q mbk,kmrn beli kopi tengker..khas Batam
ReplyDelete