Cemilan keripik Gayam |
Keripik Gayam paling laris ketika moment lebaran. Jika hari-hari seperti ini keripik Gayam dijual per bungkus kecil Rp.500, ketika mejelang lebaran harga satu kilo keripik Gayam bisa mencapai ratusan ribu rupiah. Yang membuat keripik ini mahal, adalah proses pembuatannya. Memang pohonnya liar. Tetapi dalam proses pembuatannya butuh ketelatenan.
Proses mengupas buah Gayam |
Di depan rumahku sendiri, banyak tumbuh pohon Gayam, kurang lebih ada 10 pohon Gayam tumbuh tidak terurus. Jika musim pohon Gayam berbuah, buah Gayam akan berjatuhan sendiri-sendiri. Akan banyak tetangga yang datang untuk sekedar mencari buah Gayam jatuh. Ada satu tetangga, dia paling rajin, subuh-subuh datang supaya dapat banyak. Lalu bagaimana dengan aku? Biasanya dapat bagian matengnya dari tetangga hehehe.
Males saja proses membautnya. Sebelum menjadi keripik, buah gayam perlu dikuliti terlebih dahulu. Dengan struktur kulitnya yang tebal, mengupas buah Gayam butuh tenaga ekstra. Biasanya pakai pisau besar atau bendo (gaman/senjata tajam untuk menebang pohon), supaya cepat terkupas. Tebal kulitnya, kecil daging buahnya.
Jika sudah terkupas, buah Gayam direndam dalam air supaya tidak kotor kemudian bisa langsung dikukus. Atau jika dibuat keripik, diiris kecil-kecil terlebih dahulu kemudian dibumbui dengan air garaman bawang dan digoreng.
Daging buah Gayam ketika sudah terkupas |
Memang, rasanya masih tradisional. Tidak ada campuran perasa apapun, kecuali dari bumbu sederhana berupa bawang putih. Tetapi kelezatan keripik Gayam, terasa menjadi tradisi lidah masyarakat Sidoarjo. Untuk mendapatinya keripik Gayam, banyak ditemui di warung-warung kopi di sekitaran kecamatan Taman dan Sukodono. Memang belum tersebar merata, karena pengaruh ketidak tahuan masyarakat akan kelezatan keripik Gayam dan cara pengolahan buah ini.
Jadi penasaran sama rasanya, Mbak..
ReplyDeletesaya jual keripik gayam dari sumenep madura mbak.. per 250 gr harga 30 ribu. barang ready di surabaya..
DeleteWadow, ngupasnya pakai bendo ya. Bener-bener tenaga ekstra
ReplyDeletepingin nyobain ih... baru tau & liat skarang yg namanya buah gayam...
ReplyDeletesaya jual keripik gayam dari sumenep madura mbak.. per 250 gr harga 30 ribu. barang ready di surabaya..
DeleteSepertinya, ini buah enam-enam, ya. Agak2 mirip gitu buahnya. sepetinya lho, Mba. :D
ReplyDeleteMirip jengkol juga yooo. :D
Beneran belum tahu pohon ini.
Eh iya baru nyadar aku. Mirip jengkol ya... Apa beda nama. Aku gak tahu juga sih mbak mentahnya jengkol
Deletewah, saya suka banget sama keripik gayam ini, apalagi suami. jangan dikasih setoples, bisa habis dia :D
ReplyDeletebtw emang kudu sabar kalau mau bikin. tapi saya sendiri juga belum pernah nyoba ;)
Penasaran nih mbak, gimana rasanya? pohonnya besar atau kecil mbak? hanya ada di wilayah jawa tengah aja..?
ReplyDeletePohonnya besar mbak Nurul. Sebesar pohon mangga gitu
Deletesama kripik talas enak mana mbak?
ReplyDeletejd pengen tahu rasanya, secara teksture nya mirip kripik gadung ya mbak?
aku baru tahu ada pohoon gayam :)
ReplyDeletesama mbak
Deletedi Madura juga ada,,,biasanya di Sumenep itu
ReplyDeleteSeperti emping ya mbak hehehe
ReplyDeleteIni ni cemilan favoritku...rasanya spesial...apalagi dibawain sama orang yang spesial... :)
ReplyDeleteDi belakang rumah banyak seklai pohon gayam. Besar-besar dan tua. Bisa jadi umurnya menyamai umurku. Kebetulan sekarang lagi musim gayam, jadi banyak buah gayam berjatuhan. Setiap hari Bu Lek memungutinya. Proses memasaknya yang butuh tenaga extra membuah jarang ada orang yang mau mengolah. Ditambah pohon gayam sekarang sudah mulai langka, alhasil harganya selangit. Ada tetangga yang menjual gayam sudah matang Rp. 500/biji.
ReplyDeletejadi penasaran pingin tahu pohon gayam..pernah dengar sih gayam cuma pohonnya belum tahu..kebetulan mbak di kota sy lg dibuat hutan kota..kata sih pohon-pohon yang dibilang langka sedang ditanam kembali, seperti pohon gayam, menteng, jengkol, dll
ReplyDeleteWah saya jadi penasaran dengan rasa kripik gayam ini, hehehe :D
ReplyDeletewah,malah baru tau q mbk...mirip jengkol ya hehe
ReplyDelete