Kegagahan A.R. Fachruddin

View dari jembatan sungai brantas di dalam Kampus Universitas Muhammadiyah Malang

Universitas Muhammadiyah Malang selalu identik dengan A.R. Fachruddin, yaitu sebuah bangunan masjid yang berdiri kokoh di depan kampus besarnya di Malang, lengkap dengan menara masjid yang lebih tersohor.

Aku baru sekali masuk ke lingkup pendidikan tersebut sekaligus turut merasakan ketentraman beribadah di Masjid A.R. Fachruddin.

Jika diperhatikan dari Jalan raya Tlogomas atau tepat depan masjid yang menghadap jalan raya, masjid ini hanya terdiri dari tiga lantai. Tetapi begitu masuk ke dalam Masjid, bisa dirasakan kegagahannya. Besar, tinggi dan kokoh, ternyata memiliki 5 lantai dengan beragam fungsi tak hanya untuk beribadah. Aku tidak banyak tahu untuk apa saja ruangan-ruangan di Masjid ini. Yang jelas ketika antara tempat wudhu dan tempat ibadah berbeda lantai.

Penampakan dari jalan raya tlogomas

Identiras masjid AR Fachruddin

Dari seberang jalan Tlogomas

Tampak dari halaman masjid

Begitu sampai di halaman masjid aku diderap kebingungan untuk mencari pintu utama. Karena yang aku dapati adalah tangga yang lumayan tinggi. Masih juga belum bisa yakin untuk menapakinya. Aku mencari jalan lain sehingga memutar ke pintu barat. Malah harus turun, dan banyak kudapati mahasiswa saling bercengkrama, teduh dan dingin sangat enak buat melepas lelah. Ternyata aku tersesat di tempat yang tepat, tempat wudhu perempuan. Ya sudah langsung saja sekalian wudhu.

Tempat wudhu memanjang. Meskipun khusus perempuan tembok tabirnya dibuat tinggi. Ada cermin yang juga memanjang seiring dengan panjang kran airnya. Lengkap dengan tatakan cermin untuk menaruh peniti, jarum dan bross hijab. Sehingga bisa langsung membenahi hijab. Masuk hijab rapi, keluar malah lebih rapi lagi. Betah di sini. Berlama-lama di tempat wudhu jadi enggak sungkan, karena luas.

Keluar dari tempat wudhu, malah lebih bingung lagi, dimana tempat sholatnya? Kok di tempat ini juga ada orang sholat? Bukannya apa. Bersihnya bersih, dan aku yakin juga tempatnya suci, yang aku pikirkan, masak masjid segedhe ini sholatnya cuma di tempat segini doang? Suasananya enggak mendukung buat sholat. Suara bising grojogan kran, dan brisik mereka yang pada ngobrol atau diskusi

Aku memilih mengikuti beberapa orang yang lain yang menaiki tangga, lumayan juga naiknya. Kalau diukur, seperti naik dua kali tangga saat di halaman masjid. Jadi di halaman masjid itu lantai 2, sementara tempat wudhu di lantai 1 dan tempat sholat utama di lantai 3 berikut lantai 4 dan 5.

Nah ini baru tempat sholat sebenarnya yang aku cari tadi. Tempat sholat perempuan berada di belakang tempat laki-laki. Luas banget, sebanding dengan kekokohan masjidnya. Memang sih, bila dirasakan, lantai tempat wudhu sebelumnya lebih adem. Etapi bukan berarti di tempat sholat utama panas, ya biasa aja sih. Hanya saja aku baru tahu jawabannya, kenapa banyak yang sholat di lantai tempat wudhu, selain adem juga hemat energi mungkin ya. Hehehe.

Menara masjid

Nampak lantai 4 dan 5

Lantai 3 dari ruang sholat perempuan