Tuesday, July 28, 2015

Hamil Setelah Infus Glutathione

Memiliki anak setelah menanti 4.5 tahun membuat kami sering ditanya, periksa dimana? Program hamil apa? Atau berobat kemana?

Menjawab pertanyaan ini sama bingungnya dengan menjawab pertanyaan, kamu kok belum hamil? Karena hamil memang atas kuasa Allah SWT, bukan dokter, dukun atau kiai yang notabene manusia.

Sebisa mungkin saya dan suami berusaha nggak takabur dengan mengatakan saya hamil karena ini atau itu, oleh karena itu judulnya saya hamil setelah infus glutathione. Karena memang sebulan setelah infus glutathione saya langsung hamil. Padahal sebelum-sebelumnya saya sudah tidak melakukan program hamil. 
Saya saat infus glutathione di klinik Stanmed Center

Bisa dilihat sendiri postingan saya 28 Agustus 2014, disitu saya sedang diinfus glutathione di klinik Stanmed Center. Dan sebulan setelahnya tepatnya 7 Oktober sudah telat datang bulan.

Yang saya tahu saat itu, infus glutathione sering dipakai sebagai terapi kecantikan untuk memutihkan kulit tubuh secara alami. Akan tetapi semakin ke sini saya semakin saya sadar, ternyata glutathione memiliki manfaat lebih dari sekedar obat pemutih.

Apa sih glutathione itu?

Di postingan tersebut sudah saya jelaskan glutathione adalah protein alami yang terdapat dalam tubuh manusia sebagai bahan dasar pembentukan sel. Semakin banyak kadar glutathione dalam tubuh, sel-sel kulit tubuh semakin sering melakukan regenerasi.

Dan, bukan cuma kulit yang neregerasi. Glutathione bekerja pada seluruh bagian tubuh, termasuk jaringan dan organ reproduksi wanita. Oleh karena itu glutathione bisa digunakan untuk terapi kehamilan. 

Banyak yang melakukan program hamil dengan menggunakan glutathione. Ini saya ketahui dari timeline facebook dan grid instagran saya @nunuelfasa. Akan tetapi banyak yang tidak sadar kefektifan glutathione metode infus dibanding yang lain. 

Memang infus glutathione harganya paling tinggi dibanding metode lainnya, tetapi metode infus yang paling optimal bekerja dalam tubuh kerena langsung mengedar bersama aliran darah.

Jika diprosentase, metode oral (melalui pencernaan) penyerapannya hanya 5%, metode infus bisa mencapai 95%.

Oleh karena itu saya bisa langsung merasakan manfaatnya. Tubuh saya terasa lebih ringan dan fresh setelah melakukan infus glutathione. Serta hormon saya menjadi lebih baik, siklus haid saya maju 4 hari, tanggal 7 september haid, dan tanggal 7 bulan depannya langsung telat.

Semoga ini bisa menjadi informasi bagi yang sedang menjalani program hamil, infus glutathione bisa menjadi salah satu jalan ikhtiyar untuk memperbaiki hormon reproduksi dalam mendapatkan keturunan.

Friday, July 24, 2015

Ainewa Heba Janettra

Baby Ewa

Sejak hamil muda suami memang berharap anaknya laki-laki. Sehingga sayapun request, kalau memang nanti lahir laki-laki mau aku kasih nama "Gandiwa" panggilannya Ewa.

Dan ternyata hasil USG selalu perempuan. Rupanya si suami juga terobsesi dengan panggilan "Ewa". 

Kalau saya suka Ewa karena tokoh kesayangan alm. bapak saya dulu itu "Arjuna" yang bersenjatakan "Gandiwa". Sementara suami inspirasinya dalam dunia pandora di film Avatar "Eywa" (pakai y), nama pohon yang dituhankan.

Setelah mencari tahu artinya, ternyata Eywa adalah nama lain dari tuhannya yahudi "Yahweh". Tetapi kalau Ewa (tanpa y) artinya "kehidupan" bentuk lain dari "Eva"

Karena nama dibawa terus, saya memilihkan alternatif, "Kamanewa". Bentuk lain dari "Kamaniya" dalam bahasa sanskerta artinya cantik. Hihi, sejak dalam kandungan aku sudah memanggilnya kamanewa, alhamdulillah terlahir cantik beneran :D. Jadi kamanewa itu dari bahasa sanskerta bukan jepang, soalnya banyak yang mengira bahasa jepang :D

Karena kurang pas dengan nama panjangnya, akhirnya kamanewa diubah jadi "Ainewa"

Ain: berharga (arab)

Ewa: kehidupan (yunani)

Heba: pemberian atau hadiah (arab ibrani, bentuk lain dari hibah) kesabaran menunggu 4 tahun :)

Janettra: diambil dari nama alm. Mbahnya "Janes" (emak saya) dari bahasa sanskerta artinya berderajat tinggi

Ainewa Heba Janettra

(Hadiah kehidupan berharga dengan doa semoga menjadi pribadi yang memiliki derajat tinggi di mata Allah SWT)

Kronologi Melahirkan Baby Ewa

Jadwal kontrol Senin 1 Juni 2015 menyisakan beban pikiran bagi saya. Bukan hanya janin yang masih telentang. Sesuatu yang baru diketahui saat itu terdapat satu lilitan pada janin saya.

HPL (hari perkiraan lahir) tinggal 8 hari lagi (8 Juni). Apa bisa dalam 8 hari lilitannya bisa lepas? Tapi dokter Ardian meyakinkan masih bisa melahirkan normal, saya pun optimis harus melahirkan normal.

Untungnya semua pekerjaan sudah saya selesaikan minggu sebelumnya, termasuk membereskan rumah. Jadi minggu-minggu itu saya bisa memperbanyak jalan kaki.

Kamis 4 Juni 2015
Memasuki minggu-minggu terakhir, yang katanya janin akan jarang bergerak, tapi janin saya lebih aktif dari biasanya. Entah, saat itu saya memang tidak tahu apakah memang begitu jika janin kontraksi.

Sempat konsultasi dengan beberapa teman di facebook dan juga bidan klinik tempat saya melahirkan, Graha Amani. Kesimpulan kasar saya, mungkin masih kontraksi awal. Dan tak perlu ke klinik

Menginjak malam, rasanya kok selalu ingin pup, tapi gak bisa keluar. Pas kebetulan banyak orang di rumah. Tetangga-tetangga saya sangat care. Beberapa kerap menjenguk jika tak kunjung melihat suami pulang kerja. Termasuk malam itu. Dua tetangga saya mengatakan tidak lama lagi saya melahirkan. Katanya perut saya sudah kenceng-kenceng. Tunggu tengah malam atau subuh paling sudah lahiran.

Herannya, kenceng-kencengnya kok nggak sakit? Padahal katanya kontraksi itu sakiiiiit banget. Ah, kalau sakitnya begini, melahirkan normal 10 anak lagi menyaingi Gen Halilintarpun saya bisa. Sesumbar itu saya.

Jumat, 5 Juni Dini Hari
Sakitnya kok begini-begini saja ya dari tadi?

Tapi menjelang subuh sakitnya sudah lumayan. Meski masih bisa saya tahan, saya memaksa dibawa ke klinik pukul 3 dini hari.

Di klinik Graha Amani saya disambut bidan Tini yang saat itu juga sedang hamil 8 bulan.

Duh deg-degan. Pertama kalinya cek dalam untuk mengetahui bukaan. Alamaaak rasanya aduhai. Yang ternyata masih bukaan 1 kecil. Ngacir pulang deh.

Meski bukan waktunya kontrol, Jumat malamnya saya mendaftar kontrol dengan dokter Ardian. Ingin memastikan posisi dan kondisi janin yang ternyata tidak berubah. Begitupun bukaan jalan lahir baby Ewa, meski sudah lebih 20 jam masih belum bertambah, bukaan 1 kecil.

Saya pulang dengan lesu. Uring-uringan sama suami. Saya memang jarang JJP (jalan-jalan pagi) karena suami nggak mau menemani. Paling berat sama tidurnya. So, JJPnya diganti JJM (jalan-jalan malam) depan rumah sampai tengah malampun ayo aja dia.

Sabtu, 6 Juni pagi
Uringan-uringan saya kebawa sampai kamar nggak bisa tidur nangis semalaman. Tapi suami saya nggak tahu, karena dia tidur depan TV.

Mungkin terbawa pikiran paginya saya ngeflek kayak orang mau mens. Langsung bangunin suami. Nggak lama kok perut saya mules (minta ampun deh mulesnya).

Mules ini beda sama yang saya rasakan sebelumnya, yang kata orang kenceng-kenceng. Lebih sakit. Saya enggak tahan.

Sabtu, pukul 8 pagi
Meski ibu mertua masih melarang, sayanya gak kuat dan maksa dibawa ke klinik Graha Amani. Di cek dalam ketiga kalinya sama bidan Dian. Eh masih bukaan 1 besar.

Ya Allah.... Sehari semalam peningkatannya kok kayak anak TK. Naik kecil ke besar saja. Trus kapan lahirannya? Nggak kuat kalau nahan sakit begini lama-lama.

Apalagi mendengar cerita bidan Dian dan ibu-ibu yang kontrol babynya, bukaan 1 lahirannya bisa seminggu kemudian. Alamaaak.

Sabtu jam 10.00 siang
Kalau menurut anjuran bidan, sampai rumah saya disuruh bidan tidur miring kiri atau jalan-jalan. Yang ada saya bingung mau ngapain. Rasa sakitnya sudah enggak bisa saya takar. Tidur nggak enak, jalan-jalan apalagi, nunggingpun juga kesakitan. Segala kalimat toyibah saya ucapkan, masih belum bisa meredam.

Sabtu, jam 12 siang
Saya sudah merengek-rengek minta dibawa ke klinik Graha Amani dari jam 10, jam 12 baru dikabulkan ibu mertua. Itupun dengan paksaan tetangga yang enggak tega melihat saya kesakitan.

Yup, andalan saya hanya ibu mertua dan suami. Sementara suami selalu apa kata ibu mertua saya. Karena mereka berdua yang bakalan menunggui saya lahiran.

Dicek dalam keempat kalinya Alhamdulillah sudah bukaan 4, kali ini enggak diusir bidan lagi kayak sebelum-sebelumnya hehe. Dalam hati agak lega, nggak lama lagi saya akan melahirkan nih. Diperkirakan jam 3 sore baby Ewa akan lahir.

Jam 15.00
Dan benar saja menginjak pukul 3 sore, meskipun belum lahir tapi bukaan meningkat drastis jadi 9. Katanya si cepet 3 jam. Tapi masyaAllah, 3 jam dalam kondisi perut kontraksi rasanya jam nggak muter-muter. Lama dan sakiiiiiiit banget.

Proses menuju bukaan 9 saya nggak bisa diam. Nggak bisa kalau nggak ngrintih atau sambat. Baru kalau ibu mertua menepuk mulut saya, saya baru ingat kalau diluar ruang bersalin juga banyak orang. Malu kalau terdengar orang.

Jam 17.00
Perkiraan meleset, yang katanya 1 jam lagi bakalan lahir. Jam 5 sore baru bukaan lengkap. Butuh waktu dua jam bukaan 9 ke 10.

Ibu mertua saya nampak panik. Karena jam-jam tersebut, jam rawan buat lahiran. Saya sendiri baru tahu setelah baby ewa lahir, jika ibu dan ayah mertua tidak mengharapkan baby saya lahir pas matahari terbenam.

Katanya, waktu keramat bayi lahir adalah saat matahari terbenam. Nasibnya bakalan tidak baik. Lebih baik lahir setelah maghrib atau setelah isya sekalian.

Pantesan, pas saya telepon bapak mertua jawabannya agak lesu. Rupanya bapak mertua berdoa sama dengan ibu, supaya janin saya bertahan sampai isya.

Tapi disisi lain, dua bidan Graha Amani yang menolong saya, mbak Eka dan Mbak Dian berusaha sekuat tenaga mengeluarkan janin. Saya sendiri yang tadinya tidak mau dipasang infus, pasrah diapakan saja asal baby saya lahir sehat dan selamat.

Jam 19.00
Sampai pukul 7 malam, janin saya belum lahir juga. Dua bidan yang menangani sampai heran. Harusnya pas ngeden bayi mutar dan janin keluar. Yang ada janin saya memang sudah mutar tapi balik lagi ke posisi semula karena lilitan tali pusarnya. Sehingga tiap 30 menit selalu dicek detak janinnya. Dan setiap itu pula bidan selalu mengkonsultasikan dengan dokter Ardian.

Keputusannya, dokter Ardian memberikan detlen pukul 19.30 pada janin saya, jika tidak juga keluar maka akan dilakukan vakum ekstraksi.

Saya tahu mertua saya agak keberatan, sehingga saya tanyakan, "apa tidak dicoba dengan induksi dulu mbak?"

"Sudah ibu Unun, sama pasang infus tadi."

Saking serunya saya merasakan sakitnya kontraksi sampai tidak sadar jika di induksi. Pantesan sakitnya lebih parah dari sebelumnya.

Jika waktu pendaftaran saya memilih sama bidan karena malu jika diobok-obok sama dokter Ardian yang notabene kalau kontrol sering ngobrol akrab sama saya dan suami, saat itu saya lebih memikirkan janin saya. Pasrah, melihat suami menandatangani pelimpahan penanganan dari bidan ke dokter. Karena vakum ekstraksi hanya boleh dilakukan oleh dokter.

Pukul 19. Lebih
Bapak mertua saya datang lebih dulu daripada dokter Ardian. Beliau minta masuk ke ruang bersalin, dan memang saya memintanya. Disitu saya terharu ketika bapak mengelus perut saya dan bicara dengan janin saya, "keluarlah nak, jangan menyakiti ibumu lebih lama." kurang lebih begitu dalam bahasa jawa. Padahal beliau hanya bapak mertua seperti bapak saya, begitupun ibu mertua, sejak awal tak berajak dari ruang bersalin kecuali untuk ibadah.

Sesaat setelah bapak keluar, dokter Ardian masuk ruangan menyapa saya. Lega dan agak deg-degan. Perjuangan baru bakalan dimulai.

Beneran, tak menunggu lama dokter dan dua bidan mempersiapkan semuanya termasuk berganti kostum.

Pertama yang saya rasakan, jalan lahir saya seperti ditancapi tiga paku karena lebih sakit dari suntik tapi justru saya (yang notabene takut suntik) tak merasakan sakit sama sekali.

Entah gimana yaa menjelaskannya. Intinya masih lebih sakit rasa kontraksi.

Dokter sudah bersiap dengan alatnya, sementara dua bidan berdiri di kiri kanan saya untuk mendorong janin. Semua bekerjasama membatu saya mengeluarkan baby Ewa.

Atas intruksi dokter 1,2,3 saya ngeden pertama, tak juga berhasil. Karena belum hitungan 3 saya ngeden duluan karena pengaruh kontraksi yang tidak bisa saya taha . Pas disedot tenaga saya sudah habis.

Dicoba lagi untuk kedua kali, nihil juga. Di situ kata suami saya, dokter sampai memperluas jalan lahir sampai menggunting dua kali.

"Oke dicoba lagi ya bu Unun, kuncinya hanya di ibu unun. Ibu ngedennya harus kuat. Kami di sini cuma membantu ibu Unun. Oke kita coba sekali lagi."

Dan menurut suami saya, justru yang ketiga ini dokter Ardian yang mengikuti saya. Tidak pakai hitungan, dokter Ardian yang siap siaga dengan alatnya langsung beraksi ketika saya mengejan.

Aslinya sudah tidak kuat. Mengingat kata-kata dokter Ardian sebelumnya, saya menambah ngedennya. Apalagi suami di samping saya, bidan-bidan, ibu mertua dan dokter menyemangati.

"Ayo ibu, ayo sedikit lagi."

"Sedikit lagi ibu, sedikit lagi..."

"Ayo dek, kepala sudah keliatan dek, ayo dek...."

Eeeekkkkk..... Dan coeeeerrr.....

Pukul 20.10 tangisan baby Ewa pecah, pun suami dan ibu mertua memeluk dan mencium saya.

Saat itu saya melihat sekilas dokter melepas lilitan tali pusat sebesar jempol kaki di leher baby Ewa. 

Agak mengerikan, membayangkan lilitan itu yang mengikat tubuhnya sehingga membuatnya tidak bisa memutar. Untung hanya tidak bisa memutar, saya tak bisa membayangkan yang lainnya. Yang penting baby saya sehat selamat dan langsung ditelungkupkan di dada saya.

Proses melahirkan yang panjang dan melelahkan. Bukan cuma yang melahirkan, buat yang nungguin, dan bidan-bidan. Karena setelah melahirkan saya drop. Bukan cuma lemas tapi tubuh menggigil kedinginan. Mungkin karena pengaruh phobia darah saya shock melihat darah saya bermuncratan di tembok. Bahkan sampai mengotori baju bidan dan dokternya. Saya nggak mau ditinggal oleh bidan dan suami saya. Jadinya, semalaman itu saya dipantau penuh. Tak cukup bidan, tapi juga diobservasi tiap satu jam oleh dokter Ardian.

Saya jadi bemuhasabah, teringat Jumat malam sebelumnya saking enggak pengennya merasakan sakitnya kontraksi karena indukai saya sampai berujar, "duh, amit-amit deh, jangan sampai saya diinduksi, mending saya pilih sesar daripada induksi."

Ini tamparan dari Allah atas kesombongan saya. Yang saya rasakan bukan hanya induksi tapi juga dua kali guntingan dan tiga kali sedotan vacum ekstraksi.

Pelajaran buat yang lain jangan sampai berucap yang enggak-enggak saat mengandung ya. Apapun yang terjadi jalani saja.
baby ewa dan dokter Ardian

Friday, July 03, 2015

Vitamin C Kauffman High Dose, Pemutih Alami Kulit Tubuh


Definisi cantik bukan hanya terlihat dari wajah, akan tetapi mencakup seluruh bagian tubuh termasuk bagian dalamnya, yaitu sehat jasmani dan rohani. 

Infus vitamin C bisa menjadi pilihan tepat untuk mewujudkan impian kecantikan tersebut. Kandungan tinggi antioksidan yang terdapat pada vitamin C mampu membereskan radikal bebas yang dapat merusak kecantikan. Juga mampu memperbaiki kerusakan sel-sel akibat pengaruh usia. Sehingga sel-nya selalu meremaja dan tampak awet muda. Vitamin C memang banyak dijadikan sebagai bahan perawatan anti aging dalam berbagai produk kecantikan. Bisa dibedakan, orang yang rajin mengkonsumsi vitamin C baik secara oral, injeksi maupun infus, dengan yang tidak mengkonsumsi akan terlihat berbeda pada usia selnya.

Mengapa infus?

Pada dasarnya pemberian secara infus atau injeksi sama-sama memiliki kelebihan aman terhadap gangguan lambung. Vitamin C yang asam dalam jumlah yang tinggi bila dikonsumsi secara oral (melalui sistem pencernaan) bisa merusak lambung, itulah sebabnya pemberian vitamin C melalui vena atau pembuluh darah sangat direkomendasikan daripada melalui oral. Selain itu, kandungan vitamin C-nya dapat diserap darah dan bekerja maksimal ke seluruh tubuh.

Vitamin C Kauffman High Dose, adalah salah satu produk infus vitamin C dosis tinggi yang aman bagi lambung karena tidak bersifat asam. Merupakan pemutih alami tubuh yang dapat memberikan manfaat kulit nampak cerah merata dan awet muda. Pemberian Vitamin C Kauffman High Dose secara rutin 4x dalam sebulan mampu merawat kulit Anda secara menyeluruh termasuk bagian-bagian sensitive yang tidak pernah terjamah oleh perawatan kecantikan biasa. Seperti selangkangan, ketiak, siku, lutut, atau bahkan pantat yang menghitam karena terlalu banyak duduk, dan area lainnya yang kadang karena merupakan area tertutup dibiarkan begitu saja.

Sebagai bahan baku alami pembentuk collagenVitamin C Kauffman High Dose mampu mencerahkan kulit yang gelap, menyamarkan flek-flek hitam, mengencangkan kulit, melembabkan kulit yang kusam, menjaga keelastisan dan kekekenyalan kulit, dan masih banyak lagi manfaat lainnya bagi kesehatan dan kecantikan.

Termasuk salah satu masalah perempuan satu ini, selulit. Guratan-guratan memanjang akibat penumpukan lemak atau juga yang biasa muncul pasca melahirkan ini, meskipun tidak berbahaya, selulit bisa mengganggu penampilan. Vitamin C Kauffman High Dose mampu mengurangi stretch marks dan juga mempercepat penyembuhan luka dan menghilangkan bekasnya.

Meskipun dosis tinggi, vitamin C Kauffman High Dose ini tidak berbahaya, karena kelebihan vitamin C yang tidak terpakai akan dibuang melalui urine. Pun aman bagi ginjal, sehingga tidak menyebabkan gagal ginjal.

Vitamin C Kauffman High Dose tersedia dalam bentuk ampul 5000 mg. Penggunaannya bisa dilakukan melalui injeksi maupun infus dengan bantuan tenaga medis.


Saturday, June 27, 2015

Cermat Mempersiapkan Biaya Kelahiran

Sumber ilustrasi, aturduit.com


Saat mengetahui saya sedang hamil baby Ewa, satu hal yang saya pikirkan, biaya melahirkan.

Saya ini termasuk orang yang kurang tertib administrasi. Bertolak belakang dengan suami yang administrasi hidupnya rapi sekali. Mulai akte sampai sertifikat pelatihan MS.Dos jaman baheula masih dia simpan. Saya? Ijasah SMA disimpan kakak pertama, akte disimpan kakak kedua, yang penting mah surat nikah sama saya hihi.

Sampai-sampai saya acuh dengan yang namanya surat pindah. Nikah sudah 4 tahun tapi belum dapat surat pindah. Baru kepikiran pas hamil saya belum ngurus BPJS huhu. Dan salah satu sayatnya kartu keluarga. Sementara saya dan suami belum punya KK karena saya gak ngurus surat pindah. 

Walaupun sebenarnya saya langsung ngurus saat itu juga tapi gak yakin BPJS saya tepat waktu. Mengingat ribetnya administrasi instansi pemerintahan negara ini. Dan konon katanya BPJS baru bisa digunakan 3 bulan setelah pendaftaran. Jadilah selama kehamilan saya kudu pinter-pinter mengumpulkan uang buat biaya bersalin.

Kalau kata bidan sini, setiap ibu hamil wajib punya Tabulin (Tabungan Ibu Bersalin). Entah itu berupa BPJS, simpanan uang di rumah atau di Bank. Karena saya tidak punya, maka saya memulai dari nol. Merencanakan Tabulin dari hamil 1 bulan.

Pada dasarnya saya dan suami termasuk orang boros. Setiap bulan gaji suami dan saya bisa dibilang nggak bersisa. Tidak bisa mengandalkan dengan menyimpan uang di rumah. Sehingga saya harus cermat, selain berusaha menabung sendiri di rumah, saya juga membuat tabungan pengaman bila pas tiba lahiran tabulin saya kurang karena keambil-ambil.

Tabungan pengaman yang saya maksud bisa berupa kartu kredit yang bisa digunakan ketika dalam keadaan darurat. Karena saya tidak punya kartu kredit, maka saya memilih tabungan di bank yang tidak bisa saya ambil dan gunakan baik via atm maupin internet banking, tetapi bisa saya gunakan ketika saya membutuhkan.

Yang paling sesuai adalah tabungan berjangka Bank Mandiri (hihi nasabah setia). Karena setoran awal dan bulanannya ringan. Bisa disesuaikan dengan kemampuan dan bisa diubah pada bulan berjalan.

Meskipun jangka waktunya minimal 1 tahun dan saya hamilnya hanya 9 bulan. Tidak masalah karena tabungan berjangka Bank Mandiri bisa dicairkan sebelum jatuh tempo. Hanya saja memang kena biaya potongan denda karena melanggar kesepakatan.

Bagi saya tidak masalah, toh namanya tabungan pengaman yang digunakan pas darurat. Tetapi Alhamdulillah, lairan kemarin cukup dengan uang tabulin di runah, tidak sampai mencairkan tabungan pengaman saya.

Tuesday, June 23, 2015

Si Phobia Darah dan Jarum Suntik Bisa Melahirkan Normal

Jangan pernah membayangkan kesakitan yang belum atau tidak kau alami, belum tentu itu menyakitkan atau justru lebih menyakitkan tergantung tingkat kesakitan seseorang.

Jarum infus yang menemani proses kelahiran baby Ewa dan yang saya takuti ini ternyata bisa menancap sampai 3 hari
Memang belum ada ahli psikis yang menjudge saya pobhia darah (hihi enggak pernah periksa sih), tetapi rasanya kala melihat darah mengucur di tubuh orang, tubuh saya sudah lemes duluan dan turut merasakan kesakitan yang dirasakan orang tersebut. Ini juga yang menjadi alasan kegagalan saya mewujudkan impian (alm) emak menjadi bidan. Hiks, maafkan daku mak:(, alfathehah.

Termasuk dengan si jarum suntik, saya lebih memilih kabur daripada disuntik vaksin ketika sekolah dasar. Pernah mencoba melawan ketakutan dengan donor darah dan infus glutathione, hasilnya tangan bengkak, biru, mbendol, aboh, sampai seminggu.

Tetapi melahirkan baby Ewa secara normal (perlu penekanan pada kata normal) plus-plus kemarin, rasanya seperti mimpi. Bukan lagi jarum suntik. Ternyata si phobia darah dan jarum suntik bisa melalui semuanya, ditusuk jarum suntik, diinfus, digunting 2 kali (menurut suami) bahkan sampai merasakan seperti ditancapi 3 paku di jalan lahir baby Ewa.

So Amazing rasanya, sampai saya tidak merasa kesakitan selama proses tersebut. Bagi saya rasa yang paling sakit adalah saat kontraksi. Tetapi percayalah, kalian yang memiliki ketakutan sama dan menghindar untuk melahirkan normal, apa yang ada dalam bayangan adalah kesemuan. Jangan pernah membayangkan kesakitan yang belum atau tidak kau alami, belum tentu itu menyakitkan atau justru lebih menyakitkan tergantung tingkat kesakitan seseorang.

Kalau kata orang, melahirkan memang sakit, tak ada melahirkan yang tak sakit sekalipun dengan sectio. Satu yang saya buktikan, semua terbayar saat tangisan baby Ewa pecah.

Harusnya memang si phobia darah dan jarum suntik akan lebih memilih melahirkan caesar daripada normal. Bukan masalah biaya, alhamdulillah selama hamil baby Ewa, rezeki kami mengalir deras, saya bold kata deras karena memang lebih dari biasanya sebelum saya hamil. Jikapun diperlukan menjual simpanan perhiasan, saya relakan untuk kelahiran baby Ewa. Tetapi bagi saya infus dan kateter yang menancap di tubuh itu lebih sakit (lagi-lagi mungkin ini bayangan semu saya). Apalagi disertai dengan cerita teman-teman efek melahirkan caesar lebih panjang daripada normal. Sehingga saya mantap melahirkan normal.

Bersyukur saya menemukan dokter yang pro melahirkan normal plus dokter anak yang pro ASI di klinik Graha Amani Sidoarjo. Saking pro ASI-nya, ibu melahirkan yang tidak bisa IMD (Inisiasi Menyusui Dini) dengan ASI, harus menandatangani surat pernyataan pemberian susu formula. Selain itu lokasinya terjangkau di kawasan ruko Citra Harmoni dekat dari Rumah plus dokter yang menangani sangat profesional (ini kata suami saya yang melihat langsung si dokter membantu kelahiran baby Ewa). Tetapi saya malu, dokternya laki-laki J. So diawal-awal saya memilih melahirkan ditolong bidan.

Itu enaknya, di klinik Graha Amani saya bisa memilih mau lairan sama dokter atau bidan. Meskipun ada juga dokter kandungan perempaun, tetapi bonding saya lebih kuat dengan bidan yang sudah friendly setiap kali kontrol. Merasa nyaman aja bidan-bidannya baik. Toh meskipun sama bidan tetap dalam pantauan dokter kandungan saya, dr. Ardian.

Setiap jam bahkan setiap tindakan yang dilakukan bidan terhadap saya selalu atas rekomendasi sang dokter. Bidan seperti tangan jarak jauh dr Ardian yang praktek di tempat berbeda, RS. Soerya Sepanjang. Hihi mayan kan, lairan rasa dokter harga bidan.

Tetapi oh tetapi diluar dugaan ternyata ada penyulit dalam proses kelahiran baby Ewa kemarin. Sehingga proses yang tadinya ditangani 2 bidan, mau tidak mau harus dialihkan kepada dokter. Tak ada lagi rasa malu, yang ada saya ingin segera memeluk bayi saya.

Mau tahu proses dan kronologi kelahiran baby Ewa? InsyaAllah di postingan selanjutnya, mau nyusuin baby Ewa dahulu. Hehe.

Baca di sini kronologi melahirkan baby Ewa.
Tangan mungil baby Ewa


Tuesday, May 05, 2015

Bingung Memberi Hadiah? Coba Cara Ini


Sejak kemarin lusa, keponakan saya coba mengingatkan tentang ulang tahunnya yang jatuh pada tanggal 4 Mei 2015. Maksudnya supaya saya tidak lupa memberikan hadiah ulang tahun. Sayanya menanggapi biasa saja, bahkan seolah supaya saya lupa, hehe. Bukan apa-apa, keponakan saya ini termasuk anak yang sulit ditebak maunya. Kadang kalau enggak cocok sama keinginannya, diabaikan deh tuh hadiah. Untuk urusan baju lebaran misalnya, kalau enggak yang dia mau nggak bakalan dia pakai sama sekali. Jadi bingung deh mau ngasih hadiah apa.

Dan saya rasa, masalah ini juga dialami banyak orang dalam memberi hadiah. Baik itu kepada teman, sahabat, keluarga, anak, suami maupun atasan. Ada perasaan, bakalan diterima enggak ya hadiahnya. Kalau saya sih, asal barang itu gratisan pasti suka deh, (wkwkwk maruknyaaah). Makanya salah satu sahabat saya paling suka ngasih apa-apa ke saya, mau itu bekas atau baru pasti deh saya tampung (tuh kan maruk pakai banget) dan bakalan saya pakai untuk menghargai yang ngasih. Kalaupun barangnya enggak cocok (misal gak muat ukurannya), asal bukan hadiah saya bilang lebih dulu ke yang memberi akan saya berikan ke si ini atau si itu.

Karena saya ngerti banget gimana rasanya memberi sesuatu yang diabaikan. Apalagi sebuah hadiah yang kadang membelikannya pakai perjuangan, #hallah. Di situ saya merasa sedih dan mucul perasaan ingin saya ambil lagi deh itu hadiahnya.

Ada baiknya memang sebelum memberi menanyakan kepada si penerima, apa yang paling dia inginkan. Meskipun dianggap kurang memberi kejutan, setidaknya ini bisa menjadi solusi tepat agar hadiah kita benar-benar diterima.

Namun ada salah satu cara lagi, agar hadiah yang kita berikan tepat sasaran. Yaitu memberi mentahan. Ada anggapan orang paling suka diberi mentahan. Akan tetapi kurang etis jika mentahan yang dimaksud adalah duit. Memang sih bermanfaat banget buat penerima, tapi bisa-bisa duit tersebut nggak jadi sesuatu yang berkesan bagi penerima.

Biar mentahan tersebut menjadi sesuatu berkesan, mentahan tersebut dapat diberupakan voucher. Yap mentahan di sini adalah selembar kertas pengganti uang yang biasa disebut voucher. Tentu kalau voucher harus dibelanjakan, nggak bisa disimpan terus. Tinggal kita sesuaikan jenis vouchernya dengan kesenangan si penerima, belanja fashion, sepatu, buku, liburan atau jenis voucher lainnya? Sehingga selain membuat si penerima hadiah bisa memilih sendiri apa yang dia inginkan, juga membuatnya senang karena bisa belanja tanpa mengeluarkan uang. :D

Nah bagaimana sih mendapatkan voucher ini? Zaman internet begini mah mudah, jikapun orang yang akan dikasih berbeda mil jauhnya, masih bisa dijangkau dengan voucher code online shop. Salah satu penyedianya blanja.com dengan ragam pilihan voucher dari online shop lain. Nggak melulu voucher belanja sih, ada juga voucher lainnya seperti tiket masuk wahana liburan semacam ancol, atau juga voucher makanpun ada. So, suka-suka, tinggal pilih mana yang dia suka.


Feel Free To Follow My Blog