Jangan pernah membayangkan kesakitan yang belum atau tidak kau alami, belum tentu itu menyakitkan atau justru lebih menyakitkan tergantung tingkat kesakitan seseorang.
![]() |
Jarum infus yang menemani proses kelahiran baby Ewa dan yang saya takuti ini ternyata bisa menancap sampai 3 hari |
Termasuk dengan si jarum suntik, saya lebih memilih kabur daripada disuntik vaksin ketika sekolah dasar. Pernah mencoba melawan ketakutan dengan donor darah dan infus glutathione, hasilnya tangan bengkak, biru, mbendol, aboh, sampai seminggu.
Tetapi melahirkan baby Ewa secara normal (perlu penekanan pada kata normal) plus-plus kemarin, rasanya seperti mimpi. Bukan lagi jarum suntik. Ternyata si phobia darah dan jarum suntik bisa melalui semuanya, ditusuk jarum suntik, diinfus, digunting 2 kali (menurut suami) bahkan sampai merasakan seperti ditancapi 3 paku di jalan lahir baby Ewa.
So Amazing rasanya, sampai saya tidak merasa kesakitan selama proses tersebut. Bagi saya rasa yang paling sakit adalah saat kontraksi. Tetapi percayalah, kalian yang memiliki ketakutan sama dan menghindar untuk melahirkan normal, apa yang ada dalam bayangan adalah kesemuan. Jangan pernah membayangkan kesakitan yang belum atau tidak kau alami, belum tentu itu menyakitkan atau justru lebih menyakitkan tergantung tingkat kesakitan seseorang.
Kalau kata orang, melahirkan memang sakit, tak ada melahirkan yang tak sakit sekalipun dengan sectio. Satu yang saya buktikan, semua terbayar saat tangisan baby Ewa pecah.
So Amazing rasanya, sampai saya tidak merasa kesakitan selama proses tersebut. Bagi saya rasa yang paling sakit adalah saat kontraksi. Tetapi percayalah, kalian yang memiliki ketakutan sama dan menghindar untuk melahirkan normal, apa yang ada dalam bayangan adalah kesemuan. Jangan pernah membayangkan kesakitan yang belum atau tidak kau alami, belum tentu itu menyakitkan atau justru lebih menyakitkan tergantung tingkat kesakitan seseorang.
Kalau kata orang, melahirkan memang sakit, tak ada melahirkan yang tak sakit sekalipun dengan sectio. Satu yang saya buktikan, semua terbayar saat tangisan baby Ewa pecah.
Harusnya memang si phobia darah dan jarum suntik akan lebih memilih melahirkan caesar daripada normal. Bukan masalah biaya, alhamdulillah selama hamil baby Ewa, rezeki kami mengalir deras, saya bold kata deras karena memang lebih dari biasanya sebelum saya hamil. Jikapun diperlukan menjual simpanan perhiasan, saya relakan untuk kelahiran baby Ewa. Tetapi bagi saya infus dan kateter yang menancap di tubuh itu lebih sakit (lagi-lagi mungkin ini bayangan semu saya). Apalagi disertai dengan cerita teman-teman efek melahirkan caesar lebih panjang daripada normal. Sehingga saya mantap melahirkan normal.
Bersyukur saya menemukan dokter yang pro melahirkan normal plus dokter anak yang pro ASI di klinik Graha Amani Sidoarjo. Saking pro ASI-nya, ibu melahirkan yang tidak bisa IMD (Inisiasi Menyusui Dini) dengan ASI, harus menandatangani surat pernyataan pemberian susu formula. Selain itu lokasinya terjangkau di kawasan ruko Citra Harmoni dekat dari Rumah plus dokter yang menangani sangat profesional (ini kata suami saya yang melihat langsung si dokter membantu kelahiran baby Ewa). Tetapi saya malu, dokternya laki-laki J. So diawal-awal saya memilih melahirkan ditolong bidan.
Itu enaknya, di klinik Graha Amani saya bisa memilih mau lairan sama dokter atau bidan. Meskipun ada juga dokter kandungan perempaun, tetapi bonding saya lebih kuat dengan bidan yang sudah friendly setiap kali kontrol. Merasa nyaman aja bidan-bidannya baik. Toh meskipun sama bidan tetap dalam pantauan dokter kandungan saya, dr. Ardian.
Setiap jam bahkan setiap tindakan yang dilakukan bidan terhadap saya selalu atas rekomendasi sang dokter. Bidan seperti tangan jarak jauh dr Ardian yang praktek di tempat berbeda, RS. Soerya Sepanjang. Hihi mayan kan, lairan rasa dokter harga bidan.
Tetapi oh tetapi diluar dugaan ternyata ada penyulit dalam proses kelahiran baby Ewa kemarin. Sehingga proses yang tadinya ditangani 2 bidan, mau tidak mau harus dialihkan kepada dokter. Tak ada lagi rasa malu, yang ada saya ingin segera memeluk bayi saya.
Mau tahu proses dan kronologi kelahiran baby Ewa? InsyaAllah di postingan selanjutnya, mau nyusuin baby Ewa dahulu. Hehe.
Baca di sini kronologi melahirkan baby Ewa.
Bersyukur saya menemukan dokter yang pro melahirkan normal plus dokter anak yang pro ASI di klinik Graha Amani Sidoarjo. Saking pro ASI-nya, ibu melahirkan yang tidak bisa IMD (Inisiasi Menyusui Dini) dengan ASI, harus menandatangani surat pernyataan pemberian susu formula. Selain itu lokasinya terjangkau di kawasan ruko Citra Harmoni dekat dari Rumah plus dokter yang menangani sangat profesional (ini kata suami saya yang melihat langsung si dokter membantu kelahiran baby Ewa). Tetapi saya malu, dokternya laki-laki J. So diawal-awal saya memilih melahirkan ditolong bidan.
Itu enaknya, di klinik Graha Amani saya bisa memilih mau lairan sama dokter atau bidan. Meskipun ada juga dokter kandungan perempaun, tetapi bonding saya lebih kuat dengan bidan yang sudah friendly setiap kali kontrol. Merasa nyaman aja bidan-bidannya baik. Toh meskipun sama bidan tetap dalam pantauan dokter kandungan saya, dr. Ardian.
Setiap jam bahkan setiap tindakan yang dilakukan bidan terhadap saya selalu atas rekomendasi sang dokter. Bidan seperti tangan jarak jauh dr Ardian yang praktek di tempat berbeda, RS. Soerya Sepanjang. Hihi mayan kan, lairan rasa dokter harga bidan.
Tetapi oh tetapi diluar dugaan ternyata ada penyulit dalam proses kelahiran baby Ewa kemarin. Sehingga proses yang tadinya ditangani 2 bidan, mau tidak mau harus dialihkan kepada dokter. Tak ada lagi rasa malu, yang ada saya ingin segera memeluk bayi saya.
Mau tahu proses dan kronologi kelahiran baby Ewa? InsyaAllah di postingan selanjutnya, mau nyusuin baby Ewa dahulu. Hehe.
Baca di sini kronologi melahirkan baby Ewa.
![]() |
Tangan mungil baby Ewa |
alhamdullilaah akhirnya bisa conquer your fear ya ,mbaak...(situasinya ama aku jaman dulu phobia darah n jarum, malahan bikin klenger hampir semaput)...sukses selalu n sehat baby Ewa :)
ReplyDeleteAllhamdulillah sudah melahirkan ya mbak. Selamat ya
ReplyDeletealhamdulillah selamat atas kelahiran baby ewa ya mba...
ReplyDeleteakupun takut disuntik, demi anak insya allah bisa melewati segala macam phobia ya mba nunu
Huaaah aku bisa merakan semburan positif. Aku juga takut darah dan jarum suntik. Kalo Mbak Nunu bisa, aku juga pasti bisa bersalin secara normal. :))
ReplyDeleteDigunting berkali2? Uwoooo....
ReplyDeleteSelamat datang ade ewa. . . :)
Bienvenue bebe Ewa... Alhamdulillah bisa lancar melahirkan normal ya mak, dengan segala keseruannya :)
ReplyDelete