Tuesday, March 20, 2012

Wisata ke Pulau Ketingan (Terbatas untuk 20 Orang)



Tujuan Tempat : Pulau Ketingan

Ahad/Minggu Tanggal 08 April 2012

Biaya perjalanan : 20.000 untuk sewa perahu include sanck dan tiket masuk wisata

Penyelenggara : Shabrina WS, Nunu El Fasa, Wiwik Hafidzoh

Namanya Ketingan atau lebih di kenal Kepetingan sesuai dengan nama sungai yang bermuara ke laut menuju pulaunya adalah salah satu obyek wisata yang belum banyak di jangkau wisatawan ini berada di sebeah timur kab. Sidoarjo. Pulaunya yang sangat kecil yang hanya di huni oleh puluhan kepala keluarga ini belum masuk dalam peta Kepulauan Indonesia sehingga tak banyak di ketahui orang sekalipun warga Sidoarjo sendiri.

Selama perjalanan ke sana kita naik perahu yang telah kita sewa sebelumnya dan akan di manjakan oleh pemandangan alam khas air payau. Selain itu sampai di sana kita juga akan mengunjungi situs makam sejarah kerajaan Blambangan, Dewi Sekardadu, putrid tunggal raja yang juga ibu dari Sunan Giri yang kita tahu adalah satu dari 9 wali. Konon ceritanya sangat tragis, Dewi Sekardadu yang sedang mencari anaknya, Sunan Giri meninggal di tengah lautan. Oleh ikan-ikan jasad Dewi sekardadu di bawa ke pinggiran pantai dan oleh penduduk di makamkan di sana, di tempat yang akan kita kunjungi.

Oke sedikit kisah dari Pulau Ketingan, berikt Rount Down Acaranya :d

Pukul -06.00 berkumpul di Alun-alun sidoarjo dan langsung berangkat
Pukul 06.00 - 06.30 menuju ke Dermaga Karanggayam
Pukul 06.30 – 07.30 Menyusuri sungai Ketingan (kurang ebih 1 jam)
Pukul 07.30 -  11.00 Menyusuri pantai Ketingan dan berinteraksi sedikit dengan penduduk untuk bahan tulisan
Pukul 11.00 – 12.30 Ishoma
Pukul 12.30 – 14.00 Ke Situs Sejarah : Makam Dewi Sekardadu
Pukul 14.00 – 15.00 Pulang menyusuri sungai Kepetingan

Info lebih lanjut bisa melalui inbox atau hubungi; 085730100818

Thursday, March 15, 2012

Perjalanan Pena ke Sekolah Part IV : Menebar Virus Ayok Mengawali Menulis


Untuk part 1 bisa baca di sini dan part 2-nya ada di sini

Banner yang seharusnya di pake tapi enggak jadi :D


Saya khawatir enggak bias tidur lagi, usai acara hari sabtu itupun saya enggak berani tidur ya dengan harapan bias tidur nyenyak malamnya. Dan berhasil karena saya tidur di rumah kakak saya :D hehehehe, solusi terbaik memang :D disamping itu disana saya bias ngonline untuk menulis dan mengupdate blog teramsuk update status juga. :D satu dayung dua sepuluh pulai terlampaui.
Setelah bangun pukul 3 pagi saya langsung bersiap enggak mau terjadi berantakan. Karena saya musti pulang dulu ke rumah sendiri yang jaraknya enam kilo, dan balik lagi ke rumah kakak saya satunya (cak Andik) untuk pinjam lepi, masih ingetkan di post sebelumnya saya enggak bawa lapi L. Alhamdulillah meski harus bolak-balik tapi semua teratasi dan bisa sampai di sekolah sebelum waktunya pukul 07.00. Yups satu jam saya nunggu lebih awal.
Di sekolah tak banyak yang saya temui selain pak Ngadi, tukang kebun sekolah. Secara hari minggu memang hari libur githu lho. Dan pak Ngadi dengan sangat baiknya mau membukan pintu laboratorium buat saya. Terimakasih pak.
Oh ya, saya sempet malu untuk kedua kalinya lho. Setelah saya malu di dalam ruang guru kemarin. Ternyata pak Ngadi dan istrinya yang menjaga warung (kantin milik pak Ngadi) masih ingat sama saya meski 11 tahun silam telah berlalu. Ternyata oh ternyata keluarga pak Ngadi masih keluarga saya, katanya orangtua istrinya itu masih saudara sama embah saya. Ya, saya ingat mbah saya pernah berkata kalo saudaranya banyak di desanya tempat pak Ngadi tinggal. Namun kata orang karena kepaten obor, banyak yang tidak tau kalau ternyata kita saudara. Ah, pak kenapa tidak bilang dari waktu saya sekolah dulu? Tau githu kan saya akan sering minta gratisan karena kita masih sodara kan. Hehehe
Di Laboratorium saya sendirian, setelah nyalain laptop saya, beresin buku, bikin undian, dan daftar hadir saya back to laptop lagi yang ternyata si SMP tercinta sekarang di pasang hotspot. Aih, kayak di café ya. Makin canggih sekolahan saya, tapi sayangnya ada user name password yang harus diisi dan saya enggak tau nge sms Jakapun juga enggak tau jadinya kecewa deh tabiat ngonline dan blogger saya enggak terlampiaskan.
Lama menunggu akhirnya anak-anak sudah pada datang juga dengan seragam kebesaran Dewan mereka. Ternyata meski minggu anak-anak rajin-rajin juga enggak mengurangi antusias mereka untuk mengikuti bedah buku saya meski hari libur adalah waktunya besenang-senang. Buktinya enggak ada yang terlambat semuanya hadir sebelum jam 08.00 mereka memenuhi ruangan laboratorium.
Acaranyapun berlangsung dengan sangat antusias, saya sempet kwalahan menjawab pertanyaan mereka. Seperti pertanyaan yang sering diajukan kepada saya ternyata masih banyak dari mereka yang susah mengawali untuk menulis.
Aslinya menurut saya bukan susah mengawali tapi seperti yang pernah saya alami dulu, saya terlalu sering memikirkan bagaiamana kata atau kalimat yang bagus untuk membuka tulisan. Ah, bagi saya itu mah ga penting bagus tidaknya yang penting tulis saja apa adanya. Urusan bagus mah, nanti juga bagus sendiri tinggal bagaimana kita mau menulis. Menulis seperti mengasah pisau, nggak akan pernah tajam kalau mengasahnya jarang-jarang. Seperti halnya menulis, belajar menulis itu bukan mengenai bakat tapi mengenai kemauan untuk menulis setiap hari. Semakin lama pena diasah dengan menulis saya yakin pena kita akan semakin tahu pada bagian mana tulisan kita yang harus diperbaiki nantinya.
Jika kita mengawali menulis hari ini, jangan pernah menghakimi tulisan kita jelek, lebih-lebih jika kita bangga dengan tulisan kita sendiri dengan memuji tulisan sendiri. Toh sah-sah saja, itu yang akan memunculkan semangat kita untuk menulis lagi. Hargai apa adanya tulisan kita, setidaknya jika kita belum pede untuk mengirimkan ke media, kita cukup menyimpannya saja. Dan jangan pernah membuangnya. Yakin itu nanti akan menjadi kenangan yang sangat indah ketika nantinya kita berhasil membuat tulisan yang bisa di muat media atau dibukukan. Tapi, menulislah lagi, lagi, lagi dan lagi.
Rangkaian acaranyapun di tutup dengan doorprice buku-buku dari penerbit yang telah membukukan buku saya, LEUTIKA PRIO. Peserta sangat senang sekali ketika pada akhirnya sang penanya mendapat hadiah buku-buku leutika, jadi banyak yang ingin Tanya lagi. Namun tidak menutup kemungkinan untuk ditanyakan di luar acara. Buku saya yang hanya saya bawa beberapa eksempar jadi rebutan beberapa anak yang ingin dapat buku saya. Semua buku sama, jika kita bisa mengambil ilmunya :D
Terakhir saya ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak sekolah yang telah berkenan memberikan ruang dan waktunya, meski bapak Kepala sekolah tidak bisa hadir karena berhalangan, juga Bapak Edi atas sambutannya mengawali acara yang sempat mengingatkan kembali masa saya sekolah dulu, juga kepada kak Jaka teman seperjuangan saya.
Ucapkan terimakasih kasih juga teruntuk LEUTIKA PRIO sebagai supporter acara saya ini. Yang meski acara saya sempat tertunda seminggu dari jadwal acara, pihak leutika prio masih mempercayai saya dengan mengamanahi seabrek buku-buku doorprice dan Merchandise.
Dan terakhir kepada adik-adik saya di SMP Negeri 1 Dawarblandong, mari kita berkarya dengan pena[.]

Wednesday, March 14, 2012

Perjalanan Pena ke Sekolah Part III : Pra Acara Di Tengah Pertumbuhan Sekolah


Untuk part 1 bisa baca di sini dan part 2-nya ada di sini

Banner yang seharusnya di pake tapi enggak jadi :D

  Sampai di sekolah saya celingak-celinguk kayak ayam kalkun nyari mangsa, berharap ketemu seseorang yang sudah ada janji dengan saya. Gag mungkin juga kan saya langsung nyelonong ke anak-anak yang lagi latihan pramuka, lagian saya sudah tidak tahu lagi kelas mana yang di gunakan untuk latihan. Sementara kelas yang biasanya jadi langgangan tempat latihan pramuka kini kosong melompong tapi bukan gigi ompong. Smuanya bertumbuh dan berubah.
11 tahun silam dengan sekarang perubahan yang melintas dipikiran saya lebih dari tujuh puluh persen. Mulai dari bangunan-bangunan di sana-sini banyak yang asing dan baru, taman-taman sampai dengan ruang guru, kepala sekolah dan TU yang sekarang berada di tengah lapangan. Ya, dulu di tengah-tengah sekolah kami ada semacam lapangan rumput tempat kami upacara, senam pagi, olahrahga; lari, voley, sepak boal jadi satu disana. Rupanya lapangan rumput kini pindah ke belakang sekolah dan disulap jadi bangunan tersebut plus lapangan voley di depannya gedung.
Semakin kebelakang saya mendapati ruang kelas tempat belajar saya dulu ketika kelas dua. Dulunya kelas saya ada di tengah deretan kelas bagian utara bersama dua kelas lain, kelas II-4, II-5 dan I-1. Dan termasuk deretan gedung sekolah yang berbatasan dengan lahan pertanian sebelum warungnya pak Jupri, pemilik kantin sekolah. Namun, sekarang adalagi bangunan baru di belakangnya, sehingga ruang kelas saya tidak lagi paling belakang. Ah, jadi seperti mengingat kembali masa-masa saya SMP dulu.
Bukan hanya di bagian utara dan tengah saja, pertumbuhan yang saya lihat hampir menyeluruh ke semua penjuru, barat, selatan dan paling banyak saya temukan gedung baru di sebelah timur.
Setelah menemui Jaka, saya langsung menuju TKP yang rupanya anak-anak memang sedang latihan PBB di lapangan belakang. Saya samperin untuk sedikit ngobrol tentang latihan mereka. Karena bukan acara yang formal sayapun mengajak mereka duduk lesahan beralas tikar rumput. Ini adalah posisi yang paling saya suka setelah penjelajahan panjang dulu, duduk dan beselonjor diatas rumput untuk mendapatkan materi dari kakak Pembina. :D enggak melulu di kelas. Inti acaranya hanya sekedar menyapa mereka dan memperkenalkan diri saya sebagai alumni Dewan dulunya. Ih PD ya :D hihihihi sambil sesekali saya praktekkan ilmu konsentrasi dari blognya dek Rurin disini yang ternyata saya hanya hafal bagian pertama, meski berantakan dan Cuma saya praktekkan satu itu tidak mengurangi sedikitpun keceriaan mereka setelah mereka sadar salah mengucapkan air jadi susu. :D
Seperti biasa acaranya pun berakhir dengan foto bersama, dan berasalaman untuk berjumpa lagi esoknya :D [bersambung]




Tuesday, March 13, 2012

Perjalanan Pena ke Sekolah Part II : Terjebak Kesendirian di Rumah Sendiri


Untuk part 1 bisa baca di sini

Banner yang seharusnya di pake tapi enggak jadi :D

Jadi ceritanya saya pulang kampong nih. :D pengennya lebih mempersiapkan acara saja saya ingin pulang sehari sebelum hari pelaksanaan, Minggu 11 Maret 2012. Lebih saya awali pulang pas hari jum’at sorenya. Eh, ga taunya hujan. Wah.. bagaimanapun juga musti pulang karena sudah janji dengan pihak sekolah hari sabtunya pengen melihat kegiatan pramukanya yang sekarang hari sabtu, beda ketika saya dulu latihannya setiap Minggu pagi. Supaya tidak buru-buru berangkat dari sidoarjo terpaksa saya nerabas hujan sore-sore, biar bisa tidur nyenyak untuk esoknya.
Dengan membawa dua ransel yang berisi seabrek buku-buku hadiah doorprice, buku oleh-oleh untuk ponakan, dan beberapa buku bacaan untuk saya sendiri. Sementara ransel satunya full pakaian ganti plus pernak-perniknya. Untungnya saya enggak membawa lapi, padahal awalnya saya ngotot sama suami pengen bawa. Dengan alasan suami deadline majalah menanti besok. Hwaaaaaaaaa…. Jadi ingat tugas saya di majalah yang kurang beberapa lembar. Akhirnya dengan amat sangat terpaksa saya merelakannya tinggal di rumah. Hiks L maaf ya darling saya tidak bisa menemanimu di saat-saat deadline terakhir seperti ini, apalagi saya menambahi beban tanggung jawabmu L. Jadinya saya enggak seberapa khawatir meski menerabas hujan yang enggak seberapa deras tanpa lapi. Cukup dengan Rain Coat sudah cukup melindungi saya dan ransel baju. Sementara buku-bukunya emang sengaja saya taruh  di ransel yang sudah ada pelingdung hujannya. Aman dah:D
Sampai di rumah hujan pun enggak mau berhenti. Bersyukur banget meski saya pulang sendiri tanpa di temani suami, ternyata hujanpun masih bersedia menemani perjalanan saya :D. Saya pun langsung sms jaka, sebagai perwakilan pihak sekolah yang membantu saya termasuk dia juga teman seangkatan saya dulu. Padahal seingat saya, dia dulu tidak pernah ikut latihan pramuka sekarang dia bisa jadi Pembina pramuka. Bagaimanapun pramuka memang kegiatan yang menarik, hanya orang yang belum pernah masuk pramuka saja yang mengatakan bahwa pramuka adalah kegiatan yang buang-buang waktu. Toh,  buktinya dalam buku saya “I am Proud To Be Scout” banyak yang bercerita kisahnya yang benci dengan pramuka pada akhirnya mengakui kecintaannya setelah mereka all in (lebih tepatnya terjerumus) Pramuka.
“Jak, aku sudah di rumah, besok ketemu dengan adik-adik jam berapa?” isi smsku kepada jaka.
Tak berapa lama dia membalas, “jam stgh 1 pas lathan ae nun”
ALAMAK!!!!, Jadiiiiiii………… latihannya setengah satu?! Bukannya besok pagi ya?! Lhaaaaa.. tau begitu saya pulang besok menyelesaikan dulu deadline majalah saya. Hiks.. hiks.. hiks.. sempet nangis berdarah-darah saya L
Pertama, karena kedudulan saya kenapa sms jaka setelah sampai dirumah dengan perjuangan saya  ngos-ngosan menerabas hujan, kenapa enggak tadi sebelum saya berangkat dari sidoarjo? Gilak namanya!
Kedua, saya paling takut sendirian. Dan kemiskoman saya yang dudul ini membuat jum’at malam sabtu saya terasa makin lama. Bayangkan saya sampai enggak berani mejamkan mata, saya sampai bosan melototin televisi. Bukannya saya menikmati tayangannya tapi hanya melototin supaya ada yang saya lakukan. Mulai dari acara "Kick Andy" yang seharusnya menjadi tontonan wajib dan sumber inspirasi, saya jadi mengabaikan segala hal tentang Agnes Monica dan hostnya tersebut. Benar-benar tidak bisa merekam apalagi menangkap apa yang disampaikan.
Berita-berita melampun sampe kenyang di mata saya, mulai dari TV ONE, Metro TV, Trans TV. Sesekali saya juga melototin bola RM Vs Lev yang kenyataannya pasukannya Ronaldo itu hanya menang karena Pinalty dari kartu merah yang diganjarkan untuk lawannya. Hanya itu yang menarik buat saya, kalaupun sudah bosan chanel itupun saya ganti dengan kontes dangdut. Biarlah sengaja memang saya hanya menghingari setiap menemukan chanel TV yang menayangkan film, jadi parno kepikiran jangan-jangan ini film misteri. Sampai-sampai film Flipper yang manis itu hanya kebagian akhirnya karena awalnya saya kira film misteri. Hehehehe, Nggak lucu dong kalo saya nonton film misteri sendirian yang biasanya ditemani suami. Saya jadi kepikiran, andaikan ada lapi mungkin saya tidak akan seperti ini kali ya :D
Eh ya jangan tanya bagaimana saya kebelakang untuk pipis, ini dan itu. Hoho, semuanya saya tahan dan terlaksana ketika terdengar kokok-an ayam dan suara Imsyak. Hihihi, takut macam apa ya ini. Ya sekalianlah hehehe, habis subuh baru bisa tidur nyenyak dan baru bangun sekitar pukul setengah sebelas, itupun setelah saya mendengar dering sms yang tidak segera saya buka; dari leutika, dari jaka, dari menix, dari anak pangandaran yang pengen beli buku saya termasuk telepon berkali-kali dari suami. Ah, biarlah saya masih ngambek sama suami yang tidak bisa menemani malam panjang saya walau hanya sekedar sms-an karena deadlinenya. Tapi itu tak berlangsung lama karena bagi saya deadline kan juga berharga, ujung-ujungnya honornya juga ke saya. Sayapun menelponya[bersambung]

Monday, March 12, 2012

Perjalanan Pena ke Sekolah Part I : Saya Malu Sendiri di Ruang Guru^^



Huaaaaaa.. Akhirnya bisa ngonline juga. Fyuh,,,, dua hari enggak ketemu internet serasa kehausan di tengah sahara. :D
Postingan ini sudah jadi IV part sebenarnya tapi saya ingin postingnya bertahap tiap hari satu part yang sudah saya atur jadwal postingnya. Ngomong-ngomong tentang jadwal posting, ternyata saya baru berhasil posting terjadwal ketika posting "Pesaudaraan Cinta ala Ibu dan Nyak". Hihihihi. Secara selama ini saya menganggap diatur jadwalnya trus disimpan, eh ternyata pas lewat jadwal posting kok postingan saya enggak muncul. Pasti saya yang salah pilih waktunya, jangan-jangan waktunya mundur karena saya bingung antara AM dan PM. Berkali utak-atik ini eh tetep saja gagal mulu. Ga taunya kudu di Publikasikan dahulu meski sudah di atur jadwalnya en harus muncul keterangan "terjadwal" pada daftar postingan.  Yaelah......
Meskipun terjadwal dan sudah ada jatah tulisan untuk empat hari mendatang, InsyaAllah saya akan tetap menulis disini. Termasuk rencana mau ikut GiveAwaynya penulis Kemilau Cahaya Emas, mba Nurmayati Zain. Tunggu ya mba :D. So, mungkin akan ada lebih dari satu post untuk tiga hari mendatang ding. Maaf buka empat ya, kan satunya sudah di post hari ini. Hehehehe
Banner yang seharusnya di pake tapi enggak jadi :D

Sebenarnya dari dulu pengen banget memberikan sesuatu untuk sekolah tempat saya belajar dulu, sebagai balasan atas apa yang telah mereka berikan terhadap saya. Akhirnya terlaksana kemarin, di SMP Negeri 1 Dawarblandong setelah beberapa minggu sebelumnya saya ijin dengan kepala sekolah Bapak Sunartono yang dulunya guru bahasa Indonesia kakak kelas saya :D
Entah, awalnya saya enggak merencakan untuk mengadakan acara ini. Awalnya saya hanya minta bantuan kakak untuk mengadakan acara bedah buku di Mojokerto dengan menggandeng Kwarcab Mojokerto tapi bersyukur ternyata keinginan saya yang lain yang terwujud ketika kakak bilang kepala sekolah tahu tentang buku saya dan saya di suruh ke sekolah untuk mengajukan surat ijin secara formil.
Malu juga sih waktu ke sekolah ketika itu. Ada sebagian guru yang tahu dan entah dengan takjub atau entah saking enggak percayanya saya yang kayak dulu begitu bisa jadi penulis.
“Lho, ning ndi sak iki ndok? Katanya sak iki wes sukses jadi penulis?”
Jadi saya yang spechles darimana bu Yanti tau tentang ini. Padahal setahu saya bu Yanti, guru yang saya kenal kalem dan enggak mungkin pakai yang namanya internet. Dan sekarang semakin banyak yang menganggap saya ini the real writer. Lho emangnya penulis bayangan enggak real? Bukan githu sih, setidaknya itu menambah beban saya, padahal selama ini saya bukan penulis yang seperti dalam bayangan mereka; Asma nadia mungkin, Helvy Tiana Rosa, atau the Pipiet Senja, lebih-lebih Sinta Yudisia? Ah tidak terlalu muluk-muluk jika saya menyamakan diri saya dengan mereka. Hanya sebatas dalam impian saya seperti mereka dan enggak salah kan? Saya lebih senang sebagai penulis Blogger saja seperti yang mba Anazkia bilang dalam blognya :D. Rasanya berawal dari blog saya bisa seperti ini dan dari merawat blog untuk mengupdate tulisan setiap hari yang mengajari saya bagaimana berproses ketika menulis. Jujur! Ini karena saya belum pernah sama sekali ikut kelas menulis Offline dan Online selain membaca yang mangajarkan bagaimana membuat tulisan yang bisa di baca.
Dan malu itu semakin bertambah manakala saya lupa dengan beberapa guru. Hwaaaaa? Ini sih namanya murid lupa sama gurunya, tapi tidak dibenarkan saya lupa akan jasanya lho.
Ada beberapa guru yang memang baru namun ada beberapa guru yang memang bener saya lupa dan baru inget ketika saya ingat-ingat kembali di rumah. Bu Heni, guru bahasa Daerah saya dulu kelas 2. Bu Suminah, guru bahasa Indonesia saya dulu kelas 2. Namun beliau-beliau ini masih ingat lho dengan saya. ALAMAK?! Apanya ya yang diingat?!
“lho ini kan Unun yang dulu, sak ini opo yo sik cengengesan?!”, Hahahahaha yap! Itu membuat saya lebih menutup muka, sekonyong-konyong itu perkataan yang keluar dari bu Suminah ketika saya hendak menyalami beliau. Hehehehe,
Ada benarnya sih kalau ada yang bilang begini, “Ada dua murid yang selalu diingat oleh guru; pertama anak yang paling pintar dan bersinar, kedua anak yang paling bodoh atau paling nakal, di kelas”. Jadi saya termasuk yang mana nih? Bodoh enggak. Pintarnya dikit doang. Kalo nakal? Hem, enggak pernah masuk dalam buku besar, tapi kalo sering rese bin jahil sih iya. Hehehehhe
Namun menurut saya keduanya special sih ya, buktinya masih diingat oleh guru. Hehehhe. Tapi mudah-mudahan setelah ini yang meraka ingat adalah karya saya. Owh, yang sekarang nulis itu ya. Hehehehhe [bersambung]

Sunday, March 11, 2012

Pesaudaraan Cinta ala Ibu dan Nyak



Malioboro, Djogja
Saya pernah tinggal setahun di asrama, ibarat sekolah adalah boarding school yang sekolah dan tempat tinggalnya jadi satu. Tapi ini saya lalui pasca SMA, seperti mahasiswa. Bedanya kampus kami dikhususkan untuk anak yatim (bapak sudah meninggal tapi ibu masih hidup) or yatim piatu (bapak dan ibu sudah meninggal, like me:). Piatu tidak boleh, dan pernah terjadi DO mahasiswa secara besar-besaran sebulan setelah dimulai perkualiahan karena kedapatan banyak mahasiswa yang piatu (ibu sudah meninggal, bapak masih hidup). Ya, mungkin di mata masyarakat yatim, piatu or yatim piatu adalah sama. Nyatanya beda, dan pihak kampus beranggapan yang meski ibunya sudah meninggal (piatu) tapi masih punya bapak yang memiliki tanggung jawab menyekolahkan.

Peraturan asrama sangat ketat, termasuk jadwal pulang yang diperbolehkan ketika hari libur. Membuat kami rindu dengan keluarga dan menciptakan kondisi tersebut di asrama. Apalagi semuanya dari kami adalah Yatim/Yatim Piatu yang sudah pasti panggilan Bapak/Ibu sudah tidak ada lagi. Sehingga masing-masing dari kami (penghuni asrama) yang memiliki sosok tersendiri mendapat gelar/panggilan baru sebagai bagian dari keluarga. Dan dalam foto ini adalah sosok ibu dan nyak, saya dan mereka (penghuni asrama) memanggilnya ibu juga sebaliknya saya dipanggilnya nyak. Sampai sekarang dan nanti.

NORAK: Dalam bus Trans Djogja
Boleh dibilang kami bukan sekedar sahabat, lebih dari Friendship Love saya menganggap dia seperti saudara sendiri. Orang kedua yang menjadi pertimbanganku setelah suamiku. Seperti kemarin ketika suami tidak bisa mengantarku ke Ciamis, tidak terlihat sedikitpun keluh kesahnya menemani perjalanan panjang lintas propinsi. Lelah, ngantuk, terlantar, ditipu orang adalah bagian cerita yang tidak perlu dikeluhkannya. Bahkan kami menyempatkan mampir sebentar ke Jogja, jalan-jalan sambil memanjakan mata dan menikmati bus trans Jogja yang belum ada di Surabaya.

Saya senang ibu terlihat menikmati ini, meski saya sendiri tidak banyak membelikannya apa-apa. Tapi ini adalah moment kami berdua yang sangat langka. Mengingat kesibukan kami berdua yang sudah berpisah kota, saya di Sidoarjo dan ibu di Jombang.

Ah Ibu, masihkan kau ingat tentang mimpi ketika tanpa sadar kau berujar ingin traveling menelusuri kota-kota yang belum pernah kita kunjungi, mungkin ini adalah sebagian jawaban do’amu dulu, mengunjungi kota Purwokerto dan Ciamis yang belum pernah sama sekali terjamah oleh kaki kita.

Rasanya mimpi itu kian nyata ya bu. Saya selalu meyakinkanmu, apapun keinginan kita jangan pernah putuskan do’a dan mimpi kita. Allah tidak tuli, pasti mendengar do'a kita. Percayalah Allah selalu memiliki seribu cara bagaiaman mewujudkan mimpi hambanya. Tinggal sampai di mana usaha yang kita lakukan untuk berikhtiyar, ikhtiyar dan ikhtiyar[.]
Depan Stasiun Kiaracondong, Ciamis
Jumlah kata; 394
Tulisan ini diikutkan pada GIVEAWAY :  Aku Sayang Saudaraku yang diselenggarakan oleh Susindra


Saturday, March 10, 2012

Aku ingin jadi penulis


Ada yang inbox saya intinya ingin bisa membuat novel. Lha saya sendiri saja belum punya novel, kalaupun buku tapi bukan novel. Ya supaya nggak di cap sombong saya tanggepin aja inboxnya dengan memberi berbagai motivasi dan terjadi di tengah obrolan seperti ini,
...........................
Dia; kakak bntu ya,untk memperjuangkan karya2 aku.karna cita2 ak ingn jadi PENULIS
Me; Serius mau jadi penulis?
Dia; Iya kak Aku pengen banget
Me; suka baca?
baca buku apa saja?
sudah punya buku saya or sudah punya koleksi buku siapa saja? 
(saya tanyakan ini karena kok tanyanya ke saya padahal saya kan belum jadi novelis:)
Dia; Aku blum bca krya2 kak,aplg memliki y,, (hiks :( makanya salah nanya kesaya) ak gk punya koleksi n0vel.ak hanya sering n suka bca di perpus2 sja..
(owh terang saja belum punya buku saya, tapi tak apalah. Saya kan bukan penulis yang pelit ilmu:)
Me; Ha? padahal buku itu kamusnya penulis lho!
Dia; Maf dh kak,kalo gt ak mnta dnk hasl karya kak,,
ya kn ak koleksinya bku kesehatan sja ..
Kalo bku crta2 seprt it ak ska pinjam2 sja,bgtu..
GLODAK!!!!!!
Jadi intinya minta buku gratisan ke saya... AlamaK:(
Mencoba tidak nanggepin yang ujung-ujung minta gratisan, namun rasanya bersalah amat. Membantu kok nggak tuntas. Karna saya pikir dia lebih suka dengan buku kesehatan, terbukti mengoleksinya daripada buku Novel seperti cita-citanya yang hanya dia pinjam. Akhirnya saya jawab
Me; bikin aja buku kesehatan *good idea* cocok sama buku kesukaanmu. Penulis biasanya lahir dari apa yang dia suka
Dia; Wah..iya ya
Good idea,i like it..
Thank ya kak..
He 
Intinya dia menutup pembicaran yang tidak bisa saya tanggepin. Sebuah cita-cita mulia, jadi penulis. Namun rasanya kok ironis sekali. Tidak ada usaha mengejar cita-cita. Saya jadi meragukan, benar dia mau jadi penulis? Mending jadi penulis blogger saja seperti saya :) he, syukur-syukur nanti kalau ada penerbit yang ngelirik blog saya :D



Friday, March 09, 2012

Misteri Kehamilan



Sebelumnya saya mau berterimkasih dulu kepada PakDhe Choliq. Karena kunjungan saya pagi tadi ke BlogCamp PakDhe, saya nemu postingannya yang berjudul Makanan Idaman Wanita Hamil : ComRo. *)Tapi maaf ya PakDhe belum sempat komen karena pagi tadi OL di warnet sambil nungguin service sepeda motor(*  mengantarkan saya ke rumahnya mba Andy Hardiyanti penyelenggara GiveAway ini. 
Mudah-mudahan melalui GiveAway ini, selain media untuk mengasah keyboard *)Pena(* saya dan punya kesempatan dapat hadiah *)yang ini jujur (*. Harapan saya bisa dapat sesuatu yang lebih dari itu; motivasi, tips-tips juga kritik dan saran dari teman-teman :D
Kartun Muslimah Hamil
Sumber : simfonikehidupan.wordpress.com
Oke,
Bermula ketika seminggu setelah hari pernikahan saya satu setengah tahun lalu. Tetangga saya banyak yang riwueh melihat perubahan pada tubuh saya. Katanya tanda-tanda kehamilan itu sangat nampak dalam diri saya mulai dari tubuh yang katanya lebih gemuk, wajah, hingga te*ek yang tidak biasanya.
"Mbak, sampean hamil ya?", tanya tetangga depan yang umurnya dua tahun diatas saya, itupun dengan meraba-raba perut yang membuat saya risih.
"Masak sih mba?", sengaja saya meyakinkan diri karena memang saya belum tahu. Hingga obrolanpun merembet-rembet pada perhitungan kalender menstruasi saya.
Begitulah tetangga, segala hal yang menyangkut tetangganya selalu menarik untuk di ketahui lebih dalam malah kadang di besar-besarkan. Tapi bagaimanapun tetanggalah orang yang pertama yang akan menolong ketika ada apa-apa dengan kita. Bersyukurlah, itu tandanya tetangga masih perhatian dengan kita.
Ya, memang pernikahan saya ketika itu masih seminggu. Pernikahan usai akad nikah dan resmi dalam buku besar negara kita menjadi suami istri yang sah, katanya sudah dapat ijin surat "Penak". Tapi dalam agama ikrar kami sudah berlalu satu setengah bulan sebelum pernikahan kami. Ya, seperti orang bilang kami memang nikah siri dahulu. Bukan karena suatu hal semisal kecelakaan pra nikah. Tapi memang kedua orang tua kami yang masih menganut penanggalan jawa, hari baik untuk kami menikah tepat seminggu setelah lebaran meski hari-hari lainnya juga baik namun waktu itulah yang tepat bagi kami menikah. Dan itu tidak mungkin untuk sebuah pesta pernikahan kami yang hanya punya waktu seminggu.
Kenapa musti cepat-cepat?
Mungkin inilah yang orang tua kami katakan "menyegerakan hal baik". Mengingat orang tua suami adalah moden di desa yang sering menikahkan orang. Termasuk lingkungan kerja kami dulu *)tempat kerja suami sekarang, dulunya kami satu kerjaan, namun sekarang saya mengalah keluar kerja jadi perempuan blogger saja(*, malah kami maunya sudah dinikahkan sejak lama oleh teman-teman kami yang kebanyakan ustad. Namun terganjal saya belum di kenalkan orang tua. Dan benar saja setelah dikenalkan, kami tidak boleh berlama-lama. Intinya pernikahan siri kami baik-baik saja.
Back To Topic
Dan perhitungan menstruasi itupun mengindikasikan bahwa saya telat dua minggu. Ha? kenapa saya tidak menyadarinya? Entahlah saya kok dudul banget. Meski baru pertama *)dan mudah-mudahan terakhir(* kali menikah kenapa saya ngga sampe kepikiran bahwa saya telat itu hamil. Baru ingat setelah di kasih tau sama tetangga untuk ngecheck dengan alat test pack sederhana yang 2500an itu. What? Lagi-lagi saya membodohkan diri saya sendiri. Kenapa nggak belajar dari film dan sinetron, yang adegannya menangis-nangis setelah tau tanda positif pada alat itu. Saya juga bukan orang yang stupid amat. Kenapa hal-hal begini saya tidak sedikit cerdas.
Setelah obrolan itupun saya memberitahu suami, berharap dia mau mengantarkan saya untuk langsung periksa ke bidan saja.
"Udah nanti saja kalau sudah telat sebulan kita periksakan dek", begitu tanggepannya. Owh, ya sudah akhirnya saya setuju.
Dua hari kemudian, entah saya lupa dengan kehamilan saya. Rasanya perut kok sakit banget. Mengingat rasanya dilep yang sering dialami perempuan termasuk saya dulu, kok rasanya sakit amat. Padahal sudah setahun ini saya sudah jarang kena dilep. Meski demikian saya masih ingat bagaimana rasanya sakit yang menusuk-nusuk perut saya, tapi ini lebih dari sekedar di tusuk-tusuk. Sakit bangeeeettt. Saya sampai kelinyengan di atas kasur. Guling-guling ga jelas sambil merintih kesakitan dan pegangin perut.
Suami jadi bingung melihat tingkah laku saya, dan pertanyaannya "Kenapa?" saya jawab dengan enteng, "dilepen mas" tanpa mikir tentang kehamilan saya.
Dan atas saran ibu mertua katanya saya itu kena magh dan disuruh ke dokter Syarifatul (dokter umum). Memang saya silent ke ibu tentang "misteri kehamilan" yang menurut saya masih belum ada kejelasan. Saya tidak bisa apa-apa tanpa mikir ke arah sana,  dan menurut saja ketika suami membawa ke dokter tersebut. Saya sempat menunggu antrian sambil mulet-mulet kayak uler keket, akhirnya tiba juga giliran saya. Dan saya katakan, apa yang di bilang ibu saya termasuk dianogsa asal-asalan saya,  dilepen.
Dokter itu memberi saya sekantong plastik pil dan kapsul, termasuk penghilang rasa sakit. Habis nenggak rasa sakitnya hilang. Esoknya saya langsung mens.
Saya baru nyadar ketika itu, "bukankah tetangga saya bilang saya lagi hamil?"
Hwaaaaa... berarti saya ga jadi hamil. Atau memang belum hamil? Ah saya ga tau, tetangga saya belum tentu juga benar.
Mens kali ini benar-benar aneh menurut saya, seumur-umur mens saya tidak secepat itu. Hanya tiga hari, itupun hanya keluar litle by litle, sehari keluar sehari enggak. Ah, ini mens apa enggak *sigh? Padahal biasanya enggak begini, full lima hari keluar buanyak banget hingga nunggu bersih kadang sampai seminggu.
Namun seminggu setelah mens saya yang tidak wajar, mens itu keluar lagi tanpa permisi dan tanpa ada tanda-tanda gejala sakit seperti dilep. Dan itu juga mens yang tidak wajar kedua tapi lebih buanyaaaaak banget, hingga lebih dari sepuluh hari sampai lemes tubuh saya. Dan saya bawa kebidan.
Apa yang bidan kata?
"Bisa jadi mba Nunu kemarin itu hamil, dan mens pertama itu hanya flek", What apa lagi itu flek? Saya belum akrab dengan kata satu itu.
"karena di beri obat magh, akhirnya janinnya luruh", hati saya jadi seerrr mendengar janin luruh. Menyesal kenapa ketika di beritahu hamil dulu tidak langsung nge-check atau langsung ke bidan sendiri tanpa menunggu suami. Ah sudahlah. Pungkas saya kecewa sediri.
Dan bulan-bulan setelah itu, telat sehari saja saya langsung menuju apotik beli test pack. Sampek akhirnya saya malu sendiri sama penjaga apotik berkali-kali beli test pack terus. Hihihihi bukannya malah seneng ya? Sesekali saya merubah haluan langsung ke bidan karena khawatir saya yang memang tidak bisa menggunakan test pack sampai saya sering kecewa. 
"belum kok mba, tuh masih kosong".
Mungkin sampai seringnya saya kesana dengan hasil yang nihil bidannya  sampai bilang, "kalo telat sehari, test sendiri di rumah mba Nunu. Tidak perlu kesini", sambil bidannya menunjukkan cara pemakaiannya kepada saya. Tapi,,, masalahnya kan bukan ituu :(. 
Sampai-sampai bidan tersebut mengajari saya cara cepat  hamil. mulai dari konsumsi makanan, hingga bagaimana berhubungan yang benar itu. Saya cuma senyum-senyum mendengarkannya
Hingga hari inipun kehamilan itu masih misteri bagi saya. Kalo orang bilang rasanya ngenomi (hamil muda) itu sudah merasuki tubuh saya berkali-kali. Mulai mual-mual sebelum telat mens, saya sudah menjaga kondisi tubuh saya. Kali aja hamil. Ha? Emang ada ya? Entahlah. Hingga mual-mual waktu telat beberapa hari, sampai perut bagian bawah kiri saya membuancit. Saya masih belum tahu, nyatanya saya tidak hamil. Arrgghh  bagaimana *sigh ngenomi itu?
Artikel Misteri Kehamilan ini diikutsertakan pada acara Giveaway Awal Maret 2012  di Blog Andy Hardiyanti.






Thursday, March 08, 2012

My Idiot Brother


Sebenarnya saya pengen upload ini kemarin, berhubung saya lagi ada gawe untuk ngumumin sesuatu di sini jadinya postingan ini saya pending dan baru saya posting sekarang. Aslinya pengen banget sih posting ini kemarin mengingat postingan pengumman yang hanya sebatas deret nama akhirnya saya bikin sedikit curhat supaya ada usaha mengasah keyboard (read; pena). *Ngeles lagi aslinya supaya tidak dibilang Blogger Musiman seperti yang sudah saya dengungkan pada postingan ini "Masih mau jadi bukan blogger musiman?" Terpaksa deh postingan ini mundur dulu, :D

Sebuah Resensi
My Idiot Brother,

Saya mengenal Agnes Davonar dari novelnya yang berjudul "Sahabat" dan "My BlackBerry Girl Friend" hadiah dari karya saya ini. Meskipun hanya pemenang nominasi dalam lomba menulis 1000 kisah tentang ibu yang diadakan ungu, saya mendapat seabrek hadiah; ada coklat Chocolatos, voucher,  buku, hingga merchendes Ungu kesukaanku dan lain-lain tak ketinggalan fulus :) *mata langsung ijo*. Tapi saya bukan Cliquers, hanya ngefans sama Ungu dan Lagunya :)  Dan baru saya tahu ketika itu bahwasannya salah satu sponsor yang tertera Agnes Davonar adalah Penulis. Dan kerennya lagi dia penulis online yang karya-karyanya hampir selalu fenomenal. Wow.... *)Lagi-lagi saya kena tabok, ngakunya Blogger Sedjatie tapi Agnes Davonar aja kagak tau J(*. Specialnya juga buku ini saya dapat GRATIS dari Chocolatos karena mejengin foto ponakan disini :D
Eh ya, ngomongin Agnes saya jadi ngiri bener. Disetiap bukunya selalu ada sponsor. Entah itu Chocholatos, XL, apalagi ya? Ehm.. beruntung deh. Sebagai blogger yang ngaku penulis, hiks beneran saya ngiler.

Back to topic
Seperti judulnya "My Idiot Brother" adalah novel remaja yang mengisahkan tentang seorang gadis bernama Angel yang memiliki kakak idiot. Di sinilah uniknya seorang Agnes Davonar, dalam setiap novel dan cerpen-cerpennya yang pernah saya baca dia selalu konsisten dengan pemakaian nama-nama ini; Angel, Agnes, Hendra dan Martin. Request dong sekali-kali pake nama saya gitu kek! hihihi protes. Empat nama tersebut hampir tidak pernah absen, dan dia berhasil membawa nama-nama tersebut dalam berbagai peran yang kadang di bolak-balik dia. Kadang Agnes jadi baik, Angel yang jahat atau sebaliknya. 
Hari-hari Angel selalu diisi dengan menjaga kakaknya, suatu pekerjaan yang sangat dibencinya ini hanya memiliki satu-satunya alasan untuk menadapatkan uang saku lebih dari ibunya.  Angel merasa tidak adil dengan perlakuan ibunya yang selalu jatah uang saku kakaknya lebih banyak, sedangkan dia harus membanting perasaan dengan cara seperti ini agar dapat lebih. Tidak adil, bagaimanapun Angel bukan anak kecil lagi yang masih suka bermain monopolian, permainan yang sangat digemari kakaknya. Ia malu jika teman-teman sekolahnya, terutama Agnes lawan tokohnya tahu tentang kondisi kakaknya yang Idiot menjadi bahan ketawaan dia di sekolah.
Dan itu terjadi ketika ibunya dengan sengaja membawa kakaknya ke sekolah untuk menjemputnya karena ibunya harus pergi arisan mendadak. Dari situ Angel tidak bisa menutupi tentang kondisi keluarganya. Lebih-lebih tentang nilai Angel yang kurang, menjadi pelengkap bagi Agnes bisa memgang kartu As Angel untuk ngetawain Angel sebagai  perempuan bodoh nan Idiot seperti kakaknya.
Ini memperparah kebencian Angel terhadap kakaknya. Diusir dari kamar, di omelin, di kata-katain, tentu saja itu hanya berani dilakukannya ketika di belakang ibunya. Sangat bertolak belakang dengan Hendra, kakaknya yang Idiot itu. Meski Angel menaruh kebencian lebih terhadapnya, Hendra tidak pernah luput memberikan kado boneka Babi Pink kepada Angel setiap ulang tahunnya Angel. Sedangkan Angel, ingat ulang tahun Hendra saja tidak.
Ya, buku ini membuat saya berdecak kagum. Ini adalah cerita sederhana namun mengandung pesan yang mendalam tentang bagaimana ketulusan menerima keluarga kita apa adanya. Agnes Davonar selalu berhasil mengangkat cerita dari realita yang hampir dekat dengan kehidupan kita, mengingat dalam keluarga kakak ipar saya ada anggota keluarga yang mengalami hal yang sama. Bukan berarti lantas membuangnya, cinta dan kasih sayang dalam keluarga ini patut di tiru meski hanya sebuah cerita. Sosok Ibunya Angel meski sangat keras terhadap Angel, terbukti  ibu selalu menyiapkan pesta ulang tahun Angel. Hanya saja ibu selalu memiliki cara tersendiri bagaimana  mengajarkan Angel untuk menerima Hendra apa adanya, meski di depan teman-temannya.
Novel ini juga komplit dilengkapi dengan kisah cinta seperti novel-novel lainnya. Yang meski tema keluarga atau persahabatan rasanya kurang afdol kalo tidak ada kisah cintanya. Namun di endingnya saya kurang sepakat dengan Agnes Davonar, dengan caranya pengorbanan Hendra yang menusukkan jarum suntik ke tubuhnya hanya agar dokter mau mengambil darahnya untuk menolong Angel. Ya, namanya juga novel fiksi bagaimanapun itu adalah imajinasi penulis yang patut kita berikan apresiasi.
Meski sangat fenomenal buku ini juga memiliki kekurangan di beberapa halaman yang sempat saya tandai. Seperti kesalahan pada editing, saltik, atau terdapat kalimat-kalimat yang kurang pas menurut saya.
1.      Tiga cewek norak itu saling melambaikan tangan mesra untuk pada Aji
2.      Tapi demi agar Aji tidak jatuh padanya, ................
3.      Sepekan Agnes ikut bermain kami di lapangan dan tiba hingga akhirnya Aji mulai merasa jenuh melatih Agnes yang bodoh itu
4.      belum bisa masukin bola ke ranjang
5.      Agnes merasakan pahitnya kata-kata arti bodoh
Kalimat di atas rasanya kurang sreg meskipun dalam novel ini memang menggunakan bahasa gaul. Rasanya ketidakbakuannya sangat saya rasakan. Dan yang berikut ini hanya saltik saja.
1.      Emang gal punya sopan santun!
2.      Dan yang jadi pertanyaan, lok gue mau ya diperbudak dia?
Hanya itu kekurangannya yang saya temukan, dan saya rasa itu nggak ada apa-apanya dibandingkan dengan nilai dari sebuah kisah yang sangat inspiratif. Ya nggak?! Apalagi dalam buku ini juga dapat bonus 6 cerpen di dalamnya yang tak kalah inspiratif juga. So, buku ini recomended banget buat pembaca yang doyan novel dramatis dan percintaan buru saja novel-novelnya Agnes Davonar lainnya[.]

Tentang Buku
Judul buku : My Idiot Brother : Love and Live Chocolatos
Penulis : Agnes Davonar
Penerbit : Inandra Published
Tahun : Cetakan Pertama Nopember 2011
ISBN : 978-979-18346-8-1
-->

Wednesday, March 07, 2012

Pengumuman Flash Fiction dan Fiksi Foto

Maa..aaaaaaaaaaff sepertinya saya sudah sangat terlambat memosting pengumuman ini. Plis, maafkan ya. Pis ah, gag pake alesan kenapa-kenapa meski saya akui trouble makernya adalah lepi butut saya yang kudu di LemBiRu. Gak bisa di pake download lampiran email yahoo, kadang bisa kadang enggak. End musti sabar, kalo pas bisa eh tiba-tiba mozilanya ngeblank item semua dan mousenya non aktif di jendela Mozilla terpaksa restart lagi login email. Yah, namanya juga lepi warisan :D xixixixi.. atau kadang pas baca naskah giliran wordnya yang ngrestart atau juga windowsnya. Yaelah saya jadi marah-marah sendiri, percuma saya banting nanti juga malah saya yang nyesel. Nulis nie aja saya musti ulang tiga kali entah, padahal awalnya tulisan saya gag kek gini. Terpaksa sambil curhat.. hiks:(

Dan mohon maaf sepertinya saya akan mengecewakan beberapa teman yang barangkali naskahnya tidak masuk. Swear, ini bukan masalah kita teman, atau penulis pemula dan senioritas. Tapi murni mengenai naskah yang saya cari. Kenapa naskah yang masuk kebanyakan menceritakan pengalamannya sendiri ketika ikut pramuka? Bukankah yang dicari adalah FlashFiction atau FiksiFoto? Not real!.

Justru saya sendiri yang kecewa dengan banyaknya naskah yang bagus-bagus harus saya depak. Saya sendiri menggerutu, “Nie naskah cocoknya masuk dalam buku I am Proud To Be Scout” kenapa dulu nggak dia ikutkan ya? Hem,, entahlah.
Yuk, nie dia mereka. Dan yang akan di satukan dengan naskah Unsa di bawahnya:
  1. Elang Terbang
  2. Morse? Semapure?
  3. Pramuka, love U
  4. Belajar Mandiri
  5. Gadis Pramuka
  6. GARA-GARA KEBELET
  7. Regu Kambocil
  8. ANAK MAMA IKUT BERKEMAH
  9. Aku, Dia dan Pramuka
  10. Berkemah
  11. Akhirnya Aku Bisa Bangun Pagi
  12. TENDA JEMBATAN KASIH SAYANG ITU
  13. Kambocil
  14. Memori Bakti Pramuka dan Jaminan Masuk Surga
  15. Perkemahan di Hutan
  16. Akhirnya Aku Bisa Bangun Pagi
akan di kompilasikan bersama naskah2 Scout UNSA berikut ini;
GRUP TRISATYA

1. Marlyn Christ: Scout Soul
2. Lahir Nurul M: Scout My Love
3. Sandza: Maaf Kang, Kami Satu Jiwa
4. Syukron Jayadi: Dibalik Indahnya Pramuka
5. Anjali Kezia: Kami Pramuka, Tapi Kami Tetap Muslimah
6. Bellantinae Briant: Ketika Ayam Memanggil Pagi
7. Aia Aisyah: Izinkan Aku Ikut Pramuka, Bu
8. Ri Rimaya: Ulat Bulu itu Naksir Aku
9. Nurus Sa'adah Tamyizy: Pratama Pertama Dari Kelas Pertama

GRUP DASADHARMA
1. Ailam Aimsi: Hukuman
2. Rusmin Nuryadin A: Pandega Terakhir
3. Ade SM: Seragam Lungsuran
4. Faizal Oddang : Tiada Candu yang Lebih Bermakna
5. Ade Batari: Mr. X
6. Resti D. Agustiani : Jangan Tanya Soal Pramuka
7. Hudha A. Rahman : Pramuka Love Story
8. Dede A.Hamid : Sunsest Vista
9. Erika Ayesha: Bukan Pramuka Biasa

Tuesday, March 06, 2012

Masih mau menjadi blogger semusim?

-->
Bukan Blogger Semusim? Pertanyaan ini nabok banget ke saya. Beneran! Ini seperti menelanjangi blog saya sendiri yang pernah terkena virus Blogger Musiman akut. Apalagi belajar dari beberapa bulan februari lalu yang gue lakuin cuman copas file-file cerpen simpenan saya di laptop. Ada yang memang fresh orisinil saya bikin dan sengaja saya endapkan di file laptop, namun ada juga yang tandonan file-file naskah lomba nulis yang lolos tidak terpilih alias reject. Hem daripada laptop saya megap-megap karena kepenuhan, saya share file-file tersebut di bulan februari.
So What? Itu kan file saya sendiri bukan file copas milik orang lain lalu apa hubungannya dengan Blogger Semusim?
Bagi saya blogger semusim adalah blogger yang nulisnya wayahan (read; wayah = waktu). Seperti halnya musim hujan, ketika waktunya musim hujan. Hampir setiap hari tanpa jeda air terus menghujani tanah-tanah. Bahkan kadang bisa sehari dua tiga kali hujan. Hujan, reda, hujan, reda. Namanya saja musim hujan. Begitupun dengan musim-musim yang lain; musim nangka, duren, musim rambutan dll. Jadi musiman bisa diartikan sesuatu yang adanya intens dan terus menerus pada rentan waktu. Kenapa aku jadi merindukan musim juet ya? Ah itu buah kesukaan saya waktu kecil dan sekarang sudah jarang ditemukan:)
Lha untuk blogger apa hubungannya?
Tentu saja ada. Hubungannya Blogger dengan penulis. Dan itu bisa di lihat dari intensitas tulisan yang nampang di Blog. Saya kok jadi mempermalukan blog sendiri *sigh.aum pim panaserawan  kekali hujan. Hujan, reda, hujan, reda. namany menghujani tanah-tanah. bahkan file t Coba saja lihat arsipnya; januari, februari, maret sampai desembernya. Bisa menyimpulkan sendiri pada bulan keberapa mental Blogger Musiman itu kambuh. Atau malah ada juga yang tidak terloncati bulannya. #aduh>,< ketauan.
Memang sih awal-awal saya getol banget ngeblog. Apalagi pas jamannya blogwalking segala. Malam-malam pun rela jalan-jalan sendirian di dunia maya tanpa takut dirampok. Hihihihi sampai ngebelain ngos-ngosan sehari posting tiga sampai lima kali. Huh marathon bok!
Bukan hanya itu blogger musiman juga bisa di lihat dari tulisannya lho?
Coba perhatikan, ada berapa banyak tulisan yang hampir sama dalam rentan waktu sekian. Dan itu ada di blogku juga. Yaitu ketika musimnya GA, jenis tulisannya beragam sih tapi ternyata ujung-ujung eh untuk Give Away :D Ah, itu sih mending yang penting tulisan kita fresh kan ya?
Yang lebih parah adalah ketika lomba menulis yang kudu memosting info lomba di blog pasti yang sering saya share adalah info lomba. Hiks :(  ketauan benar nie Blogger ngga banget. Nggak ada apa secuil kata dan kalimat yang bisa di share selain info lomba yang copasan. Untuk variasi gitu kek. #memprotes blog sendiri. Iyalah masak blognya orang, bisa kena sambit saya.
Akhirnya saya tersadar ketika mengunjungi blog sahabat pena saya di nganjuk ini. Dia bukan hanya mengaku blogger tapi dia memang Bukan Blogger Semusim seperti yang sudah saya ketik diatas. Postingan-postingannya selalu original dan tidak mengikuti trend musim yang sedang ada. Kadang hanya secuil paragraph atau bahkan ungakapan dan kalimat retorika. Tidak tertoleh dengan GiveAway ataupun tergiur dengan hadiah lomba-lomba blog yang menjamur. Dia tetap menulis meski tidak ada itu semua.
Sampai pernah ketika kami sedang melakukan perjalanan pena bersama ke Ciamis dalam rangka bedah buku saya. Dia sudah mempersiapkan dua postingan dua tulisan yang di post terjadwal untuk dua hari, eh itupun bisa-bisanya dia kebelet ke warnet karena ingin cek blognya. Huh dasar Blogger Sejati.
-->
-->
Ngiri *sigh. Saya ingin seperti dia yang menulis tidak hanya ketika ada lomba nulis dan Give Away saja. Padahal kan harusnya selalu ada hal untuk ditulis setiap harinya. Ah, bulshit kalau bilang tidak ada Ide Menulis. Kalau saya mengatakan, mungkin itu cukup menjadi alasan satu-satunya yang bisa mentupi bahwa saya sedang malas nulis. Ya kan?! Kamu juga tidak?! Ah mudah-mudahan saya saja.
Coba apa yang kau lihat? Nah, itu dia kan inspirasi menulis. Apa yang kau pikirkan saat ini? Seperti yang dipertanyakan dalam setiap status facebook. Itu juga inspirasi menulis. Setiap saat setiap waktu setiap menit selalu ada inspirasi untuk menulis. Bahkan satu tetes hujanpun yang menjatuhi kepala itu bisa menjadi satu ide cerita yang bisa di tulis berlembar-lembar.
Menulis itu tidak perlu muluk-muluk dan mikir merangkai kata yang indah karena melihat postingan teman yang katanya selalu meliuk-liuk dengan indah. Tidak. Maka saya cukup menulis dengan keyboard saya sesuai dengan hati dan keinginan saya kemana arah blog yang saya inginkan.
Setiap yang terlihat bisa jadi kata
Setiap peristiwa bisa terucap dengan kata
Dan bentuklah menjadi kalimat,
Maka menulislah tanpa perlu memikirkannya
Masih mau menjadi blogger semusim? Ah, tidak yang lebih penting artikel ini bukan semusim belaka tapi, Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Tiga Kata Bukan Blogger Semusim di BlogCamp.


NB: yang lebih parah ternyata blogger semusim itu benar-benar ada. Semusim, hanya semusim. Getol ngeblog namun hilang di telan bumi. Siapakah? Penulis yang lahir dari blogger dulunya getol ngeblog setelah jadi penulis terkenal eh blognya isinya itu-itu saja. #Promosi buku. Sssstttt Yang ini bukan saya.. Swear saya penulis tapi belum terkenal xixixixixi

Yang Salah Sopir Apa Letak Museumnya *Sigh?

-->
Hari itu minggu 15 May 2011 (aku lupa tanggalnya, ini data dari tanggal foto diambil) suamiku minta ditemenin untuk sebuah acara yang digelar di Museum Mpu Tantular Sidoarjo. Acara yayasan tempat suamiku bekerja, semacam baksos kesehatan. Tapi bukan bakti social lah ya, ini menjadi rutinitas setiap bulannya bahkan bisa jadi setiap minggu suamiku full kegiatan untuk santunan kepada anak yatim. Kadang berupa pembagian uang saku, beasiswa sekolah, pembagian alat-alat sekolah, atau seperti ketika itu acara cek kesehatan dan peningkatan gizi anak-anak dengan memberikan suplemen dan makanan-makanan bergizi.
Lho kok tempatnya di Museum sih?
Suamiku memang kreatif, inovatif tapi tidak naïf. Baginya memberikan bantuan langsung ke panti seperti yang sering dilakukan dengan mengadakan acara seperti ini paling tidak, ada sedikit edukasi kepada anak didik (anak yatim) tentang sejarah mulai dari senjata, transportasi, telekomunikasi sampai tekhnologi. Atau sekedar mereka tau keberadaan museum Mpu tantular di daerah sendiri itu dimana sih?
Lho?
Eh iya lho, banyak yang belum tau keberadaan Museum Mpu Tantular ini. Setahuku saja museum Mpu tantular itu adanya di jalan Taman Mayangkara No. 6 Surabaya, bukan di Sidoarjo seperti yang sempat aku bersitegangkan dengan suami. Aku sendiri ngotot kalau Museum itu ada di Surabaya, tidak mau kalah dengan Suami yang bilang kalau di sidoarjo juga ada. Padahal suami sendiri sudah cek lokasi pesan tempat acara. Xixixixi dan terbukti aku yang salah, setelah membuktikan bersamanya.
Menurutku emang keberadaannya yang tidak strategis berada di Jalan Buduran, Sidoarjo. Tepat di bawah jembatan layang sebelah baratnya. Ibaratnya kalau kita mau belok ke museum tidak bisa langsung belok (kan berada di bawah jembatan, bisa-bisa mobinya terjun bebas) musti puter balik lewat bawah jembatan. Kalau sudah hafal daerahnya sih mungkin bisa langsung banting setir ke arah bawah jembatan. Kalau orang yang belum tahu mungkin akan lewat jembatan dulu baru keliahatan letak museumnya yang jauh dari jangkauan jalan besar.
Jangankan orang luar, sopir rent car orang sidoarjo yang disewa suami untuk membawa perlengkapan acara jadi ambradul gara-gara masalah sepele seperti ini, nyasar! Apalagi sopirnya pake acara ngambek nggak mau nganter lagi barangnya. Padahal dari awal sudah di tunjukin ancer-ancer letak museumnya yang di jawabnya dengan manggut-manggut. Karena percaya dia orang Sidoarjo pasti taulah, maka aku dan suami melaju duluan untuk mengkondisikan persiapan registrasi di tempat.
Namun, sampai selesai registrasipun barang-barang yang diangkut rent car tak juga muncul di museum. Padahal suamiku sejak awal sudah celingak-celinguk di pintu gerbang museum biar  sopir rent car yang ditunggunya ga bablas. Yang ada suamiku malah kayak ayam kalkun nyari mangsa. Nomor HP rent car dihubungipun tidak ada jawaban sama sekali dari pemilik hape. Nie Hape tarok sampah apa ya?. Panggilan puluhan kali kagak ada jawaban.
Karena waktu tempuh Jalan KH. Mukmin (kantor suami) ke Museum yang  terlalu meleset jauh dari prediksi maka aku yang tidak sabar segera nancap motor ke rumah pemilik rent car yang memang sudah langganan suami itu.
Tidak ada yang bisa ku temui di rumah selain, anak kecil yang nonton doraemon kupaksa untuk manggil bapak atau ibuknya.
Tak lama ibuknya keluar dan aku menceritakan apa yang terjadi kepada istrinya.  Eh ternyata istrinya bilang katanya suaminya tidak bisa menemukan tempat museum, alias nyasar bablas alas dan mengembalikan barang-barang perlengkapan acara kembali ke kantor. JEDUEEEEERRR.. 
-->
What the....?  Hei untuk apa ada HP kalo pake acara nyasar segala. Alasan klasik yang katanya Hape tertinggal. Mulut? Mulut kemana mulut? Tidak bisakah berhenti sebentar dan bertanya kepada orang? dimana letak museum? Apa susahnya ngomong? Aku nggak punya pulsa!
APA-APAAN INI? Pikirku yang meski tidak ikut punya gawe namun geli sendiri dengan sikap sopir rent car yang tidak bertanggung jawab dengan seenaknya mengembalikan barang ke kantor tanpa confirm telpon kek. Tidak tau apa dengan keterlambatannya dia saja acara jadi kocar-kacir ini pake acara mengembalikan dengan alasan karena ada yang rent car ke Pasuruan.
Aku emosi, ingin aku meluap-luap dirumahnya namun aku urungkan sejenak melihat tingkah polah Doraemon dalam layar tipi yang ditonton anaknya. Akhirnya aku berlalu tanpa pamit dan tanpa terimakasih sekalipun. Aku langsung menuju kantor cek barang, ada tidaknya atau malah di bawa kabur karena belom di bayar suami. Untungnya ada.
Daaaaaaannnn….
Dalam perjalanan menuju kantor aku melihat dengan jelas mobil yang terparkir di warung kopi adalah mobil yang disewa suamiku. Masak sih aku lupa baru juga pagi tadi, termasuk sopirnya yang ketauan banget kalo lagi ngumpet di belakang. Secara tubuhnya yang gendut tidak mudah disembunyikan. HAHAHAHAHA  GAK PROFESIONAL BANGET, tawaku keras-keras dalam kesendirian nyetir motor menuju lokasi museum
Beruntung di jalan aku nemu rent car dan langsung aku sebet. Tak mau terulang lagi, sopirnya aku minta buntutin di belakangku dari kantor suami sampai museum. Ckckckckck.. ini yang salah sopir apa letak museumnya sigh?
-->
Begitulah kisah perjalananku menuju ke Museum Mpu Tantular Sidoarjo yang penuh dengan liku. Di kerjain sopir yang barang dikembaliinlah, sampai dibohongin yang nyatanya sopir tersebut ngopi di sebelah ruko. Tapi seru kan, jadi ada sesuatu yang aku ceritain disini coba kalo ngga ada, bisa-bisa melongo :D. Semoga ada pemerintah ataupun pengelola Museum Mpu Tantular yang membaca kisahku ini dan bisa memberikan petunjuk arah yang jelas ke arah Museum. Lebih-lebih ketika berada mau nanjak ke atas jembatan layang harusnya di situ di beri papan nama menuju museum. Supaya pengunjung tidak bablas. Dan kalau bisa sih bukan hanya papan nama tapi baliho besar tentang gambar museum yang menandakan museum Mpu Tantular sudah berada tak jauh dari baliho tersebut.
 And Finaly Barang yang dibawa rent car akhirnya sampai di museum tepat acara hampir habis dan  aku kelewat untuk jepret-jepret ketika acara cek kesehatan anak yatim berlangsung, dan itu gara-gara nguber sopir si-alan yang ga bertanggung jawab. Alhasil dokumentasinya hanya ada di kamera poket milik kantor hasil jepretan suami ketika kutinggal yang ada di file komputer di kantornya sana. Dan dalam kamera poket samsung pribadiku ku temukan beberapa foto yang juga ku upload di facebook dulu. Namanya saja kamera narcism pasti foto diri dong yang di tonjolkan. Hihihihihi... afdol yang di muat yang ada fotonya kalo nggak ada fotoku simpen aja di lepi. Xixixixixi
Oh ya.. nie link album fotoku di facebook klik aja disini, kalau berkenan yang monggo di add sekalian. Welcome saja :D

dari kirin; aku, kacab yatim mandiri sda, staff yatim mandiri (disamping fosil Dinosaurus)


dari kiri; kacab yatim mandiri sda, staff yatim mandiri dan aku (disamping sepeda kuno satu roda)

Aku disamping MOGE Jadul

Motor dulunya seperti ini:D

Habis acara; aku dan suami makan siang

Aku dan suami di depan topeng-topeng
Eh ya, foto terakhir ini, bukan foto di Museum Mpu Tantular tapi ini banner punnyanya Monda Siregar yang punya hajat:D

“Tulisan ini diikutkan  pada  Giveaway Pertama di Kisahku bersama Kakakin


Feel Free To Follow My Blog