Malioboro, Djogja |
Peraturan
asrama sangat ketat, termasuk jadwal pulang yang diperbolehkan ketika hari
libur. Membuat kami rindu dengan keluarga dan menciptakan kondisi tersebut di
asrama. Apalagi semuanya dari kami adalah Yatim/Yatim Piatu yang sudah pasti
panggilan Bapak/Ibu sudah tidak ada lagi. Sehingga masing-masing dari kami
(penghuni asrama) yang memiliki sosok tersendiri mendapat gelar/panggilan baru
sebagai bagian dari keluarga. Dan dalam foto ini adalah sosok ibu dan nyak,
saya dan mereka (penghuni asrama) memanggilnya ibu juga sebaliknya saya
dipanggilnya nyak. Sampai sekarang dan nanti.
NORAK: Dalam bus Trans Djogja |
Saya senang
ibu terlihat menikmati ini, meski saya sendiri tidak banyak membelikannya
apa-apa. Tapi ini adalah moment kami berdua yang sangat langka. Mengingat
kesibukan kami berdua yang sudah berpisah kota,
saya di Sidoarjo dan ibu di Jombang.
Ah Ibu,
masihkan kau ingat tentang mimpi ketika tanpa sadar kau berujar ingin traveling
menelusuri kota-kota yang belum pernah kita kunjungi, mungkin ini adalah
sebagian jawaban do’amu dulu, mengunjungi kota Purwokerto dan Ciamis yang belum
pernah sama sekali terjamah oleh kaki kita.
Rasanya mimpi
itu kian nyata ya bu. Saya selalu meyakinkanmu, apapun keinginan kita jangan
pernah putuskan do’a dan mimpi kita. Allah tidak tuli, pasti mendengar do'a
kita. Percayalah Allah selalu memiliki seribu cara bagaiaman mewujudkan mimpi
hambanya. Tinggal sampai di mana usaha yang kita lakukan untuk berikhtiyar,
ikhtiyar dan ikhtiyar[.]
Depan Stasiun Kiaracondong, Ciamis |
Jumlah kata;
394
Tulisan ini
diikutkan pada GIVEAWAY : Aku Sayang Saudaraku yang diselenggarakan oleh Susindra
Ciyeee he he...
ReplyDeleteLho mbaknya dulu sekolahnya di mana e?
Sukses yaw kontesnya... x)
di MEC mba, mandiri enterpreneur center mba Una, di Surabaya..
DeleteAminn :D
Kebersamaan memang tak pernah habis untuk selalu diceritakan.
ReplyDeleteselalu mengundang romantisme yang begitu hebat dalam babak kehidupan kita ya Mbak..
Semoga sukses kontesnya :)
selalu mba,,, sahabat segalanya,, hehehehe
DeleteAmin tengkyu mba Prit :D
di dalam bis'pun masih sempet narsis...duuh senengnya....
ReplyDeletesukses mba buat GA'nya... =)
hahahha.. first moment naik bis Trans Jogja nih mba :D
DeleteSubhanallah .. ada pengganti ibu ya mbak. Semoga kekal hubungan indah itu ^__^
ReplyDeleteiya mba,, ibu yang menghangatkan hati di kala sedih, duka dan senang saya tentunya :D.. Amiinn :D
Deletewah numpang narsis di jogja ndak bilang bilang. . . . aku mau ikut narsis lo. .
ReplyDeletedilarang numpang narsis mas wakwakwkkk
Deletehahahahha.... ikut doang nggak bayarin kan.. hihihihi
Deletedalam bis kompak ya mbak,jadi duta perdamaian(piss) ehehe
ReplyDeletesukses deh buat kontesnya^6
jadi duta itu mah obsesi banget mba... sungkan sama mba atma :D hihihihi
Deleteso sweeet
ReplyDelete=D
kunjungan perdana, gut lak bwt kontes ny mbak
Saya baru tahu ada sekolah seperti ini, mbak. Berasa membaca cerita imaginatif. Maaf loh, ini karena ketidaktahuan saja dan efek membaca buku TereLiye.
ReplyDeleteIni benar-benar cerita yang haru, bagaimana mbak Nunu dkk mencari sosok pengganti ortu yang tiada. Ah, sungguh indah. Terima kasih ya untuk pengetahuan barunya, juga rasa sayangnya. Salam hangat dari Jepara,
Susindra
mirip lho Tante
ReplyDelete