Wednesday, August 29, 2012

Ingin Sesuatu Yang Baru, Please Help Me...

Sudah lama ingin mengganti template, tapi males banget pasti semuanya ikut berubah dan membenahi satu persatu. Pernah sih mencoba, sudah download template jadi ogah-ogahan setelah sadar kalau tampilan dashboar yang baru pasti trik-triknya juga berubah. Mesti belajar lagi dari mbah Google. Searching-searching lagi tutorialnya *)ini cara saya belajar blog secara otodidak dulu waktu pertama kali buat. Otak-atik lagi dari awal... Huhuhu...

Baru kesampaian sesorean ini. Niat banget meluangkan waktu special pake telor buat mempercantik rumah maya saya. Akhirnya, ternyata lebih mudah. Segala hal yang kukira widgetnya akan acak-acakan, ternyata memang sama. Tapi bedanya mudah sekali untuk dibenahi. Berbeda dengan yang tampilan lama, sekalinya widget lama yang tetap dipake pada template yang baru nggak bisa di petal. Sampai butuh waktu berminggu-minggu pusingnya untuk merubah lagi dari awal.

Tadi bener-bener mak jleb, nggak ngira hanya sesore rumah maya saya siap pakai lagi. Tapi yang menjadi masalah ada beberapa widget yang ingin saya rubah atau tambahi. Berkali-kali mencoba dari tutorial yang saya temukan di mbak Google, kurang sreg di hati atau bahkan eror, htmlnya nggak cocok. Adakah yang bisa membantu menjawab keinginan saya di bawah ini.

1.
Link yang ada di postingan blog saya enggak banget, maksudnya nggak keliatan banget. Pengen ganti warna. Sudah saya otak-atik di setting template tetep aja nggak ngaruh. Termasuk besar font postingan saya amat kecil, ingin diperbesar lagi. Bagaimana solusinya?

 2.

Di template yang baru ini, jumlah komentar dalam postingan saya hilang, saya tidak ingin menambah tapi hanya ingin menampilkan jumlahnya di samping "icon" read user's comment. Misal Read User's Comment (5),  bagaimana menampilkannya lagi?

Atau

3. 

Menampilkannya tepat disamping label postingan, misal penampakannya seperti dibawah ini



Pengen banget kayak rumah temen-temen lainnya... Please Help..!!!


Tuesday, August 28, 2012

Surat Cinta Dari BaPerSip

Balik dari mudik, nemu amplop nemplok di Lappi. Dari kop suratnya dari Badan Perpustakaan dan Kearsipan (BaPerSip) dengan tujuan Sdr. Koordinator Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN). Hemm.. apa ya isinya...


Sebuah balasan atas proposal yang saya kirimkan saat acara Ramadhan IIDN kemarin. Sangat formal sekali, begitu menghargai arti sebuah tanggapan meskipun itu adalah sebuah penolakan. Proud It. Dan baru nyampek setelah lebaran. Hmmpp... terkena macet kali yaa pak posnya :D

Luamayan.. Jarang-jarang dapat Perangko berstempel


Monday, August 27, 2012

Gile! Gue Pernah Patah Hati Lho!!

Patah hati itu biasa, yang menjadi luar biasa bagaimana kita bisa bangkit menyambut cinta selanjutnya. Seperti musin kemarau yang tidak selamanya, bersiaplah menyambut hujan yang akan menyiram hati yang pernah gersang.

Yang namanya patah hati tidak akan pernah jauh dengan yang namanya jatuh cinta. Yaa... setiap saya memberanikan diri untuk jatuh cinta kepada seseorang, saya juga harus menyiapkan keberanian untuk patah hati juga. Apalagi saya termasuk orang yang mudah kagum dengan seseorang, tapi untuk mencintai saya sulit lari darinya. Meskipun cinta itu hanya mampu terpendam selama tiga tahun masa SMA. Tapi setelah keterbukaan perasaan saya untuknya berbalik menjadi boomerang menjelang Ujian Nasional, nyaris menghancurkan sekolah saya.

Tapi patah hati kali ini berbeda. Patah hati ini karena sebuah kontes menulis dari penerbit Leutika Prio "When I Broken Up". Mungkin sudah banyak yang tahu bahkan mungkin juga menjadi salah satu pesertanya. Dengan semangat menyambut '2012 *)kala itu DL tepat malam tahun baru, saya bela-belain bergadang menuliskan kisah saya di atas itu. Tapi dengan setengah hati saya mengirimkannya, khawatir kalau nanti si dia baca bagaimana yaa responnya. Malu juga sigh.. Apalagi saya pakai nama asli dia tanpa saya samarkan Hihihii.. 

Alhasil karena kesetengahhatian saya itu, naskah saya gatot. Menjadi naskah terbuang yang tidak lolos untuk dibukukan. Ya siapa saya sih? Penulis kacangan yang ngarep naskahnya lolos dari ratusan peserta yang hanya diambil beberapa puluh. Dengan setengah hati pulak. Jadinya patah hati beneran, ditambah sedikit kecewa.

Dan tidak lama patah hatipun terobati tatkala saya mendapat inbox jamaah *)cc-nya banyak dari Dang Aji, sang creator gurp kepenulisan Untuk Sahabat menawarkan naskah yang tidak lolos untuk dibukukan atas nama grup Unsa. (Benar kan?! Seperti yang saya bilang dalam pembukaan, patah hati ada masanya) Seperti Oase, masing-masing dari kita (read; jamaah patah hati yang gatot) banyak yang mengiyakan dan sepakat untuk ditawarkan ke penerbit mayor.

Bil Khusus saya, seneeeng banget apalagi dalam buku ini berkumpul penulis-penulis luar biasa, yang dalam benak saya "pantas naskah saya nggak lolos!". Tapi, yang menjadi kejutan berikutnya, Dang Aji memilih nama saya dalam sampul buku. Padahal saya tidak ikut dalam proses apapun, baik penyusunan, layout maupun design cover yang disodorin begitu saja dalam inbox pribadi.


cover pertama kali

Saya melihatnya sekilas dan terima jadi saja. Bukannya emoh kasih masukan tapi saya memang buta dengan design cover, berharap dapat respon dari teman-teman lainnya yang lebih memahami. Saya kaget ketika foto covernya diunggah hasfa ke publik, ternyata ke-iya-an adalah keputusan, oleh Dang Aji langsung dikirim ke penerbit Hasfa Publisher yang memang menawarkan terbit mayor sebelumnya. Berbagai respon saya terima, ada yang terkait ke-islamian cover, karakteristik warna buku juga pemakaian font-nya. Termasuk filosofi akar-akarnya yang banyak dipertanyakan. Tapi itu memberikan pengetahuan baru bagi saya tentang sebuah cover yang bukan hanya menarik dan menjal, tapi juga penggambaran dari isi buku pas tidak kalah penting.

I don't judge a book by its cover but a good cover will get me to judge a book

Saya jadi sungkan sama Dang Aji yang sudah susah payah mendesign cover ini, apalagi ianya juga mengeluarkan uang untuk design. Tapi, bagaimanapun nama saya yang akan dipertaruhkan dalam cover buku ini. Mengingat pengharapan besar dari buku ini untuk mencapai keberhasilan lebih dari buku saya "I am Proud To Be Scout" sebelumnya yang mencapai best seller di web Leutika Prio.

Dan alasan lainnya; ternyata mendesign itu tidak mudah, walaupun hanya memikirkan bagaimana design cover yang sesuai untuk tema patah hati. Jika hanya sekedar memakai logo patah hati, sepertinya sudah biasanya. Terlalu rumit jika dipikirkan, akhirnya saya hanya mencontohkan sebuah buku sebagai contoh cover yang saya inginkan. Taraaaaaaa... ini dia


Pengambaran patah hatinya masih kurang kuat
Terlalu biasa, jika dalam kepenulisan. Cover buku diatas hanyalah sebuah cerpen dan cover pertama adalah sebuah novel dilihat dari terjemahan gambar-gambarnya. Akhirnya saya minta dirubah warna hitam supaya lebih tajam seperti gambar di bawah ini.
Nah ini dia cover yang akan di Pakai

Sudah terbit dan bisa di Pesan di Hasfa Publisher

Sunday, August 26, 2012

Nabung Koin itu.....


Padahal postingan ini sudah pernah saya share dalam bentuk foto di Facebook saya lengkap dengan captionnya. Tapi entah kenapa saya pengen banget menuliskannya lagi dalam bentuk barisan semut huruf utuh seperti postingan lainnya. Walaupun terlambat tapi gak apa ah, saya juga pengen curhat sedikit.

Sejak sebelum menikah suamiku sudah gandrung dengan uang koin seribuan yang katanya tengahnya warna emas. Setiap dapet duit itu pasti disimpen rapet-rapet. Sampai-sampai saya juga ikut-ikutan ngoleksi, kadang dibela-belain nutup muka nuker uang koin di pedagang asongan. Alasannya simple, koinnya akan dilebur dan dijadikan cincin buat kita berdua. So sweatlaaaahh... tapi hanya dalam bayangan. Hingga menikah koin-koin itupun nganggur, utuh tersimpan di kaleng yang berpindah-pindah. Mulai dari tempat pensil, cangkir keramik, kadang bisa jadi korban kebiadaban tangan-tangan kami ketika mencari sesuatu enggak nemu-nemu semua koin ditumpahin sehingga tercecer begitu saja di atas rak plastik sampai berhari-hari.

Dari sana saya kepikiran kenapa enggak sekalian menabung koin? Toh selama ini suami saya juga sering banget dapat kembalian dari membeli rokok yang kadang digeletakkan begitu saja di atas lemari hingga numpuk baru saya sadar untuk memungutnya.

Daaann... Tepat setahun ini saya mengumpulkan koin-koin itu ketika hari raya tahun lalu saya benar-benar meniatkan untuk memulai menabung koin. Ternyata menyenangkan. Meskipun hasilnya tidak begitu banyak, sekitar 300-400 ribu tapi inilah keberhasilan pertama saya dalam hal tabung menabung.

Ya.. jika mengingat jaman masih kecil. Saya ingin sekali bisa niru teman-teman yang rajin menabung, atau kalau orang desa saya bilang nyelengi yang akan dibedol pas hari raya. Tapi bagi saya itu sebuah ke-fana-an, tidak lama celengan saya pasti akan cepat cacatnya akibat ambil paksa uang di dalamnya. Hihihihi...


Itu dulu..

Sekarangpun sama, hihihi.

Seringkali saya ngumpulkan uang puluhan ribu, ratusan ribu, pasti tidak akan bertahan lama. Lebih sering kepakai. Kebutuhan urgent atau enggak sekalipun saya tidak akan sayang mengeluarkan. Meski dengan dalih akan mengembalikan di kemudian hari, yang pada kenyataannya tidak pernah kembali. Itulah kenapa saya lebih seneng nabung di bank yang tanpa ATM daripada nabung sendiri di rumah.

Tapi... berbeda dengan nabung koin ini. Kalau tidak punya uang sekalipun, saya akan terpaksa menghemat. Padahal celengan koin saya ini lubangnya cukup besar, mudah saja untuk saya mengambilnya. Tapi untuk keperluan besar saya menghindari untuk bertransaksi koin. Sangat tidak efisien, selain ribet ngitung satu persatu butuh PD yang cukup besar untuk mengeluarkannya. Ya.. kecuali untuk hal-hal sepele; beli cabe, garam, merica, walaupun tanpa dalih akan mengembalikannya tanpa menunggu besok uang gantinya cepet nemplok lagi dalam kalengnya. Itupun yang saya pakai hanya koin perak. Saya terlalu sayang jika mengeluarkan koin emas. Entahlah dari dulu koin emas memang lebih mempesona. Mungkin juga karena issue lama yang pernah beredar masih terekam terlalu kuat kalau koin emas mengandung "bijih emas". Terutama dulu paling dicari adalah koin yang keluaran tahn 1991.


Sehingga lebaran kali ini saya tidak membedolnya atau menukarkannya ke bank. Meskipun kata mbak Niq koin emas seribuan itu tidak laku lagi saya akan tetap menyimpannya. Kini semua saya jadikan satu dan saya pindahkan ke dalam botol. Bukannya saya pelit untuk membeli celengan yang harganya murah. Hanya ingin kelihatan berbeda dan akan saya teruskan niatan nabung koin ini sebagai tabungan haji kami nantinya. Semoga. Doakan ya :D

Tabungan koin saya dan suami

Kira-kira butuh berapa koin yaa untuk naik haji berdua suami?

Saturday, August 25, 2012

Memberi tiada Batas (StoryCake For Ramadhan end of Part 6)

Legaa.. serangkaian acara Sharing Ramadhan with IIDN (ShaR-I) satu persatu terlaksana. Tinggal pamungkasnya pembagian bingkisan lebaran menghabiskan sisa-sisa dana. Yang menjadi kendala adalah belanja keperluannya. Mengingat belanjaannya akan begitu banyak, jarang-jarang lho saya belanja jutaan. Bahkan mungkin belom pernah. Paling banyak mungkin 200.000 - 300.000. Sehingga belanja kali ini akan membutuhkan mobil, paling tidak taxi. Dan beginilah hasilnya.. :D





Dan sayangnya ketika acara distribusi bertepatan dengan acara buka bersama family karyawan Yayasan Yatim Mandiri Sidoarjo, sehingga saya serahkan kepada kakak ipar yang sudah saya beri list sebelumnya. Bersyukurnya lagi, karena agenda IIDN ini. Mertua saya turut sumbangsih menjadi donatur memberikan Rp. 200.000 setiap bingkisan kepada anak yatim dan Rp. 100.000 kepada setiap ibu yatim (jandanya). Sehingga akumulasi dana terkumpul banyak sekali dengan perincian berikut ini:D

  1. Jual putus Kamus Ina (Afin, Cs) Rp. 250.000 
  2. Yatim Mandiri Rp. 1.000.000 
  3. Dana dari pusat Rp. 200.000 
  4. Mbak Donna Dwinita Rp. 1.000.000 
  5. Mbak Wasiah Ardi 5 x ta'jil Rp. 25.000 
  6. (mbak Faizatin) Rp. 250.000 --> 10(ta'jil),6 nasi box), 5(air mineral),1(paket sembako) 
  7. tetangganya mbak Sri Rahayau (takjil) Rp. 50.000 
  8. Mbak Sri Rahayu dkk... Rp. 300.000 
  9. Mbak Shabrina WS Rp. 150.000 
  10. Mbak Isna Zulvia Rp. 200.000 
  11. Bpk. NN (200.000 x 16 anak yatim) = Rp. 3.200.000 
  12. Bpk NN (100.000 x 14 Janda Miskin) = Rp. 1.400.000 
Total dana Rp. 8.025.000


  • Bantuan dalam bentuk Non materiil: 
  • Mbak Sri Rahayu CS... --> baju layak pakai anak dan dewasa 
  • Mbak Afuah Noniaf --->; baju layak pakai dewasa 
  • Mbak Shabrina ---> dooprice dalam bentuk buku 2 eksemplar 
  • Mbak Afin ---> Ta'jil es 
Pengeluaran Dana

1. 10 Proposal @9500 Rp. 95.000
2. Transport Rp. 20.000
3. foto kopi dan print warna kop dan amplop Rp. 25.000
4. Acara bagi takjil Rp. 200.000
5. Backdrop Rp 75.000
6. Pulsa Rp. 50.000
7. doorprice buku 2 eks Rp. 50.000
8. Ta'jil+buka+uang saku (pesan lgs di catering panti) Rp. 1.000.000
9. pesan buku IIDN untuk on air dan doorprice Rp. 252.000
10. Biaya Angkut Barang Rp. 100.000
11. THR 16 anak Yatim @200.000 Rp. 3.200.000
12. THR 14 Janda miskin dan Dhuafa @100.000 Rp. 1.400.000
13. Paket Lebaran untuk janda miskin (termasuk yatimnya) dan dhuafa 20 Paket @75.000 Rp. 1.500.000\
14. Stempel IIDN Rp. 75.000

Total pengeluaran Akhir Rp. 8.042.000

Catatan:
*Masih ada sisa buku doorprice (4 buku) saya pegang, akan saya jadikan inventaris IIDN untuk kepentingan IIDN nantinya

Alhamdulillah.. terimakasih semua.. pendiri IIDN Pusat teh Indari, Pengurus IIDN pusat teh Lygia, teman-teman IIDN ada mbak Afin, mbak Nita, Mbak Sri Rahayu, Mbak Isnah, mbak Ria, Mbak Tri, Mbak Tatit, mbak Aaf, dan semuaaaaaa-muaaaaaaanyaaaaaaaaaahh ah terlalu banyak jika saya sebutkan pokoknya yang sudah membantu kegiatan IIDN ini baik secara langsung, tidak langsung maupun yang mendoakan untuk kelancaran kegiatan kita ini. Semoga ini akan berkelanjutan untuk kegiatan IIDN tahun depan. Big Thanks for you All. 

Sidoarjo. 25 Agustus 2012; 22:31
IIDN Korwil Jatim











Nunu El Fasa

Tuesday, August 21, 2012

Bebagi kebahagiaan di Rahmatalill'alamin (StoryCake For Ramadhan Part 5)



Minggu, 12 Agustus 2012, Pukul 15.30 saya bangun dengan setengah ruh masih diambang batas, alias dengan kesadaran belum sempurna. Tapi indra saya bisa menangkap dengan benar kalau ini sudah sangat terlambat ke Panti Asuhan. Padahal sebelumnya sudah bilang kepada bu Mamik, pengurus panti, acara akan dimulai pukul 15.00 alias jam 3 tepat.
  
Tanpa persiapan apa-apa, tanpa mandi dan gosok gigi (yaiyalah kan lagi puasa), saya langsung berangkat setelah sholat Ashar terlebih dahulu. Makanya muka saya rada kunyel dengan kudung bergo instan. Banyak yang protes dan tidak percaya setelah saya upload foto ke fb. Xixixixi,, emang susah jadi orang cantik kalau enggak dandan yaa. (hihihi biar jelek yang penting PD)

Padahal biasanya untuk dandan rapi saya butuh waktu minimal setengah jam. Sementara waktu persiapan saya saja sudah habis. Harusnya jam setengah empat acara sudah berjalan setengah jam, belum waktu perjalanan saya hampir setengah jam. Saya langsung telepon mbak Afin, yang sudah saya todong untuk mengisi acara. Ternyata mbak Afin juga baru mau berangkat, huft,,, beruntungnyaa pikir saya bisa menutupi kesalahan ini. Padahal tidak seharusnya, nampak sekali kekurangsiapannya.

Sampai di lokasi, saya disambut oleh bu Mamik. Ini merupakan pertemuan ketiga dengan beliau, menemani suami mengadakan acara di panti asuhan ini.

Awalnya memang bukan di Panti ini, sesuai perkiraan lokasi yang bisa dijangkau anggota IIDN saya memilih PA. Al-chusaini. Akan tetapi karena acara akan diselingin dengan materi kreasi hijab dan tutorialnya langsung dari buku yang baru saja dirillisnya. Materi ini cocok untuk PA perempuan usia SMP-SMA. Saya mengonfirmasi pengasuh panti tersebut untuk menanyakan kondisi anak asuhnya, lama tidak mendapatkan jawaban saya langsung putar arah ke PA. Rahmatallilalamin ini. Mengingat disini saya tidak perlu repot-repot cari catering, tinggal pesan di Catering panti yang merupakan usaha sampingannya.

Ya.. dari dulu saya salut dengan panti asuhan ini. Mungkin kalau dilihat dari depan panti ini terlihat mewah dan berada. Kebersihannyapun terjaga, semua barang tertata rapi tidak akan berbeda dari penampakan luarnya. Mungkin itu karena penghuninya yang semuanya perempuan, terutama didikan penagsuhnya. Tidak mudah mengarahkan anak-anak usia remaja yang masih labil seperti mereka. Beruntung pengasuhnya mampu mengarahkan mereka ke arah yang positif dengan membuka usaha catering. Anak-anak asuhnya diajari memasak dan mengelola catering. Menurut cerita bu Mamik, mulai dari belanja kesemuanya anak-anak. Bahkan untuk makanan sehari-hari, mereka masak sendiri secara bergantian sesuai piket. Subhanalloh, tidak heran jika panti ini benar-benar mandiri.

Saya tidak salah, sesuai dengan komunitas kami "Ibu-ibu Doyan Nulis" yang niat awalnya untuk memberdayakan perempuan dari rumah melalui menulis ini. Selain ingin memberdayakan perempuan-perempuan generasi bangsa melalui pena, ternyata bantuan kami yang tidak seberapa kepada panti asuhan ini tidak serta merta. Saya merasakan perbedaan tersendiri ketika saya membatu langsung memberi uang dengan nilai nominal besar, dengan membantu memberi "kail" meski nominalnya kecil akan terasa manfaatnya yang akan terus berkelanjutan.

Acarapun berlangsung antusias dari adik-adik PA yang ternyata sebagian dari mereka juga hoby menulis diary. Memang, menulis sebagai refleksi diri bisa jadi pengobat rindu kepada ayah ibu yang sudah meninggal atau jauh dari mereka. Bahkan mungkin diusia yang masih nge“pink”-nge”pink”nya, menjadi keindahan tersendiri jika dituliskan. Apalagi jika sedang patah hati.. hmmm.....

Akhirnya acara itupun ditutup dengan bagi-bagi dooprice bagi adik-adik panti yang mengajukan pertanyaan dan mau didandani ala hijabers. Dan tanpa meninggalkan acara foto-foto meski saya benci dengan sesion foto kali ini karena muka saya yang tidak bersahabat. hehehhe apa boleh buat.





Monday, August 20, 2012

Pers Release Komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis

PRESTASI MELIMPAH DI KOMUNITAS IBU-IBU DOYAN NULIS:  
RUMAH SEJUTA PENULIS PEREMPUAN INDONESIA, BAHKAN DUNIA

Siapa yang akan menduga jika di bulan Mei 2010 menjadi awal mula terjangkitnya virus menulis di kalangan ibu rumah tangga? Ya, tahun 2010 sebuah komunitas bernama Ibu-ibu Doyan Nulis dibentuk, dalam satu bulan menyedot 1000 anggota ibu rumah tangga dan secara bertahap virus menulis menjangkiti para ibu rumah tangga lainnya.
Kini, komunitas yang didirikan oleh Indari Mastuti, seorang ibu rumah tangga dan juga penulis lebih dari 60 judul buku ini semakin digandrungi para perempuan khususnya ibu rumah tangga setelah satu persatu anggota komunitas berhasil produktif melalui aktifitas menulis.
Ulang tahun kedua di bulan Mei 2012 bulan lalu, komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis setelah dua tahun secara intens komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis melakukan pembinaan dan pendampingan kepada  para ibu rumah tangga, kini komunitas ini menuai hujan prestasi dari ibu rumah tangga yang berhasil menjebol berbagai media cetak hingga penerbitan. Bahkan beberapa majalah ternama di Indonesia telah bekerjasama secara intens untuk penyaluran tulisan para anggota komunitas.
Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) adalah komunitas yang lahir melalui sosial media yaitu Facebook. Komunitas ini lahir dilatarbelakangi oleh niat untuk meningkatkan produktifitas para ibu di berbagai hal khususnya MENULIS. Kini IIDN telah memiliki 15 titik kordinator wilayah di Indonesia dan 10 titik di luar negeri. Berikut titik-titik penyebaran komunitas:
Nasional dan Internasional             : Indari Mastuti
Jabodetabek                                         : Ita Puspitasari, Levina Nyt Sylwette, Tia Marty
Medan                                                  : Evi Andriani
Riau                                                      : Neti Suriana
Palembang                                           : Alen Chi
Bengkulu                                             : Milda Solihin
Lampung                                             : NaqiyyahSyam 
Bandung                                              : Vivera Siregar
Purwakarta                                          :  Fitry Laila
Tasikmalaya                                        : Irzi Gunawan Azzahra
Semarang                                             : Dewi Rieka
Solo                                                       : Bu Lan
Makasar                                               : Erlina Ayu
Balikpapan                                          : Tri Wahyuni Rahmat
Surabaya                                              : Nunu El Fasa dan Annisa Ae
Luar Negeri
Jepang  (Pusat)                                                            :Nurul Asmayani
Malaysia, Singapore, Brunei, dan Hongkong        : Sri Widyastuti
Amerika                                                                       : Atik Herwaning Widiyanti
Eropa                                                                            : Lufti Kesha
Timur Tengah                                                             : Arien Ratih
Australia                                                                      : Iti de Veha
Jepang                                                                          : Risahmawati Thalib

Dengan penyebaran anggota komunitas di seluruh dunia maka semakin beragam pula karya dari anggota komunitas yang kini berjumlah lebih dari 200an buku telah terbit, namun semuanya tidak lepas dari keseharian pekerjaan ibu rumah tangga. Misalnya saja buku FOR THE LOVE OF MOMS dan LUCKY BACKPACKER  dimana pada penerbitan buku ini Agensi Naskah Indscript Creative, yang menjadi wadah penyaluran bakat para anggota komunitas bekerjasama dengan Penerbit Imania, penerbit yang berdomisili di Depok ini mendukung penuh aktifitas pemberdayaan perempuan khususnya ibu rumah tangga melalui facebook. Dukungan ini dibuktikan dengan peran aktifnya untuk menerbitkan sejumlah karya para ibu rumah tangga.

                                
Dua buku yang akan segera terbit dari penerbit Imania:

Disamping kerjasama dengan penerbit Imania, komunitas ini pun melalui Indscript Creative, agensi naskah yang telah bekerjasama menerbitkan lebih dari 1000 judul buku di berbagai penerbitan nasional bekerjasama dengan penerbit Gramedia Pustaka Utama, Elex Media, Cahaya Atma, Hifest Publishing, Grasindo, Rumah Ide, Penebar Plus, Calista  Woman In Biz Directory, Zygma Exa Media, Mizan, Gradien Mediatama, dan penerbit lainnya. Beberapa buku diantaranya:









Liputan media cetak dan media elektronik yang terus berdatangan ke komunitas ini, cukup membantu komunitas untuk menumbuhkembangkan anggota. Berbagai kerjasama bermunculan, dan berbagai prestasi siap diraih.
Pada tahun 2012 ini, selain menggeliatnya prestasi menulis para anggota IIDN di berbagai media cetak dan penerbitan. Founder IIDN, Indari Mastuti pun telah mendapatkan penghargaan luar biasa. Beliau menjadi Perempuan Indonesia Terinspiratif tahun 2012 di bidang kreatif versi Majalah Kartini, Juara 3 Perempuan Wirausaha dalam Kartini Award 2012, Finalis Kartini Next Generation 2012, dan Finalis Wanita Wirausaha Mandiri – Femina 2012 setelah sebelumnya Indari Mastuti telah menerima penghargaan Perempuan Inspiratif Nova 2010, Nomine Kusala swadaya, dan Juara kedua Wirausaha Muda Mandiri 2011.
Komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis kini beranggotakan 4.303 orang dan setiap hari lebih dari 5 orang bergabung dalam komunitas. Dengan tagline komunitas: AKTIF – KREATIF – PRODUKTIF, IIDN memang berkembang sangat aktif, kreatif, dan produktif.
Harapan ke depannya IIDN ingin memiliki sebuah “Rumah Sejuta Perempuan” yang merupakan rumah tempat beraktifitas semua perempuan Indonesia untuk meningkatkan eksistensi dan produktifitasnya. Rencananya kami akan menduplikasikan seluruh kegiatan yang notabene online menjadi bentuk offline.
Kegiatan online IIDN sebagai berikut:
SENIN :
1. Curnyol (Curhat Konyol), PJ : Skylashtar Maryam  & Lygia Pecanduhujan (08.00-09.00)
2. Script for broadcast, PJ: Sarah Ismullah (20.00 - 21.00)
3. Nulis di Blog (eNBe), PJ : Bang Aswi & Ima Emak ALif (13.00-14.00)
SELASA :
1. Kelas Nonfiksi (Nonfiksi), PJ : Firmanawaty Sutan  (11.00-12.00)
2. Dunia Penerbitan dan Kepenulisan (DPK), PJ : Dydie P  (14.00-15.00)
RABU :
1.  Fotografi (JDF), PJ : Vivera Siregar, Windri Fitria & Rika Tjahyani (10.00-11.00)
2 Mendesain dengan WORD, PJ: Apriyanti Larenta  (16.30-17.30)
3. Menulis Bacaan Anak (MBA), PJ : Ali Muakhir, Erlina Ayu (19.00-20.00)
KAMIS :
1. Jurnalistik, PJ: Rika Tjahyani (10.00 -11.00)
2. Kelas EYD, PJ : Anisa & Anna Farida (14.00-15.00).
3. Kelas Craft, PJ: Roza Rianita (16.00 - 17.00)
4. Managemen Bisnis, PJ : Ari Kurnia, Tri Wahyuni Rahmat, Dewi Muliyawan (19.00-20.00). JUMAT :
1. Berbagi Pengalaman Menembus Media, PJ :Arin- Murtiyarini (11.00 - 14.00)
2. Griya & Kriya, PJ : Mia Falida & Ita Puspitasari (14.00-15.00).
3. Zona Bebas, PJ : Honey Miftahuljannah & Cani Casmara (19.00-21.00).
4. Teknik Menulis Cepat, PJ: Afin Murtiningsih (Jam 09.00 - 10.00)
SABTU
1. Ngubek Cerpen, PJ: Indah Hanaco (13.00 - 15.00)
2. Bedah Buku & Promo (BeBeP), PJ : Lygia Pecanduhujan  (16.00 - 17.00).
3. Mendongeng yuuuk, PJ: Nia Kurniawati (20.00 - 21.00)
Jadi, ibu rumah tangga tidak perlu lagi khawatir sekarang tanpa perlu keluar rumah bisa tetap eksis dan produktif berkarya melalui facebook di komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis.

Facebook Korwil Jatim : IIDN Jatim

Sunday, August 19, 2012

Norak-norak Mengudara (StoryCake For Ramadhan Part 4)










 
Di tengah jalan, HP saya bergetar. Dengan membonceng seorang ibu dan anak balita yang atraktif diatas motor membuat saya kesusahan untuk mengangkatnya. Akhirnya saya menepi tapi getaran itu sudah hilang. Saya menelpon balik nomer yang memanggil tadi, rupanya masuk Customer Service. Mungkin ini konfirmasi proposal kemarin, begitu pikir saya.

Benar, itu panggilan dari Radio Suara Muslim Surabaya yang lebih di kenal dengan Sham FM. Singkat cerita mereka meminta IIDN Jawa Timur ikut on air dalam acara talk show program Hobby dan Kreasi. Karena bassic komunitas kami yang penulis dan konsern bagi Ibu Rumah Tangga, pihak radio mengambil tema “Hobby Menulis bagi Ibu Rumah Tangga” pada hari minggu 12 Agustus 2012 pukul 09.00-10.00 full 1 jam.

Wow.. saya terperangah. Saya sendiri pernah on air sekali, itupun dengan pengalaman yang tidak mengenakkan karena hanya via HP, dan itu pernah saya ceritakn disini. Tapi, bagi komunitas IIDN yang kemudinya saya kendalikan sejak epat bulan lalu, ini baru yang pertama kali apalagi acara Talk Show atau interaktif dengan pendengar. Saya langsung mengiyakan dengan berbagai syarat yang telah kami sepakati.

Tapi masalahnya saya benar-benar tidak tahu dimana alamat studionya. Nama radionya saja lupa-lupa ingat waktu itu, karena yang mengirim proposal bukan saya sendiri, atas bantuan mbak Tri Nurhidayati. Mau bilang apa adanya, enggak enak sama suara di seberang sana yang ternyata direkturnya langsung. Apa boleh buat, ternyata keder juga bilang terus terang itu. Ketahuan banget enggak pernah dengerin radionya. Aslinya sering mendengarkan tapi tidak pernah tahu namanya. Lha wong ketika habis Subuh saya selalu mendengarkan lantunan Al-Ma’tsurot dari sebuah radio. Dan setelah saya cocokkan gelombangnya 93,8 FM, ternyata itu merupakan program siaran Sham FM ini. Hihihi Kalau malampun, pengantar tidur kami juga mendengarkan lantunan murotal yang diputar Sham FM, dan terbangun tengah malam tepat ketika program siaran Qiyamul Lail yang sampai sekarang entah saya belum pernah tahu itu dari masjid mana. Tapi saya suka bacaan suratnya yang panjang-panjang bahkan sampai misek-misek imamnya. Bikin saya terharu. :D

Hari H Mengudara saya sampai rela nggak tidur lagi habis subuh, bahkan takut untuk tidur karena seringnya kebablasan. Nggak lucu dong kalau saya telat siaran. Apalagi membawa teman-teman komunitas yang sudah kami ramu 7 orang harus dipangkas 4 orang setelah konfirmasi dari sang produser kemarin harinya, ruangan studio memang sempit bahkan mikrofon untuk siaran harusnya untuk tiga orang, sampai diambilkan mikrofon dadakan :D.

Pukul 8 saya sudah sampai di Darmo-Surabaya. Saya berhenti sebentar. Teringat, belum mengonfirmasi teman-teman dan memastikan mereka juga tidak akan terlambat. Setelah beres saya baru melanjutkan perjalanan. Kali ini tidak langsung masuk ke studio tapi survei lokasi terlebih dahulu dan mengirim ancer-ancernya ke tiga rekan IIDN lainnya. Dan lebih memilih menunggu mereka di luar, di sebuah dudukan garasi yang sedang tutup. Enak-enakin fb-an dan smsan dengan teman-teman tiba-tiba ada bapak-bapak yang menghampiri saya dengan gaya SKSDnya menyapa saya.

“Mbak lagi nunggu yaa”

Saya pikir bapak-bapak itu pemilik garasi dan mau membuka lapak. Saya baik-baikin dengan senyam-senyum supaya saya tidak diusirnya. Rupanya saya salah. Dengan muka rada bertanya-tanya saya menatap dia, lalu apa maksudnya nyamperin saya. Bahkan menurut ceritanya dia sampai berbelok arah karena melihat saya menunggu disini. Kalau disamperin si Dude Herlino sih wajar –

“Saya Wahyudi mbak, teman/suami/kakaknya *(lupa saya pokoknya salah satu) mbak,, Istianah... Masak lupa sama saya”

Ha? Istianah yang mana? Pikir saya. Apa yang dikatakan mbak Shabrina semalam, perasaannya namanya Isnah deh. Dan salahnya saya, saya membenarkan nama mbak Isnah (beneran! jangan pernah melakukan ini, jika memang yakin tidak kenal). Dia langsung membenarkan.

“Iya mbak Isnah mbak, masak lupa. Yang pernah ketemu sama sampean waktu itu”

Curiga deh, masak nyebutin nama teman dekatnya saja lupa. Dan saya benar-benar tidak ingat sama sekali dengan orang ini. Rupanya dekil, seperti kuli bangunan. Sementara mbak Isnah, meski ibu-ibu mukanya terawat dan cute abis.

Bapak-bapak itu pamit tapi sebentar kemudian dia kembali lagi dengan menyodorkan uang dua ratus ribu untuk tuker uang dengan lima puluh ribuan. Entah kenapa saya spontan menjawab tidak ada, meski dalam tas ada uang IIDN untuk acara sore harinya. Rupanya bapak-bapak itu tidak percaya. Dikiranya dengan penampilan saya yang ala hijabers itu banyak duit di dompet. Aha, saya terpaksa benar-benar membuka dompet yang memang isinya hanya dua ribuan.

“itu didalam mbak...”

Masya Allah bener-bener deh kelewatan banget nie bapak, sampai saya sebel.

"Mau bapak saya tuker dengan uang dua ribuan?"

Beruntung sms mbak Afin masuk yang mengabarkan sudah di dalam studio. Saya langsung pamit dan bapak-bapak itu kecewa dengan mengatakan, “ya sudah mbak tak tukerkan di Pom Bensi saja”

Mampus lo!

"Ya pak ke Pom saja," pungkas saya dan berlalu

Huaa bener-bener parno orang-orang yang beginian, harus hati-hati menjelang lebaran. Sayapun nggak tahu tiba-tiba keingat, seandainya saya tadi nukerin dan uang itu palsu. Mungkin saya gulung-gulung di dalam studio menceritakan hal ini kepada mbak Afin dkk.
Sampai di studio saya cipika-cipiki dengan mbak Afin, yang merupakan kopdar kedua kalinya ini. Kami berdua langsung membeber buku-buku yang kami bawa. Subhanalloh dia produktif sekali, bener-bener iri saya. Padahal dia ibu dua anak yang diurus sendiri, juga termasuk pegawai yang bisa menyisihkan waktunya dengan baik untuk menulis. Sementara saya? HiksL belum apa-apa sama sekali.

Tepat mau masuk dapur studio, personil kami sudah lengkap; saya, mbak Afin, mbak Ria, dan mbak Nita duduk menghadap penyiar yang telah kami kenal sebelum bernama mbak Aisy. Seru dan heboh suasana studio, apalagi dengan ibu-ibu super di sisi kiri-kanan saya. Energi mereka luar biasa menjawab satu per satu pertanyaan penyiar. Apalagi berinteraksi dengan pendengar yang mendengarkan suaranya langsung dari mikrofon. Kebanyak mereka bertanya tentang ke IIDN-an dan caranya bergabung. Sebenarnya mudah saja, tinggal searching di Facebook dengan nama Ibu-ibu Doyan Nulis - Interaktif dan bikin request.

Bahkan ada beberapa dari mereka yang mengaku memang senang menulis namun masih malu untuk mempublikasikan karya. Padahal ada banyak cara untuk mempublikasikan karya kita, lewat media, koran, majalah, blog, facebook atau bahkan jika masih malu-malu disodorkan ke sahabat terpercayapun bisa. Minimal ada yang membaca karya kita. Darimana kita tahu kemampuan menulis kita kalau karya kita tidak pernah dibaca orang? Dari sana akan kita dapat berbagai respon, mulai dari acungan jempol, sampai gebrakan meja di meja eksekusi “bedah karya”. Itupun bukan sebagai ancaman, justru cambukan yang akan meruncingkan mata pena kita.

Pembicaraan interaktif itupun diakhiri dengan salam, ya tentu sajalah. Maksudnya sebelum itu, dari IIDN diberi kesempatan itu mempublikasikan kegiatan Ramadhannya yang bertajuk “StoryCake For Ramadhan” di panti Asuhan Rahmatallil’alamin pada sore harinya. Berujung mempublikasikan nomor HP saya, hingga berkali-kali bergetar oleh sekedar misscall-an atau sms yang isinya keluhan. Saya jadi trauma menjawabnya, mengingat bapak-bapak yang nyamperin saya sebelum siara dengan mengait-ngaitkan banyaknya spam email yang isinya hampir mirip, ujung-ujungnya minta bantuan materiil. Hihihi. Benar-benar hidup harus waspada[.]


Feel Free To Follow My Blog