Saturday, August 28, 2010

Emakku Enterpreneur Sejati


diusia yang tidak lagi muda, emak memulai dan memutuskan menjadi enterpreneur sepeninggal bapak. menjadi tulang punggung keluarga tidaklah mudah bagi seorang perempuan yang sebelumnya belum pernah bekerja sama sekali. karena Almarhum bapak sendiri tidak mengijinkan emak untuk bekerja. walhasil mau tidak mau emak harus bekerja untuk dapat meneruskan hidup keluarga. dan emak memilih menjadi enterpreneur dengan NOL pengalaman!!


emak memulai karir dengan belajar kepada mbok wo, kakak dari almarhum bapak. riwayat hidup mbok wo adalah enterpreneur sejati, terbukti sampai sekarang beliau masih berjulan klanting yang paling tersohor di daerahku.

meski makanan ini banyak dijumpai di pasar namun klanting mbok wo tergolong unik. cukup kreatif juga, klanting dibuat sunduk-an layaknya sate sedangkan yang banyak di jumpai di pasar Randegan adalah klanting bolot panjang. dan juga satu lagi yang unik adalah kleponnya dibuat tertata manis di pincuk daun pisang. pincuknya ini yang langka, muncungnya tidak ada di ujug tapi di tengah dan bisa duduk, banyak orang penasaran dan ingin bisa meniru tapi tidak bisa membuatnya yang cukup ahli hanya mbok wo dan saya, sehingga saya sering diminta membantunya dengan upah 500 perak untuk pembuatan lebih dari 100 pincuk:-)kepada mbok wo emak sharing tentang niatnya untuk usaha. setelah melakukan riset pasar dan berbagai pertimbangan emak memulai dengan berjualan utri karena makanan ini jarang ditemui dipasar RAndegan. sebuah makanan tradisional terbuat dari singkong yang dipasrah* + gula dan di kukus, dimakan dengan parutan kelapa. rasanya lumayan juga, namun kurang diterima oleh lidah orang sana. sehingga jualan emak setiap hari sering sisa yang menunjukkan ketidak stabilan dalam usahanya. emakpun pelan-pelan melirik klantingnya mbok wo. akan tetapi tidak mungkin juga emak menyaingi mbok sendiri sang maha gurunya emak.

konsultasi rutin yang sering dilakukan emak, mbok wo akhirnya merasakan gelagat buruk yang baik dari emak yaitu memplagiat bisnis klantingnya.
sebagai guru yang baik, ide emak ini tidak disalahkan malah mbok wo memberi solusi untuk berjualan di pasar balong panggang yang marketnya lebih besar dari pasar randegan. pikir-pikir juga, jaraknya yang begitu jauh dari rumah dan harus berangkat tengah malam yang banyak tuangannya.

sedikit dorongan dari kakak pertama..

"jangan kuatir mak kalo berangkat, aku yang antarkan!" kdang2 pun bergantian dengan kakak kedua. sementara pembagian job produksi kita kerja sama berempat. emak dan kedua anak laki-lakinya dengan dibantu putri bungsunya yang cantik ini. tak jarang tetanggaku sering membantu juga meski tanpa upah sebagai gantinya emak hanya bisa memberi bungkusan klanting.

dipasar emak terkenal ramah kepada orang. setiap mau habis emak tidak mau duduk diam di dasar*nya. emak jualkan keliling karena emak tidak mau membawa sisa dagangan pulang hasilnya nggak akan sebanding dengan jauhnya perjalanan. sambil berkeliling emak semakin di kenal oleh kawanan penjual pakaian disana dan memiliki banyak langganan

emakpun mendapat hati pelanggannya, tak jarang emak di beri harga termurah jika membeli baju pada mereka.emakku cerdas dan banyak berinisiatif. meski berangkat dengan membawa klanting untuk dijual disana. pulangnya emak membawa dagangan juga dari pelanggannya. yang paling sering di bawa. adalah rok pliskit dengan harganya yang murah 5000 per potong. laris dibeli tetangga dan warga desa sana. tanpa modal emak dapet kepercayaan membawa pakaian-pakaian itu pulang dan boleh membayar setelah laku. lhaaa kok malah order pakaian lebih banyak pendapatannya dari pada kelanting

seiring berjalannya waktu, emak memutar setir dengan berjualan pakaian. tdk hanya ke tetangga emak pun mencari pelanggak ke desa-desa sebelah. sambial menenteng dagangannya di tengah siang bolong emak menjajakannya. yang paling diminati produknya, emak bisa mengasih harga termurah dengan biaya cicilan kredit 2x, 3x, 5x, 10x tak jarang kadang orang membayar semampunya. entah bagaimana caranya. emak selalu membawa pulang segebok uang yang tidak sedikit, sebagai accountingnya aku yang ngitungin dengan kematreanku tak jarang aku minta imbalan selembar uang merah bergambar mawar.

namun kisah sukses emak ini tidak berujung bahagia, karena kegetolannya dalam ber-enterpreneur emak sampai lupa dengan kesehtan dan terserang stroke hingga sang inspirator pun akhirnya meninggal dengan meninggalkan piutang yang banyak pada pelanggan-pelanggannya.

Eman sekali!!
bukan eman uangnya. sebagai pemula enterpreneur yang baru mengetahui ilmunya. aku sangat menyayangkan pelnggan-pelanggan emakku. itulah ladang enterpreneur tapi aku tidak mau meneruskan malah lari kesurabaya dan terseok-seok dengan hanya menjadi karyawan biasa:)

Feel Free To Follow My Blog