Tuesday, July 30, 2013

Impian Memiliki Rumah Gratis, Rumah123

Setiap pasangan pasti mendambakan rumah sendiri. Meskipun sederhana setidaknya rumah123 yang cukup nyaman untuk tempat tinggal keluarga. Rasanya aman saja jika menempati rumah sendiri. Tidak perlu memikirkan biaya sewa kontrakan setiap tahunnya. Belum lagi pengalaman tidak enak lainnya bagi pengontrak. Property dan segala macam isinya harus ditanggung pengontrak, apalagi jika masa kontrak sudah selesai semua barang yang tadinya sedikit jadi menggunung yang harus turut diboyong ke rumah kontrakan baru, semakin pening kepala. Apalagi untuk masalah mencari rumah kontrakan yang pas dan cocok jika sang tuan rumah tak berkenan diperpanjang masa kontraknya.

Bagi kami saat ini rasanya memiliki rumah adalah sebuah impian terbesar untuk terlepas dari jerat derita kontraktor (istilah para pengontrak yang sering berpindah kontrak sana, kontrak sini). Saking besarnya hingga kami tak bisa membayangkan akan berapa lama lagi memiliki rumah sendiri, (ngitung isi celengan ayam mode:on). Tapi tetap kami tak akan putus harapan sampai benar-benar bisa memiliki rumah sendiri, apalagi jika dapat rumah gratis hehehe maunyaa. 

Semua tau, untuk mendapatkan rumah memang nggak ada yang yang gratis. Ada harga yang harus dibayar, sekalipun itu rumah gratis. Minimal untuk mendapatkan rumah gratis tersebut kita harus membayar dengan tenaga dan pikiran. Mulai berpikir, dan selalu berafirmasi rumah gratis, rumah gratis, rumah gratis dalam benak saya. Dan hasilnya insting saya bisa ditebak, salah satu caranya adalah mengikuti kuis atau undian berhadiah rumah. Dari koran, atau dari produk bersponsor.

Tentu sebagai netter hal yang pertama yang saya lakukan adalah memanfaat jaringan dan mbah google yang akan memberitahu saya apapun yang saya tanyakan. Termasuk info rumah gratis itu ternyata ada.  Salah satu yang saya temukan adalah kontes Tebak dan Menang Rumah Gratis 123 yang diadakan oleh Rumah Gratis | Rumah123.com. Cukup simple sih caranya, tapi membutuhkan kejelian dan ketelitian dalam menebak yaitu mentaksir harga rumah123 beserta isinya yang woooowww. Apa saja yang ditebak? Seperti namanya Rumah123.com terdapat 3 langkah :

  1. Klik Rumah123.com untuk registrasi
  2. Tonton video dibawah ini serta video lain setiap minggunya untuk dapatkan clue dan pencerahan agar dapat mentaksir harga dengan tepat
  3. Tebak harga rumah beserta isinya dengan mengisikan pada kolom jawaban yang disediakan


Video: Tebak & Menang Rumah Gratis 123


Beli dan jual rumah di Rumah123, situs properti no.1 di Indonesia.

Dalam video Beky Tumewu selaku brand Ambasador Rumah123.com akan menjadi guide peserta mengenalkan obyek rumah beserta seluruh isinya. Sementara hadiahnya meskipun bukan rumah mewah yang dikenalkan Beky Tumewu, tapi hadiah rumah gratis yang baru dan enilai 600 juta. Haduuuh bikin ngileeeer..

Sudah ah, saya juga mau ikutan kuis rumah123.com biar bisa dapat rumah gratis seperti rumah impian saya.

Thursday, July 25, 2013

Coming Soon : The New StoryCake Serial "Keajaiban Rezeki"

Kuis Serial Buku #StoryCake

Kuis Kamis IIDN: Resensi Serial #StoryCake (terbuka untuk umum laki/perempuan)

Menyambut buku #StoryCake Keajaiban Rezeki yang akan terbit sebentar lagi, saya menyediakan 2 Buku StoryCake + 2 merchandise + 2 paket dari Indscript Corp untuk dua orang pemenang.

  1. Membuat Resensi salah satu atau lebih buku serial StoryCake, adapun pilihannya adalah : StoryCake For Ramadhan, StoryCake For Amazing Moms, StoryCake Mompreneur, StoryCake Living Abroad, dan StoryCake Indahnya Taubat.
  2. Resensi dapat ditulis pada blog platform apapun, atau pada notes facebook dengan setting public supaya saya bisa baca dan tag kepada 25 teman termasuk Indscript Corp
  3. Sertakan gambar komplit serial storycake yang bisa diunduh pada gambar di bawah ini, serta foto buku yang kamu resensi (foto buku bukan covernya)
  4. Share hasil resensi ke twitter dengan format : Kuis Kamis (Spasi) @IIDNinteraktif1 Resensi #StoryCake (Spasi) Judul Serialnya (Spasi) terbitan @gramedia @ununtriwidana (spasi) link
  5. Share juga hasil tulisan di Wall Facebook StoryCake Keajaiban Rezeki http://www.facebook.com/pages/Storycake-Keajaiban-Rezeki/611736458860611 dan jangan lupa ngelike juga yaaa
  6. Resensi belum pernah dimuat di media apapun, dan berlaku dari tanggal 25 Juli hingga 31 Agustus 2013
  7. Info ini boleh dishare kepada siapapun
Akan dipilih dua orang pemenang yang berhak mendapatkan satu buku StoryCake Keajaiban Rezeki dan beragam paket hadiah lain dari Indcript.

Hadiah bisa bertambah jika ada sponsor yang berkenan. *Kedipin penerbit dan para penulis Serial Storycake ;)

Ditunggu hasil resensinya yaaaaa....





Sunday, July 21, 2013

Memaknai Hidup, Dari Seorang Petinju



Setiap orang selalu mendambakan masa depan yang indah dan sempurna, hidup bahagia bersama pasangan dan tak kekurangan. Meskipun untuk meraihnya, justru melakukan hal bodoh yang sebenarnya tak diinginkan.
Indah, sesosok perfectionist dan mandiri bekerja sebagai casier bank yang dengan teliti telah memperhitungkan masa depan bersama pasangannya. Kevin, pria tampan dan mapan, meskipun sebuah pengkhiatan terjadi di depannya tak dapat menampik Kevinlah pasangan yang sempurna bagi Indah.
Indah teramat kecewa terhadap Kevin. Tiga tahun lamanya hubungan yang mereka bangun tak mampu menghapus Kevin dari hatinya. Tiba-tiba Satria datang seperti malaikat penolong yang menyembuhkan lukanya, dengan terang-terangan mengakui telah menyukai Indah.
Awalnya Indah risih dengan kedatangan Satria, selain disaat hatinya kacau, Indah tidak menyukai petinju yang menjadi profesi Satria (hal. 126). Tapi apa daya, meskipun seorang petinju Satria begitu humoris, selalu pandai merebut hatinya. Setiap bersamanya, Indah selalu mendapatkan kejutan menyenangkan. Padahal Indah adalah orang yang selalu menata hidupnya, tidak seperti kejutan yang selalu membuatnya menebak-nebak.
Sementara, Kevin hadir kembali membawa sunset yang indah seperti harapan lamanya. Meski sedikit, Indah masih peduli terhadap Kevin dengan bayang-bayang Satria yang begitu baik selama ini. Bahkan Satrialah yang peduli terhadap hidupnya ketika Kevin tak mempedulikannya. Indah ingin kembali kepada Kevin, tapi ia sedang tak memperlakukan Satria seperti Plester. Membutuhkannya saat sedang terluka dan membuangnya segera setelah sembuh. (hal. 213) Hanya saja Indah tak sanggup melihat jika pada suatu saat Satrianya babak belur setelah pertandingan, atau bahkan dipukul KO hingga pingsan. (hal. 127)
Memang Satria bukanlah sunset seperti yang Indah harapkan. Jika Indah begitu memperjuangkan hidupnya dengan meraih pendidikan tinggi, mendapatkan pekerjaan yang sesuai pendidikan, serta membangun karier “lebih pasti” untuk menunjang kehidupannya, tidak demikian dengan Satria.
Satria adalah orang pada “masa ini” yang selalu berproses. Ia lebih menyukai sunrise daripada sunset. Baginya setiap fajar adalah harapan baru. Ia tidak peduli hari kemarin atau bagaimana kehidupan nantinya. Yang pasti ia selalu berusaha melakukan yang terbaik hari ini. Tidak peting baginya, apakah ia akan melihat sunset yang indah, atau sore yang mendung. Ia sangat menikmati proses yang terjadi dalam hidupnya, bahkan ia tak akan menyesal dengan hasil yang dia dapat. (hal. 170)
Novel yang begitu tebal, 369 halaman ini ditulis Kyria dengan begitu kalem menggunakan bahasa yang santun. Meskipun banyak terjadi gejolak dan konflik penulis mampu mengeksekusinya dengan sangat baik tanpa kata-kata kotor dan umpatan. Apalagi dengan setting Surabaya yang terkenal keras dan kasar, mungkin sekali dengan profesi seorang petinju yang kental dengan kekerasan.
Kejutan-kejutan yang indah juga dihadirkan penulis dari sosok Satria, bukan hanya untuk Indah melainkan juga untuk pembaca. Apalagi pada moment ulang tahun Indah yang dirayakan dengan Satria, tidak romantis tapi penuh dengan kejutan yang akan menginspirasi pembaca dalam memberikan kejutan ulang tahun bagi pasangan.
Novel ini bukan sekedar novel percintaan remaja. Beberapa pointnya terdapat problem orang dewasa yang begitu kental dengan kehidupan sehari-hari. Seperti problem cintanya Indah yang tak bisa memilih antara Kevin dan Satria, Ia ingin hidup bersama Kevin, tapi ia tak mau Satria meninggalkannya. Sama halnya seperti, Indah ingin bekerja sesuai dengan pendidikannya tapi tidak tahan dengan suasana kantornya. Indah lebih memaksakan hidupnya menjalani apa yang sebernanya tak diinginkannya, hanya demi mencapai sunset yang sempurna. Dan pada akhirnya jalan Satrialah pemenangnya, meskipun seorang petinju tapi dia berhasil mengalahkan egonya. Hidupnya sukses dengan hanya menjalani hobynya, meskipun ia tak yakin dapat meraih Indah sebagai sunsetnya[.]

Detail Buku
Judul                : My Perfect Sunset
Penulis             : Kyria
Penerbit           : Pustaka Populer (Bentang), Yogyakarta
Tahun Terbit     : Februari 2013
ISBN               : 978-602-7888-04-3
Harga               : 58.000
Genre               : Romance Komedi

Cover Buku: My Perfect Sunset by Kyria

[Renungan Ramadhan] Menyiapkan Bekal Hati, Menyambut Hari Nan Fitri

Sebuah apresiasi saya untuk mas Rafif Amir Ahnaf atas bukunya yang lahir menjelang Ramadhan. Pas sekali momentnya. Saat semua orang harusnya mampu mengendalikan hati dan diri, bangsa kita tengah dihadapkan pada permasalahan kenaikan BBM dan beragam isu lain. Lagi-lagi apapun kondisi, memang hati kita haruslah tetap terjaga. Selalu, selalu dan selalu berkhusnudzon kepada Allah SWT.

Tak bisa dipungkiri kenaikan BBM satu bulan berjalan ini membuat segala macam harga barang naik. Bahkan dari menjelang kenaikan BBM, seolah semua sudah mengambil ancang-ancang. Menyusul Ramadhan dan menjelang lebaran seperti ini bahan pokok makanan yang seringkali dikeluhkan terlalu melonjak harganya. Sebut saja cabe. Ibu rumah tangga dibuat syok atas ultimatum penjual dengan minimum pembelian cabe lima kali lipat. Itupun isinya tak lebih banyak daripada biasanya yang hanya seribuan perbungkus.
Banyak terdengar keluhan masyarakat, mulai dari jejaring sosial, radio, televisi, atau mungkin lebih banyak lagi yang tak terekspos. Akar permasalahannya bisa jadi dari pemerintah yang tidak tepat memilih waktu untuk menaikkan BBM, ditambah lagi dengan moment Ramadhan dan Lebaran.
Tapi sadarkah kita, bahwasannya siapa yang telah mentakdirkan semua ini? Sangat manusiawi kita selalu mengharapkan hidup yang nyaman. Akan tetapi kenyataannya hidup bukan tetaman yang selalu dipenuhi bunga-bunga (hal 82). Ada masa-masa kita mengalami kesulitan termasuk yang sedang dihadapi bangsa kita saat ini.
Buku setebal 103 halaman yang ditulis oleh Rafif Amir Ahaf ini memang tak ada bahasan tentang dampak kenaikan BBM atau mengulas kenapa harga-harga barang meroket. Justru tak ada sama sekali.
Buku ini berisi kumpulan 86 tulisan refleksi kehidupan memberikan banyak pelajaran dan pegangan kita dalam meniti kehidupan dan menyikapi sebuah permasalahan. Tulisan yang sederhana dan tidak menggurui sangat cocok digunakan sebagai asupan rohani dalam kondisi keterpurukan.
Dari buku ini kita akan selalu diajak meraba kedalam hati setiap memaknai hidup. Tak ada yang abadi termasuk kesusahan itu sendiri. Tak perlu merasa sedih dan paling merugi di tengah kondisi carut marutnya bangsa kita, apalagi jika sampai mematahkan semangat dan meruntuhkan dinding optimisme. Karena kita tidak sendiri, semua beban dipikul oleh seluruh bangsa kita. Bahkan kakek tua penjaga palang pintu kereta api tak pernah mengabarkan kepada dunia melalui status facebook dan twitter tentang kemiskinannya. Toh kita masih lebih baik daripada mereka dapat menikmati kecanggihan gadget terbaru, pakaian yang pantas serta makanan yang lebih enak.
Bangkit dan katakan kepada pada diri sendiri, “esok matahari masih akan menyapa pagi”. Hibur diri kita dengan motivasi ilahiah dari kitab suci (hal 50). Karena seringkali kita lupa bahwasannya ada kuasa Tuhan dibalik semua ini. Bisa jadi kita tidak tahu, dalam kesulitan Allah akan menghendaki kebaikan bagi kita. “Kesusahan sebenarnya seperti kita di atas sebuah per”. Semakin kita tertekan ke bawah seolah kita semakin terjerembab dalam kesusahan, semakin tinggi puncak kebahagiaan yang akan kita capai. Kita tak akan bisa merasakan nikmatnya makanan kecuali dalam keadaan lapar. Dan semakin kita merasakan lapar, maka makanan sederhanapun akan terasa semakin nikmat. (hal 86)
Sayangnya, daftar isi tulisannya tidak dibuat per-bab untuk tulisan yang masih dalam satu tema. Sehingga terkesan melompat-lompat dari satu pembahasan ke pembasan lainnya dan kembali lagi pada pembahasan sebelumnya. Misalnya bab tentang motivasi keluarga, motivasi akhlak, motivasi harta, motivasi hati, motivasi syukur dan banyak motivasi bidang lain yang akan kita dapatkan dari buku ini. Termasuk juga beberapa bagian editingnya yang masih kurang rapi.
Meskipun begitu buku ini sangat cocok menemani kita apalagi pas pada moment bulan Ramadhan untuk mengembalikan kita kepada kefitrahan hati. Sehingga pada saatnya, kemungkinan-kemungkinan melonjaknya lagi harga barang menjelang lebaran, kita telah menyiapkan segumpal hati penuh kesyukuran untuk menyambut kemenangan kita di hadapan sang Khalik, bukan di hadapan manusia[.]

Detail Buku
Judul Buku : Meniti Kehidupan Agung
Penulis : Rafif Amir Ahnaf
Penerbit : Cahaya Pustaka, Sidoarjo
Tahun Terbit : Cetakan 1, Mei 2013
ISBN : -
Harga : Rp. 23.500
Cover Buku Meniti Kehidupan Agung

Tuesday, July 16, 2013

Renungan Ramadhan: Ngelmu Kepada Pak Imam, Guru Ngaji

Seiring waktu berjalan suami kerap kali menguji saya, yang paling sering adalah masalah agama. Seperti kemarin, ketika dalam sholat suami menambahnya dengan sujud Syahwi. Usai sholat rupanya suami menunggu saya bertanya tentang hal tersebut, karena bagi saya sujud syahwi itu hal biasa, lantas suami menanyakan doa yang saya baca, ya saya jawab, suami tersenyum tipis mengira saya tidak bisa.

Memang sujud Syahwi akan sangat jarang dilakukan orang, bahkan mungkin ada yang tidak pernah, oleh karena doanya kerap kali disepelekan, mungkin itu dalam pikiran suamiku.

Tapi bagi saya, sujud Syahwi adalah bagian kecil dari ilmu yang diberikan oleh guru ngaji saya, pak Imam Samuji. Guru ngaji yang luar biasa. Padahal dulu SPP ngaji hanya "750" Perak tapi kami mendapatkan banyak hal. Bukan ngaji formal seperti sekarang, sehabis sholat ashar-ngaji-pulang dan libur pada sabtu minggu. Sudah mirip kayak sekolah.

Kami ngaji tak terbatas kemampuan pak Imam dan muridnya, bahkan mungkin hanya libur ketika Pak Imam sakit atau ada kepentingan dan santri tidak masuk karena sakit. Itupun jika lebih dari tiga hari pak Imam beserta semua santri akan menjenguk ke rumah.

Waktu ngaji kami estafet mulai dari sholat ashar, waktu ngajinya anak jilid (dulu masih memakai jilid), kalau sudah Al-qur'an waktu ngajinya bisa bertingkat habis sholat maghrib lanjut habis isya' dengan beragam metode, sema'an satu ayat satu orang secara bergiliran memutar, atau mungkin setoran ke pak Imam dan senior yang sudah dipercaya bacaannya.

Jangan tanya bagaimana kami mengajinya, satu orang bisa lamaaaaaaa..... karena bukan hanya bacaannya yang harus lancar, makhrojul huruf dan tajwidnya harus tepat juga Gharib tidak pernah ketinggalan juga ditanyakan. Bisa jadi kami ngaji hanya satu ayat saja suatu waktu. Kalau salah dan itu dilakukan berulang-ulang kami bisa mendapat hadiah cetot (cubit) di paha.

Ah cubitan, itu yang membuat kami belajar dan bisa menjadi seperti sekarang. Orang tua kami tak pernah risau dengan hal tersebut juga tak pernah ada yang menuntut kenapa kami dicubit. Karena memang semua orang tua telah memasrahkan kami dididik kebenaran oleh guru ngaji kami. Bukan hanya karena ngaji, paling banyak yang mendapatkan cubitan karena sholat yang bolong. Setiap kali usai mengaji dilanjut sholat Isya, adalah saatnya kami dihisab, selalu ditanyakan sholatnya, juga tentang hafalan, doa-doa dan surat pendek juz 30. Saya masih ingat paling tidak bisa menghafal surat Al-Falaq sering kebolak-balik soalnya, hingga mengulang berkali-kali. Awalnya di maafkan sama pak Imam karena lebih dari tiga kali tidak hafal juga akhirnya kena cetot juga. Hehehe.

Kadang hukuman itu bukan hanya cetot, jika santri yang dihukum banyak daripada yang tidak, kami diminta membersihkan masjid sampai gleaming. Bisa dipastikan masjid waktu itu selalu terjaga, baik kebersihan maupun kemakmurannya.

Tidak berhenti setelah habis Maghrib dan Isya', usai subuh juga masih ada ngaji. Ngajinya lebih santai untuk anak-anak tertentu yang dipilih pak Imam. Biasanya cuma ngaji bersama surat Ar-Rahman atau Al-Waqiah untuk hari biasa, sampai kami terbiasa dan hafal dua surat itu. Kalau sekarang bagaimana yaa? *Maluu

Ketika hari tertentu, kalau nggak salah Selasa dan Kamis, habis subuh waktunya ngaji kitab. Sudah mirip kayak pondoklah, bedanya kami tinggal di rumah masing-masing. Karena Pak Imamlah saya bisa mengenal dan membaca kitab yang hurufnya miring-miring. Waktu itu sampai habis 5-an kitab. Yang masih saya ingat, kitab sulam safinah, sulam safinatunnajah, dan sulam taufiq. Sementara khusus hari Jum'at adalah waktunya bersih-bersih masjid, dan membakar tumpukan sampah daun di samping dan belakang masjid.

Kalau sabtu minggu? Sabtu Minggu memang libur ngajinya, kegiatannya cuma diganti dengan yang lain. Sabtu, setelah maghrib saja kami membaca sholawat, kami menyebutnya diba'an. Anak-anak sangat kreatif membuat lagu-lagu bahkan lagu dangdutpun syairnya diganti dengan sholawat, hehehehe. Dan Minggunya khataman atau tadarus bergilir dari rumah ke rumah santri yang ketiban giliran. Mulai dari pagi jam 7 sampai pukul 5 sore. Tapi tidak full all day long, setiap santri Al-quran mendapat jatah ngaji 20-30 menit dengan speker yang terdengar seantero kampung Madureso. Sampai orang hafal masing-masing suara kami. Setelah waktunya habis, kami harus melanjutkan sendiri tanpa speaker sampai satu juz yang dibaca habis. Ya, kami datang hanya pada jam giliran yang telah ditentukan saja. Tapi ketika sorenya, semua santri berkumpul untuk membaca bersama surat-surat akhir juz 30.

Hmmm..... kayak maraton ya ngjinya, dari maghrib sampai subuh, dari senin hingga senin lagi. Apakah capek? Kadang capek juga sih, tapi seneng banyak temannya. Yang paling sebel bagi saya pas ngaji habis subuh saja, soalnya ketika tiba di sebuah persimpangan hawanya serem dan paling ditakuti sama anak-anak. Waktu itu saya masih SD kelas 2, teman-teman selalu lari pas sampai tempat tersebut membuat saya selalu tertinggal di belakang kalau lari. Dan suamiku tidak pernah percaya kalau kelas 2 SD saya sudah bisa membaca Al-qur'an. Secara suami baru mau ngaji ketika sudah SMP, hehehe. Tapi saya malu juga, masa kecilku begitu semangat meraih ilmu, tapi dengan tanggapan suamiku seperti diatas membuatku menyadari ternyata aku mengalami kemunduran :(

Padahal menurut Rasulullah, orang yang paling merugi adalah yang tidak lebih baik dari hari kemarin. Naudzubillah mindzalik, mungkin ini karena kesibukan duniawi saya yang lebih daripada ukhrawi saya. Ya Allah jagalah hati dan iman saya agar tetap menjadi lebih baik untuk esok dan selamanya. Amin.

Itu terjadi ketika santri TPQ Sunan Giri, nama tempat ngaji saya, dipindahkan dari masjid ke sebuah gudang milik orang. Bahkan kami sampai berpindah-pindah tempat, kadang dirumah pak Imam juga, dan pernah juga di gudang tempat menimbun lombok/cabe punyanya tengkulak setempat yang masih saudara dengan pak Imam. Jadwal ngaji menjadi kacau. Apalagi setelah pak Imam mendapat tugas dinas ke Madura, kami menjadi seperti kehilangan. Setiap santri menangis kala perpisahan dengan pak Imam. Saya memberikan sebuah kenang-kenangan kepada pak Imam yang entah saya lupa apa, tapi pak Imam memberikan kenangan yang begitu berharga kepada kami terutama saya, yaitu ilmu dan amalannya yang begitu membekas sampai sekarang.

Entah bagaimana kabarnya pak Imam Samuji, walaupun kami satu kampung, pak Imam seperti jarang pulang dan kabar juga dipindahkan ke Kalimantan. Ya Allah, berikan selalu kesehatan dan keberkahan hidup pak Imam dunia dan akhirat dimanapun beliau berada. Amin.

Ilustrasi : Koleksi foto suami 

Feel Free To Follow My Blog