Monday, January 12, 2009

Pertanyaan Hikmah dari Sang Guru Kehidupan

Kartun guru dan murid
Sumber gambar haisobat.com

Suatu hari Seorang Guru berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu beliau mengajukan enam pertanyaan:

Pertama,
"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?"
Murid-muridnya ada yang menjawab; orang tua, guru, teman, dan kerabatnya.
Sang Guru menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "kematian". Sebab kematian adalah PASTI adanya.

Lalu Sang Guru meneruskan pertanyaan kedua,
"Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?"
Murid-muridnya ada yang menjawab; negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang.
Lalu Sang Guru menjelaskan bahwa semua jawaban yang diberikan adalah benar. Tapi yang paling benar adalah "masa lalu"
Siapa pun kita, bagaimana pun kita, dan betapa kayanya kita, tetap kita TIDAK bisa kembali ke masa lalu. Sebab itu kita harus menjaga hari ini, dan hari-hari yang akan datang.

Sang Guru meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga,
"Apa yang paling besar di dunia ini?"
Murid-muridnya ada yang menjawab; gunung, bumi, dan matahari.
Semua jawaban itu benar kata Sang Guru. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "nafsu"
Banyak manusia menjadi celaka karena memperturutkan hawa nafsunya. Segala cara dihalalkan demi mewujudkan impian nafsu duniawi. Karena itu, kita harus hati-hati dengan hawa nafsu ini. Jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka (atau kesengsaraan dunia dan akhirat).

Pertanyaan keempat,
"Apa yang paling berat di dunia ini?"
Di antara muridnya ada yang menjawab, baja, besi, dan gajah.
"Semua jawaban hampir benar," kata Sang Guru. Tapi yang paling berat adalah "memegang amanah".

Pertanyaan yang kelima,
"Apa yang paling ringan di dunia ini?"
Ada yang menjawab; kapas, angin, debu, dan daun-daunan.
"Semua itu benar," kata Sang Guru. Tapi yang paling ringan di dunia ini adalah "meninggalkan ibadah".

Dan pertanyaan keenam,
"Apakah yang paling tajam di dunia ini?"
Murid-muridnya menjawab dengan serentak, "PEDANG...!!!"
"(hampir) Benar," kata Sang Guru. Tetapi yang paling tajam adalah "lidah manusia"
Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati, dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

Sudahkah kita menjadi insan yang selalu ingat akan KEMATIAN, senantiasa belajar dari MASA LALU, dan tidak memperturutkan NAFSU? Sudahkah kita mampu MENGEMBAN AMANAH sekecil apapun dengan tidak MENINGGALKAN IBADAH serta senantiasa MENJAGA LIDAH kita?

1 comment:

  1. weleh2 bu unun itu rasa"e xg slalu xwt...
    dramalisir niii....
    heheheheh...aq koq ngga di ceritainn yaa???
    wew...baca yang laenn ahh..
    si neng unun lg di belakangq kayak orang wew...xwt...

    ReplyDelete

Thanks for comming and no spam please

Follow
My twitter @ununtriwidana
My Instagram @nunuelfasa

Feel Free To Follow My Blog