Tuesday, July 22, 2014

Hikmah Serial Mahadewa: Sati, Sosok Istri Yang Tak Patuh Suami

catatan untuk seorang teman yang pernah mempertanyakan kedudukan antara istri, suami dan orang tua. Semoga bermanfaat untuk kita semua
Sosok Siwa dan Sati dalam serial Mahadewa
Aku lebih menyukai serial Mahadewa ketimbang Mahabarata, pasalnya aku tertarik ketika sudah memahami ceritanya tentang kisah cinta sang 'Tuhan'. Aneh aja bagaimana bisa sang Tuhan jatuh cinta bahkan menikah dengan manusia. Namanya juga epik, enggak perlu dibahas pro dan kontranya. Sebagai penikmat kisahnya, aku cukup mengambil hikmah. Salah satunya, ketika Sati (istri mahadewa dalam hal ini dewa Siwa) hendak menghadiri upacara yang diadakan sang ayah, namun tidak mendapat izin suaminya. (Baca juga: Antara Taat Kepada Suami atau Orang Tua?)

Berkali-kali Siwa menolak memberikan izin, tentu sebagai dewa, Siwa sudah tahu apa yang akan terjadi, yaitu celakanya Sati hingga berakibat kematian Sati. Tapi di sini untuk mengambil hikmah cerita, aku abaikan dulu posisi Siwa yang serba tahu. Anggap aja aku sebagai penonton bukan sutradara yang masih belum tahu adegan selanjutnya apa.

Aku menilai Sati yang diperankan oleh Mouni Roy (artis Bollywood) sebagai istri yang bebal, dan bahkan terkesan durhaka kepada suami. Terlihat jelas bagaimana pemberontakannya karena tak diperbolehkan mengunjungi orang tua. Mungkin, ini juga kerap terjadi dalam kehidupan kita, bahkan akupun pernah mengalami. Bagaimana nelangsanya ketika suami tak mau diajak mengunjungi orang tua. Lantas apa kita harus marah kepada suami? Tentu suami mempunyai alasan tersendiri kenapa berlaku demikian. Begitupun Siwa.

Meski berkali-kali diberitahu alasannya, justru membuat Sati kian berontak. Hingga ia 'berani' melawan perintah suaminya, dan pergi tanpa pengawalan Siwa. Begitu jugakah dengan kita? Jika tidak terima dengan suami lantas mengorbankan keharmonisan hubungan antara suami dengan istri? Padahal sudah jelas agama (dalam islam dan dalam cerita mahadewa) mengajarkan perintah suami itu wajib bagi Istri untuk mematuhinya. Bahkan lebih utama mendahulukan perintah suami daripada orang tua.

Kalau ada yang mengelak, kalau perintahnya baik ya dituruti, kalau buruk ya diingatkan bahkan pantang untuk melakukan?

Yup, aku setuju. Tetapi banyak yang menjadikan ukuran baik-buruknya menurut dirinya sendiri (si istri). Padahal ukuran baik adalah di mata Allah. Kalau aku mengkaji dari kejadian antara Sati dan Siwa, memang mengunjungi orang tua itu hal baik. Tetapi pelarangan Siwa juga bukan hal buruk bagi Sati. Sehingga bisa aku katakan, pemberontakan Sati akan pelarangan Siwa adalah sebuah kedurhakaan Istri kepada Suami. Sebagai istri, kita boleh tidak patuh apabila pelarangan suami menimbulkan dosa, salah satu contoh, misalnya suami melarang kita sholat. Itu jelas keburukannya.

Begitu pun jika terjadi pada kehidupan kita, jika suami menolak untuk diajak mengunjungi orang tua, meski bukan sebuah hal baik, tetapi bukan sebuah keburukan yang menimbulkan dosa. Bahkan jika kita mematuhi apa perkataan suami, sebuah hadiah pahala luar biasa bagi orang tua. So, bagi teman-teman yang tahun ini enggak bisa mudik karena suatu dan lain hal, atau dilarang suami, bukan sebuah dosa dan ambil saja hikmahnya, bisa jadi akan membuat kita semakin ingat orang tua dengan terus mendoakannya. (Baca juga; Taat Kepada Suami, Surga Untuk Orang Tua)

5 comments:

  1. Bener juga ya mbak, keseringan kita ngeyel karep'e dewe, hehheee

    ReplyDelete
  2. Figur Sati mmg seorg putri yg manja. Lahir sbg putri bungsu, anak emas kesayangan Prajapati yg selalu dimanja, dilayani dan dituruti. Latar blkg itu membuat Sati tumbuh sbg gadis yg keras kemauan, egois dan cenderung mementingkan perasaannya sendiri. Perlakuan Prajapati yg selalu memanjakan Sati ini pula yg akhirnya menjadi bumerang baginya saat Sati memutuskan utk menikahi Siwa, dan membuat bumerang pula bagi Siwa.
    Jadi pelajarannya justru kepada kita org tua, agar mendidik anak2 untuk tdk manja. Krn memanjakan anak justru akan menjerumuskan anak itu sendiri.

    ReplyDelete
  3. luar biasa ya cerita nya serial mahadewa ini, bisa dijadikan sebuah pelajaran yang berharga untuk kita semua. kalau saya sih lebih suka mahabharata soalnya seru ada paman sengkuni nya :D

    ReplyDelete

Thanks for comming and no spam please

Follow
My twitter @ununtriwidana
My Instagram @nunuelfasa

Feel Free To Follow My Blog