Wednesday, February 26, 2014

On Air dan Tanggung Jawab Sebagai Mantan Koorwil

Pada akhirnya postingan ini kurilis, sebelumnya aku ingin mendahulukan yang lain. Minimal urut timeline. Dalam waktu dua hari ini aku banyak kegiatan yang ingin kureview. Mulai dari milad flp, kopdar dengan keluarga Blog Camp, dan siaran di radio urut timeline.

Ya, aku sudah menduga ini yang terjadi. Mantan Koorwil yang masih haus kuasa. Tak jelas seperti itu memang tapi seseorang yang sedang bermasalah sama kita mempertanyakan posisi, maksudnya tentu tak jauh dari situ. Maka inilah tulisanku untuk seseorang nun jauh dari hatiku.

Sebagai mantan koorwil sebuah komunitas di Jatim tentu aku masih banyak link ke media. Dan mereka yang tak tahu tentu mengarahnya ke aku. Termasuk undangan on air dari sebuah radio di surabaya Sham Fm 93.8 tentang income unik dari nulis buku. Setelah kujelaskan posisiku kepada sang pengundang akhirnya kutawarkan dua opsi; jika mau aku yang ngisi yang kebetulan posisiku divisi bisnis FLP, memakai identitas FLP atau tetap IIDN tapi posisiku sebagai anggota bukan koorwil lagi. Suara diseberangpun memilih kompair, FLP dan IIDN.

Okelah, karena IIDN juga mempunyai koorwil yang perlu dihargai kepemimpinannya. Akupun mengajak dengan sedikit memaksa mbak Tri Nurhidayati, koorwil baru penggantiku di IIDN Jatim ikut on air.

Undangan ini memang mendesak. Bahkan aku sampai dihubungi sama mbak Ria Fariana juga. Kebetulan mbak Ria juga anggota IIDN dan pernah on air bareng di radio yang sama. Juga ke mbak Nita Tjindarbumi. Sayangnya mereka juga tak dapat hadir. Tak apalah, toh kini waktunya aku membimbing koorwil baru juga memperkenalkannya kepada Sham Fm.

Beruntung meskipun mendesak aku tidak terlambat. Datang mepet jam 09. Padahal biasanya untuk ke surabaya aku butuh waktu satu jam perjalanan. Ngebut euy, sekali aja ngebut nggak diterusin lagi.

Di studio aku siaran bareng Pak Kohar penyiarnya. Dulu pak Koharlah yang membuka pintu IIDN masuk ke sana ketika kami mengirimkan proposal. Rada deg-degan. Biasanya rame-rame minimal 3 orang. Apalagi mbak Tri gak datang-datang. Padahal sudah "kuwanti-wanti" kudu datang sebagai tanggung jawabnya sebagai koorwil Jatim

"Itu mungkin, ada ibu-ibu bawa anak," kata Pak Kohar menghapus kegusaranku.

Ya, itu Mbak Tri. Aku yakin mbak Tri datang. Bukan Mbak Tri Nurhidayati namanya kalau ingkar janji. Senyumku menatapnya. Tapi sayangnya meskipun Mbak Tri datang beliau tak bisa masuk ke ruang studio karena tak bisa meninggalkan anaknya. Sendiri juga akhirnya. But, show must go on dengan atau tanpa Mbak Tri.

Talk Show pun dimulai. Kubuka dengan cerita perjuanganku memulai menulis dari blog ini. Ya blog yang kalian baca ini adalah blog matematika. Salah satu pelajaran yang amat kusenangi. Hingga akhirnya terpikirkan menjadi seperti seorang Raditya Dika untuk membukukannya. Dengan pede akupun mendatangi langsung salah satu penerbit di Surabaya dengan bundel file print naskah. Di tolak mentah. Naskah itupun menjadi legendaku buatku. Ia mencari jalannya hingga berkali-kali ditolak pernerbit dan baru empat tahun kemudian diterima oleh Gramedia dengan format baru, dulunya juga sempat menolak. Naskah pertama yang aku susun tapi bukan buku pertama yang terbit.

Hingga talk show pun membahas juga tentang IIDN. Sayangnya penyiar tak banyak mengulik keberadaanku di FLP, mungkin karena sudah menjadi langganan biasanya aku siaran di sana sebagai koorwil IIDN. Inilah yang dipermasalahkan. Kemudian muncul inbox, WA, BB dan komentar sinis. "Nu, kamu masih siaran IIDN?" atau "Kok bukan Mbak Tri? Kan Mbak Tri Koorwilnya?"

Ya, kenapa? Aku masih anggota IIDN. Posisiku ketika talk Show juga sebagai anggota IIDN bukan Koorwil. Ini juga merupakan tanggung jawab morilku sebagai MANTAN korwil IIDN untuk membimbing Koorwil baru, Mbak Tri Nurhidayati. Sebagaimana yang dulu juga pernah dilakukan oleh Mbak Afin Murtiningsih kepadaku saat aku menggantikannya. Bahkan mbak Afin menemaniku kemanapun. Kini saatnya aku melepaskan jabatan koowil dan mentransfer apa yang kupunya kepadanya. Hehehe, rupanya banyak yang mensalah artikan. Pun mungkin aku yang salah mengartikan semua ini.

Justru dengan ini aku masih care sama IIDN. Jika mau aku bisa menyerobot Mbak Tri tanpa sepengetahuan dia ke Radio. Atau kalau merusak, kutolak saja tawaran tersebut. Bisa jadi IIDN di blacklist media. Toh apa hubungannya dengan aku.

Oh tapi, tidak semua orang mengerti apa yang aku lakukan. Tidak semua orang sependapat. Karena mereka hanya melihat dari teras. Tidak masuk kedalam rumahku bahkan hanya menjadi penonton yang hanya bisa komentar. Tidak di tekape, tidak tahu kejadian, kronologis bahkan mungkin tak mendengar isi siaranku.

Sudahlah, tak akan kupermasalahkan. Toh juga sudah berlalu kemarin. Yang penting tugasku selesai, aku sudah memperkenalkan mbak Tri sebagai koorwil baru IIDN Jawa Timur ke media bahkan ke khalayak Surabaya pendengar setia Sham FM. Bahkan berkali-kali Pak Kohar menyebut posisiku yang menggantikan Mbak Tri karena terkendala anak. Mungkin pesanku kepada Humas IIDN untuk lebih mengenalkan mbak Tri kepada umum.

Di penutup selain mengenalkan mbak Tri aku juga memperkenalkan posisiku di FLP sebagai divisi bisnis dan keluarga Blog Camp. Jika menilai, income unik justru kudapat dari ngeblog lho. Kalau buku kan sudah pasti royalti. Sementara blog banyak sumber, mulai dari iklan, Paid To Click, Paid To Review. Bahkan hingga mencapai luar negeri. Tapi ini sedang belajar. Kemarin juga sempat menawarkan keluarga baruku Blog Camp kepada Sham FM. Mungkin bukan aku pembicaranya, bisa rame-rame yang dikomandoi pakdhe Cholik, suhu paling berpengalaman. Semoga ya terealisasikan dan Sham FM membaca ini :D hehehhe

Ini dia foto-foto kemarin:
Bersama produser Sham FM, mbak diyah dan mbak Tri

Ketambahan bareng mbak Dina penyiar yang pernah siaran bareng

Menjelang on air

7 comments:

  1. secara tak sengaja aku sempat baca kemunduran mba Nunu dari IIDN di FB. Skrg br jelas jln ceritanya mba..aku tlh terdaftar lm disana tp silent reader..:)

    ReplyDelete
  2. Dari blog matematika sampai kayak Raditya Dika? Wah menarik sekali. Nanti setelah ini jadi apa lagi ya?

    ReplyDelete
  3. sebenarnya orang luar berpendapat sesuai dengan apa yang mau mereka pikirkan, bukan apa yang kita rasakan. Jadi rasa-rasanya memang akan sulit sekali mengatakan sesuatu pada mereka yang tidak mau mendengar, malah menyimpulkan sendiri. Keep smiling mbak nunu :)

    ReplyDelete
  4. wah ternyata aktifitasnya banyak sekali ya, betapa sibuknya

    ReplyDelete
  5. Hemm ceritanya cukup menarik juga mbak.. senang baca tulisannya apalagi tulisan mengenai pengalaman pribadinya

    ReplyDelete
  6. mbak nunu bagi dong tips mendapatkan income lewat blog. seperti iklan dan lainnya.

    website saya rachm4wati.blogspot.com

    ReplyDelete
  7. semangat untuk terus berbagi ya mak, kece bingits :D

    ReplyDelete

Thanks for comming and no spam please

Follow
My twitter @ununtriwidana
My Instagram @nunuelfasa

Feel Free To Follow My Blog