Minggu kemarin aku berkesempatan turut membantu suami dalam program layanan kesehatan gratis. Layanan ini diadakan rutin dua kali dalam satu bulan dari panti ke panti. Karena memang sasarannya adalah yatim, keluarga yatim (bunda dan wali yatim) serta para penghuni panti asuhan. Terkadang juga ke kampung-kampung yang terdapat yatimnya berkoordinasi dengan koordinator yatim yang tersebar di beberapa tempat.
Memang tidak ada yang sakit, layanan kesehatan ini bukan layanan pengobatan melainkan bertujuan untuk pemeriksaan dini. Terutama bagi anak-anak adalah mengenai kondisi tumbuh kembangnya, mata, kondisi gigi, dan juga tidak menutup kemungkinan beberapa kali suamiku mendapati anak yang sakit dan butuh penangan serius bahkan sampai harus operasi dan menelan biaya besar.
Suamiku memang bukan orang medis apalagi dokter. Layanan kesehatan ini merupakan bagian dari program kerja kantornya, Yayasan Yatim Mandiri bekerjasama dengan beberapa dokter yang memang bertugas di Rumah Sehat Yatim Mandiri. Masih satu lingkup lembaga, yatim mandiri adalah induk lembaga sementara Rumah Sehat Yatim Mandiri layanannya konsern dalam dunia kesehatan.
Dokternya ramah, baik dan cantik pula. Awalnya anak-anak penuh antusias, kemudian berubah menjadi tangis tatkala melihat berbagai obat-obatan. Rupanya, mereka mengira akan disuntik. Meskipun ada juga yang gigi susunya dicabut karena rusak mengganggu gigi lainnya. Justru yang nangis anak yang lain.
Selain pemeriksaan, layanan ini juga konsern pada penigkatan gizi anak-anak. Diantara dibagikan susu, biskuit sehat serta sosiz qurban. Nah, ini nih pentingnya daging qurban menjadi sosiz pemanfaatannya bisa lama. Tidak mudharat dan tidak melawan syariat karena disembelihnya tetap saat qurban. Supaya gizi anak-anak terjaga tidak hanya pada saat qurban saja. Juga dibagikan peralatan kebersihan seperti sabun dan odol.
Dalam kegiatan ini aku menarik benang merah akan pentingnya buku catatan medis. Jika sebelumnya anak-anak tidak punya. Maka pada kesempatan ini dibagikan buku catatan rekam medisnya sejak diadakan pemeriksaan ini berlogo rumah sehat yatim mandiri. Tercatat mulai dari berat badan dan coretan para dokter yang tidak tahu apa maksudnya. Yang jelas buku ini berfungsi jika melakukan pengobatan baik di Rumah Sakit Umum maupun di Rumah Sehat milik yatim mandiri yang mengidentifikasikan anak tersebut yatim dan dari keluarga yatim. Jika berobat bisa mendapatkan layanan gratis, dan diharapkan jika berobat di rumah sakit umum bisa mendapatkan keringanan biaya untuk membantu mereka.
Suamiku mencatat berat badan si anak setelah ditimbang |
Rankaian pemeriksaan oleh dokter dibantu para perawat |
Anak yang mendapat penangan khusus |
Mari bergandeng tangan, saling membantu.
bukucatatan medisnya memang sgt penting dan berharga ya mbak
ReplyDeletekegiatan seperti ini sangat bermanfaat ya Mbak..idenya bisa ditiru. jadi kegiatan medis tidak hanya sunatan massal saja
ReplyDeleteaku selalu simpan buku catatan medis biar tahu minum obat apa saja dari dokter, ke dokter juga sering tanya - tanya mana obat yang bikin ngantuk mana vitamin, bla bla blaaa.. *termasuk pasien bawel* :D
ReplyDeleteWah bener tuh mbak, kesehata memang harus dicek secara reguler, cuma saya gak pernah nyimpen buku catatan medis :D
ReplyDelete