Friday, May 30, 2014

No Money

Tabungan receh kami
Sawang sinawang kata orang jawa. Maksudnya, kebahagiaan dan kesusahan orang lain hanya bisa dilihat (sawang) dari luar. Kenyamanan atau keenakan seseorang hanya dalam pandangan mata orang lain saja, berbeda dengan yang mengalami sendiri.

Seperti kami, selalu dipandang orang enak dan tak pernah kekurangan. Aku cukup mengamini dan mengucap alhamdulillah, karena kupikir hal tersebut adalah doa untuk keluargaku. Tapi orang tak pernah tau jika kamipun sama. Kerap kekurangan uang alias no money. Kejayaan hanya dalam pandangan mata, mereka tak pernah tahu kebutuhan kami ataupun tanggungan kami.

Kerap kami memang menjadi jujukan mereka yang butuh uang untuk berhutang. Sekedar ratusan ribu atau jutaan. Jika yang berhutang saudara berat rasanya menolak. Kalaupun tak ada, selalu kami sisihkan semampu kami untuk membantu mereka walaupun tidak banyak sesuai yang mereka butuhkan. Bahkan pernah ada yang meminjam sekedar 25.000 padahal tanpa ia (yang hutang) tahu uangku cuma 30.000. Aku cukup membawa 5.000 asal bisa untuk ongkos pulang dari Surabaya, kalau-kalau aku kehabisan bensin di tengah jalan.

Bagiku membantu tidak menunggu ketika harus ada uang. Keadaan no money pun sebisa mungkin turut membantu. Bagaimanapun ketika orang berhutang minimal dia sudah mempunyai keberanian, keberanian untuk menungungkapkan hutang. Eh iya lho. Kerap kalo aku kehabisan uang dalam keadaan no money, justru aku lebih memilih kelaparan. Tidak belanja, suami cukup kuberi makan dengan lauk sambal. Pernah ketika 3 hari sebelum gajian, uang belanja sudah menipis. Uang cukup untuk jatah rokok suami, akupun memutar otak bagaimana caranya kita bisa tetap makan tanpa belanja dari berhutang.

Seperti bulan ini, sejak awal bulan sudah pengeluaran habis-habisan untuk finishing rumah dan acara syukuran lebon omah. Sama sekali uang sudah menipis-pis-pis. Bagiku itu bukan masalah, untuk makan bisa diatut. Justru yang jadi pikiranku ketika orang berhutang sedangkan aku dalam keadaan no money seperti ini.

Sudah dua kali tetangga depan rumah sekaligus istri dari ce-est suamiku datang untuk berhutang. Yang pertama uang yang dipinjam cukup besar, jelas aku tidak punya. Ini yang kadang disebut orang sawang sinawang, mereka tak menyadari bahwa ini masih bulan yang sama saat syukuran rumah. Tentu aku banyak pengeluaran. Namanya orang berhutang, yang mereka kedepankan adalah keberanian, entah berani atau memang memberanikan diri, mereka tak pernah mengetahui kebutuhan kami lebih besar bulan ini.

Hal inipun diulangi lagi, hari ini datang kepadaku lagi dengan maksud sama. Tapi lain, hanya sekedar 10.000 saja. Jangan dilihat kecilnya nominal. Justru aku melihay nominal 10.000 ini lebih urgent daripada yang ratusan ribu sebelumnya. Mungkin saking enggak ada uangnya, sampai untuk makan sang anak yang hanya 10.000 saja harus berhutang. Apesnya lagi aku yang diharapkan memberi hutang, justru tak punya uang sepeserpun. Semua lembaran uang terbawa suami. Ada, itupun uang koin dalam celengan botol yang tak pernah kubedol meski aku sendiri butuh uang. Ah, betapa tidak berharganya aku, dua kali mengecewakan. Mungkin yang kali ini dia lebih kecewa lagi, sirat wajahnya bisa mengatakan, betapa pelitnya aku uang 10.000 saja tak mau menghutangi. Kalaupun ada ngapain berhutang kalau cuma sepuluh ribu, aku ikhlas memberikan tanpa akad hutang.

Duh, aku sendiri menyesal. Tak bisakah uang gajian suami dimajukan Jumat pagi tadi? Atau hutangnya petang saja ketika suami sudah gajian?

Sak sugih-sugihe uwong mesti ono mlarate
Sak mlarat-mlarate uwong mesti ono celengane. 
Mulane uwong ojo mandang bondo. Kita tak pernah tahu, apa yang nampak di depan mata tidak berarti demikian.

15 comments:

  1. bener sekali mbak,,alhamdulillah,,tetangga depan rumah ngutang ke aku kemarin,,sinang sinawang emang..pokoknya niatnya bantu mereka dah :)

    ReplyDelete
  2. Mirip kita mbak ....
    Gimana ya bingung jg, berusaha bersabar bisa tapi sulitnya ya menghadapi situasi saat dikira orang kita berkelebihan :D

    ReplyDelete
  3. Wang Sinawang ya mbak... enjoy our life...

    ReplyDelete
  4. In Shaa Allah dilipatgandakan rejekinya ya, Mbak.. :D

    Jarang loh ada orang yang lagi dalam keadaan sedikit punya uang tapi mau memberikan hutang.. ^^ Aku sendiri belom tentu bisa, masih egois dan mikirin diri sendiri. Heheh..

    ReplyDelete
  5. Aku juga berpendapat sama mbak, kalau nggak punya uang ya mending nahan lapar, soalnya kalau mau pinjam uang, ya kalau yg dipinjami punya? kalau enggak malah merepotkan mereka khan?

    ReplyDelete
  6. Kesel juga ya kalo lg gak punya uang, trus ada yg mau pinjam uabg tapi ketika ditolak malah dibilang pelit
    Kalo punya uang ya ngapain nolak cuma 10rb -_-

    ReplyDelete
  7. Gak, kok, pasti deh orangnya mengerti dan gak akan pikir pelit gara-gara gak meminjamkan uang :) Aku malah kalau pergi kemana-mana hampir gak pernah bawa uang, meskipun keluar kota. Aku mikirnya, kalau makan di rumah aja dan kalau ada apa-apa cukupnya HP yang terisi pulsa supaya bisa menghubungi orang di rumah. Tapi kadang mengalami hal yang sama, kalau lg kerja ada yang perlu uang misalnya buat beli minum, aku kasih alasan "gak bawa uang" kadang bikin gak enak juga.
    Mungkin kapan-kapan aku mulai coba bawa deh :p

    ReplyDelete
  8. Sawang sinawang dan yang terpenting adalah selalu bersyukur atas rejeki kita..berapapun itu..

    ReplyDelete
  9. Wah, kalau aku malah hati-hati banget minjemin uang ke teman atau saudara. Pas pinjem memohon-mohon, eh pas ditagih malah susah, malah kadang marah-marah. Padahal kita sendiri lagi butuh banget. Jadi makan hati deh, hehe....

    ReplyDelete
  10. Bner Mbak, manusia hanya bisa melihat dari sisi luarnya saja. Sawang sinawang mengajarkan kita tentang keikhlasan, bersyukur dengan apa yang kita miliki dan rasakan, sangat menarik...

    ReplyDelete
  11. Memang hidup itu harus saling membantu. Kapan-kapan kalau saya lagi enggak punya duit boleh pinjam sampean enggak, Mbak? :)

    ReplyDelete
  12. Hahaha yes banget...
    Aku berharap aku nggak akan pernah ngutang >,<
    Amiin...

    ReplyDelete
  13. Seneng banget dengan tulisan ini merasa terwakili perasaanku. Bener Nu sawang sinawang. Kadang aku malah langsung dapat omelan dan dampratan di depan mata. Tapi aku hanya tersenyum saja. Orang hanya menilai dari luarnya terkadang Hiks. Yang menyakitkan mereka yang mau hutang langsung menjudge dan menyalahkan kita.hehehehe...

    ReplyDelete
  14. pengalaman saya juga serupa Mbak... beberapa kali terjadi orang ingin meminjam uang dari saya, padahal saya sendiri juga sedang tak punya uang..

    ReplyDelete
  15. mudah2an selalu diberi kemudahan & kemurahan rizki ya.. agak tak lagi sedih karena terpaksa mengecewakan org lain...

    ReplyDelete

Thanks for comming and no spam please

Follow
My twitter @ununtriwidana
My Instagram @nunuelfasa

Feel Free To Follow My Blog