Kudapan sederhana yang merakyat |
Nah, minggu kemarin acara lebon rumah atau syukuran pindah rumah, ibu mertuaku sengaja membeli mbote ini dan menjadikannya salah satu suguhan untuk tamu-tamu yang datang. Memang sih, dari sebelum tahu ibu telah membeli Mbote dari pasar Sepanjang, kami sebagai tuan rumah juga kepikiran untuk menyuguhkan jajanan basah. Rasanya kok terlalu monoton jika jajanan atau cemilan yang ada makanan kering melulu, sesekali mulut juga perlu yang basah-basah. Ya tho?
Maka, panganan seperti brownies, tahu Sumedang dan termasuk Mbote ini cukup menyelamatkan. Bahkan, Mbote menjadi favorit para tamu.
Awalnya kupikir paling yang makan cuma tetangga-tetangga yang sebaya dengan mertua doang. Atau malah memang mertuaku yang doyan sehingga memilih Mbote ini sebagai suguhan. Ternyata tidak. Setelah acara syukurannya selesai, masih ada sebagian tamu yang memilih tinggal sebentar. Rata-rata mereka teman suamiku yang memilih menikmati kopi sebentar di teras dengan kusuguhkan brownies. Maklum aku memang membeli brownies cukup banyak dengan banyak varian rasa pula. Kupikir ini akan menjadi idola sehingga kusuguhkan untuk kudapan teman ngopi mereka.
Dan yang dicari justru Mbote ini, panganan umbi yang merakyat dengan hanya di tanak saja rasanya ngalahin brownies lho. Bukan brownies-browniesan tapi brownies Bandung yang terkenal itu. Konon katanya, jarang sekali orang zaman dulu bisa (mampu) makan nasi, sehingga Mbote menjadi salah satu pilihan makanan alternatif yang mengenyangkan. Meskipun sudah jadul sampai kinipun ternyata Mbote masih diminati. Bahkan oleh generasi sekarang ini, Mbote bisa menjadi panganan yang berubah wujud. Dari hanya di tanak saja, sampai menjadi kue-kuean yang lebih nikmat. Sebut saja, kripik mbote, donat yang biasanya dari umbi kentang juga bisa diolah dari mbote. Atau mungkin bisa jadi brownies juga kali ya? Akankah masih diminati jika berubah wujud seperti itu?
Mbote itu umbi apa ya?
ReplyDeleteMbote itu umbi apa ya?
ReplyDeletenyami saya juga suka dengan umbi umbian itu seperti ubi
ReplyDeletekapan hari juga beli mbote mbk,suami bosen direbus aku iris tipis2,jadi deh kripik mbote hahaha..enakkkk banget ternyata,
ReplyDeleteNgelihat fotonya tak kira talas,
ReplyDeletebegitu baca penjelasannya, beda
dan sepertinya saya belum pernah jajal ini mbote.
Belom pernah makaaan.. Di Medan ada ngga ya Mbak, kok keknya baru denger deh nama makanan ini.. :D
ReplyDeleteIni kalau di tempat saya namanyaaaa
ReplyDeleteNamanya.....
Sik, sik, mikir dulu
Besono, kalau yang besar. Kalau yang kecil apa, ya? Udah lupaaa :(
salah satu makanan tradisional yang sayang kalau sampai punah
ReplyDeleteTawi waktu liat fotonya kirain mbote itu nama lainnya talas, ternyata beda ya :D dan Dhe belum pernah ketemu mbote sepertinya
ReplyDeletekimpul kukus wah nyamleng....dibakar, keripik juga OK. Beberapa ibu mulai menyajikan gethuk kimpul.
ReplyDeleteini ganyong bukan ya? rasanya agak manis dan tidak selembut talas betul ga sih? penampakannya menyerupai ganyong :)
ReplyDeletejika benar maka disini tepungnya dibuat kue juga lo..alternatif terigu!
bahkan tepungnya bisa buat obat juga
Katanya suamiku beda mbak ket
Deletesepertinya memang makanan ini sudah langka ya...
ReplyDeletekalo di daerah saya namanya apa ya... *malahnanya* hehehe
Mbote ini memang cocok juga jadi pangan pengganti nasi, karena kaya karbohidrat, dan bisa jadi bisnis juga, sebagaimana talas bisa jadi lapis talas atau brownis talas, mengapa tidak jadi lapis atau brownis mbote. hehehe
ReplyDelete