Thursday, March 15, 2012

Perjalanan Pena ke Sekolah Part IV : Menebar Virus Ayok Mengawali Menulis


Untuk part 1 bisa baca di sini dan part 2-nya ada di sini

Banner yang seharusnya di pake tapi enggak jadi :D


Saya khawatir enggak bias tidur lagi, usai acara hari sabtu itupun saya enggak berani tidur ya dengan harapan bias tidur nyenyak malamnya. Dan berhasil karena saya tidur di rumah kakak saya :D hehehehe, solusi terbaik memang :D disamping itu disana saya bias ngonline untuk menulis dan mengupdate blog teramsuk update status juga. :D satu dayung dua sepuluh pulai terlampaui.
Setelah bangun pukul 3 pagi saya langsung bersiap enggak mau terjadi berantakan. Karena saya musti pulang dulu ke rumah sendiri yang jaraknya enam kilo, dan balik lagi ke rumah kakak saya satunya (cak Andik) untuk pinjam lepi, masih ingetkan di post sebelumnya saya enggak bawa lapi L. Alhamdulillah meski harus bolak-balik tapi semua teratasi dan bisa sampai di sekolah sebelum waktunya pukul 07.00. Yups satu jam saya nunggu lebih awal.
Di sekolah tak banyak yang saya temui selain pak Ngadi, tukang kebun sekolah. Secara hari minggu memang hari libur githu lho. Dan pak Ngadi dengan sangat baiknya mau membukan pintu laboratorium buat saya. Terimakasih pak.
Oh ya, saya sempet malu untuk kedua kalinya lho. Setelah saya malu di dalam ruang guru kemarin. Ternyata pak Ngadi dan istrinya yang menjaga warung (kantin milik pak Ngadi) masih ingat sama saya meski 11 tahun silam telah berlalu. Ternyata oh ternyata keluarga pak Ngadi masih keluarga saya, katanya orangtua istrinya itu masih saudara sama embah saya. Ya, saya ingat mbah saya pernah berkata kalo saudaranya banyak di desanya tempat pak Ngadi tinggal. Namun kata orang karena kepaten obor, banyak yang tidak tau kalau ternyata kita saudara. Ah, pak kenapa tidak bilang dari waktu saya sekolah dulu? Tau githu kan saya akan sering minta gratisan karena kita masih sodara kan. Hehehe
Di Laboratorium saya sendirian, setelah nyalain laptop saya, beresin buku, bikin undian, dan daftar hadir saya back to laptop lagi yang ternyata si SMP tercinta sekarang di pasang hotspot. Aih, kayak di café ya. Makin canggih sekolahan saya, tapi sayangnya ada user name password yang harus diisi dan saya enggak tau nge sms Jakapun juga enggak tau jadinya kecewa deh tabiat ngonline dan blogger saya enggak terlampiaskan.
Lama menunggu akhirnya anak-anak sudah pada datang juga dengan seragam kebesaran Dewan mereka. Ternyata meski minggu anak-anak rajin-rajin juga enggak mengurangi antusias mereka untuk mengikuti bedah buku saya meski hari libur adalah waktunya besenang-senang. Buktinya enggak ada yang terlambat semuanya hadir sebelum jam 08.00 mereka memenuhi ruangan laboratorium.
Acaranyapun berlangsung dengan sangat antusias, saya sempet kwalahan menjawab pertanyaan mereka. Seperti pertanyaan yang sering diajukan kepada saya ternyata masih banyak dari mereka yang susah mengawali untuk menulis.
Aslinya menurut saya bukan susah mengawali tapi seperti yang pernah saya alami dulu, saya terlalu sering memikirkan bagaiamana kata atau kalimat yang bagus untuk membuka tulisan. Ah, bagi saya itu mah ga penting bagus tidaknya yang penting tulis saja apa adanya. Urusan bagus mah, nanti juga bagus sendiri tinggal bagaimana kita mau menulis. Menulis seperti mengasah pisau, nggak akan pernah tajam kalau mengasahnya jarang-jarang. Seperti halnya menulis, belajar menulis itu bukan mengenai bakat tapi mengenai kemauan untuk menulis setiap hari. Semakin lama pena diasah dengan menulis saya yakin pena kita akan semakin tahu pada bagian mana tulisan kita yang harus diperbaiki nantinya.
Jika kita mengawali menulis hari ini, jangan pernah menghakimi tulisan kita jelek, lebih-lebih jika kita bangga dengan tulisan kita sendiri dengan memuji tulisan sendiri. Toh sah-sah saja, itu yang akan memunculkan semangat kita untuk menulis lagi. Hargai apa adanya tulisan kita, setidaknya jika kita belum pede untuk mengirimkan ke media, kita cukup menyimpannya saja. Dan jangan pernah membuangnya. Yakin itu nanti akan menjadi kenangan yang sangat indah ketika nantinya kita berhasil membuat tulisan yang bisa di muat media atau dibukukan. Tapi, menulislah lagi, lagi, lagi dan lagi.
Rangkaian acaranyapun di tutup dengan doorprice buku-buku dari penerbit yang telah membukukan buku saya, LEUTIKA PRIO. Peserta sangat senang sekali ketika pada akhirnya sang penanya mendapat hadiah buku-buku leutika, jadi banyak yang ingin Tanya lagi. Namun tidak menutup kemungkinan untuk ditanyakan di luar acara. Buku saya yang hanya saya bawa beberapa eksempar jadi rebutan beberapa anak yang ingin dapat buku saya. Semua buku sama, jika kita bisa mengambil ilmunya :D
Terakhir saya ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak sekolah yang telah berkenan memberikan ruang dan waktunya, meski bapak Kepala sekolah tidak bisa hadir karena berhalangan, juga Bapak Edi atas sambutannya mengawali acara yang sempat mengingatkan kembali masa saya sekolah dulu, juga kepada kak Jaka teman seperjuangan saya.
Ucapkan terimakasih kasih juga teruntuk LEUTIKA PRIO sebagai supporter acara saya ini. Yang meski acara saya sempat tertunda seminggu dari jadwal acara, pihak leutika prio masih mempercayai saya dengan mengamanahi seabrek buku-buku doorprice dan Merchandise.
Dan terakhir kepada adik-adik saya di SMP Negeri 1 Dawarblandong, mari kita berkarya dengan pena[.]

7 comments:

  1. EHm, setuju. Saya rajin menulis setelah tak muda lagi, bukan semata2 bakat, yang penting ada kemauan. Tapi saya tak menyesal karena justru dengan tak muda lagi, saya berharap bisa menulis sesuatu yang ada muatannya.

    Sip deh. Penulis mesti kayak mbak Nunu ini, bikin pelatihan sekaligus aktif ngeblog biar blognya bukan hanya jadi pajngan buku saja. Tapi orang2 bisa mampir dan mendapatkan hal lebih di sini (ehm, saya bukanpenulis lho saya blogger :D)

    TOp deh :)

    ReplyDelete
  2. saya dulu pas dibangku sekolah SD,SMP & SMA kagak pernah suka menulis mba,tapi setelah kerja & kuliah di Jurnalistik malah suka banget
    menulis itu menari dengan liukan indah,yang akan berdampak positif bagi kehidupan kita sekarang & nanti
    Jadi jangan pernah berhenti menulis :)

    ReplyDelete
  3. wah mbak bisa ntu ndampingi pelatihan pelatihan di kotaku. . . . hehehehehe. . .

    ReplyDelete
  4. kunjungan gan.,.
    bagi" motivasi.,.
    fikiran yang positif bisa menghasilkan keuntungan yang positif pula.,..
    di tunggu kunjungan balik.na gan.,.,

    ReplyDelete
  5. alhamdulillah,,, banyak informasi dan motivasi blog walking sore ini,,,
    salam kenal gan...

    ReplyDelete
  6. Wah...senangnya berbagi ilmu ya mbak Nunu. Bener tuh, menulis itu seperti mengasah pisau. Lakukan dengan tekun.

    ReplyDelete
  7. alhamdulillah kedatangan kakak nunu ke sekolah saya dapat bermanfaat

    ReplyDelete

Thanks for comming and no spam please

Follow
My twitter @ununtriwidana
My Instagram @nunuelfasa

Feel Free To Follow My Blog