I don't care how my afternoon, whether cloudy or a beautiful sunset. I cared about was the moment I do my best.
Tuesday, March 20, 2012
Wisata ke Pulau Ketingan (Terbatas untuk 20 Orang)
Tujuan Tempat : Pulau Ketingan
Ahad/Minggu Tanggal 08 April 2012
Biaya perjalanan : 20.000 untuk sewa perahu include sanck dan tiket masuk wisata
Penyelenggara : Shabrina WS, Nunu El Fasa, Wiwik Hafidzoh
Namanya Ketingan atau lebih di kenal Kepetingan sesuai dengan nama sungai yang bermuara ke laut menuju pulaunya adalah salah satu obyek wisata yang belum banyak di jangkau wisatawan ini berada di sebeah timur kab. Sidoarjo. Pulaunya yang sangat kecil yang hanya di huni oleh puluhan kepala keluarga ini belum masuk dalam peta Kepulauan Indonesia sehingga tak banyak di ketahui orang sekalipun warga Sidoarjo sendiri.
Selama perjalanan ke sana kita naik perahu yang telah kita sewa sebelumnya dan akan di manjakan oleh pemandangan alam khas air payau. Selain itu sampai di sana kita juga akan mengunjungi situs makam sejarah kerajaan Blambangan, Dewi Sekardadu, putrid tunggal raja yang juga ibu dari Sunan Giri yang kita tahu adalah satu dari 9 wali. Konon ceritanya sangat tragis, Dewi Sekardadu yang sedang mencari anaknya, Sunan Giri meninggal di tengah lautan. Oleh ikan-ikan jasad Dewi sekardadu di bawa ke pinggiran pantai dan oleh penduduk di makamkan di sana, di tempat yang akan kita kunjungi.
Oke sedikit kisah dari Pulau Ketingan, berikt Rount Down Acaranya :d
Pukul -06.00 berkumpul di Alun-alun sidoarjo dan langsung berangkat
Pukul 06.00 - 06.30 menuju ke Dermaga Karanggayam
Pukul 06.30 – 07.30 Menyusuri sungai Ketingan (kurang ebih 1 jam)
Pukul 07.30 - 11.00 Menyusuri pantai Ketingan dan berinteraksi sedikit dengan penduduk untuk bahan tulisan
Pukul 11.00 – 12.30 Ishoma
Pukul 12.30 – 14.00 Ke Situs Sejarah : Makam Dewi Sekardadu
Pukul 14.00 – 15.00 Pulang menyusuri sungai Kepetingan
Info lebih lanjut bisa melalui inbox atau hubungi; 085730100818
Thursday, March 15, 2012
Perjalanan Pena ke Sekolah Part IV : Menebar Virus Ayok Mengawali Menulis
![]() |
Banner yang seharusnya di pake tapi enggak jadi :D |
Saya khawatir enggak bias tidur lagi, usai acara hari sabtu itupun saya enggak berani tidur ya dengan harapan bias tidur nyenyak malamnya. Dan berhasil karena saya tidur di rumah kakak saya :D hehehehe, solusi terbaik memang :D disamping itu disana saya bias ngonline untuk menulis dan mengupdate blog teramsuk update status juga. :D satu dayung dua sepuluh pulai terlampaui.
Di sekolah tak banyak yang saya temui selain pak Ngadi, tukang kebun
sekolah. Secara hari minggu memang hari libur githu lho. Dan pak Ngadi dengan
sangat baiknya mau membukan pintu laboratorium buat saya. Terimakasih pak.
Oh ya, saya sempet malu untuk kedua kalinya lho. Setelah saya malu di
dalam ruang guru kemarin. Ternyata pak Ngadi dan istrinya yang menjaga warung
(kantin milik pak Ngadi) masih ingat sama saya meski 11 tahun silam telah
berlalu. Ternyata oh ternyata keluarga pak Ngadi masih keluarga saya, katanya
orangtua istrinya itu masih saudara sama embah saya. Ya, saya ingat mbah saya
pernah berkata kalo saudaranya banyak di desanya tempat pak Ngadi tinggal.
Namun kata orang karena kepaten obor,
banyak yang tidak tau kalau ternyata kita saudara. Ah, pak kenapa tidak bilang
dari waktu saya sekolah dulu? Tau githu kan
saya akan sering minta gratisan karena kita masih sodara kan. Hehehe
Di Laboratorium saya sendirian, setelah nyalain laptop saya, beresin
buku, bikin undian, dan daftar hadir saya back to laptop lagi yang ternyata si
SMP tercinta sekarang di pasang hotspot. Aih, kayak di café ya. Makin canggih
sekolahan saya, tapi sayangnya ada user name password yang harus diisi dan saya
enggak tau nge sms Jakapun juga enggak tau jadinya kecewa deh tabiat ngonline
dan blogger saya enggak terlampiaskan.
Lama menunggu akhirnya anak-anak sudah pada datang juga dengan seragam
kebesaran Dewan mereka. Ternyata meski minggu anak-anak rajin-rajin juga enggak
mengurangi antusias mereka untuk mengikuti bedah buku saya meski hari libur
adalah waktunya besenang-senang. Buktinya enggak ada yang terlambat semuanya
hadir sebelum jam 08.00 mereka memenuhi ruangan laboratorium.
Acaranyapun berlangsung dengan sangat antusias, saya sempet kwalahan
menjawab pertanyaan mereka. Seperti pertanyaan yang sering diajukan kepada saya
ternyata masih banyak dari mereka yang susah mengawali untuk menulis.
Aslinya menurut saya bukan susah mengawali tapi seperti yang pernah saya
alami dulu, saya terlalu sering memikirkan bagaiamana kata atau kalimat yang
bagus untuk membuka tulisan. Ah, bagi saya itu mah ga penting bagus tidaknya
yang penting tulis saja apa adanya. Urusan bagus mah, nanti juga bagus sendiri
tinggal bagaimana kita mau menulis. Menulis seperti mengasah pisau, nggak akan
pernah tajam kalau mengasahnya jarang-jarang. Seperti halnya menulis, belajar
menulis itu bukan mengenai bakat tapi mengenai kemauan untuk menulis setiap
hari. Semakin lama pena diasah dengan menulis saya yakin pena kita akan semakin
tahu pada bagian mana tulisan kita yang harus diperbaiki nantinya.
Jika kita mengawali menulis hari ini, jangan pernah menghakimi tulisan kita
jelek, lebih-lebih jika kita bangga dengan tulisan kita sendiri dengan memuji
tulisan sendiri. Toh sah-sah saja, itu yang akan memunculkan semangat kita
untuk menulis lagi. Hargai apa adanya tulisan kita, setidaknya jika kita belum
pede untuk mengirimkan ke media, kita cukup menyimpannya saja. Dan jangan
pernah membuangnya. Yakin itu nanti akan menjadi kenangan yang sangat indah
ketika nantinya kita berhasil membuat tulisan yang bisa di muat media atau
dibukukan. Tapi, menulislah lagi, lagi, lagi dan lagi.
Rangkaian acaranyapun di tutup dengan doorprice buku-buku dari penerbit
yang telah membukukan buku saya, LEUTIKA PRIO. Peserta sangat senang sekali
ketika pada akhirnya sang penanya mendapat hadiah buku-buku leutika, jadi
banyak yang ingin Tanya lagi. Namun tidak menutup kemungkinan untuk ditanyakan
di luar acara. Buku saya yang hanya saya bawa beberapa eksempar jadi rebutan
beberapa anak yang ingin dapat buku saya. Semua buku sama, jika kita bisa
mengambil ilmunya :D
Terakhir saya ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak sekolah yang
telah berkenan memberikan ruang dan waktunya, meski bapak Kepala sekolah tidak
bisa hadir karena berhalangan, juga Bapak Edi atas sambutannya mengawali acara
yang sempat mengingatkan kembali masa saya sekolah dulu, juga kepada kak Jaka
teman seperjuangan saya.
Dan terakhir kepada adik-adik saya di SMP Negeri 1 Dawarblandong, mari
kita berkarya dengan pena[.]
Wednesday, March 14, 2012
Perjalanan Pena ke Sekolah Part III : Pra Acara Di Tengah Pertumbuhan Sekolah
![]() |
Banner yang seharusnya di pake tapi enggak jadi :D |
Sampai di sekolah saya celingak-celinguk kayak ayam kalkun nyari mangsa, berharap ketemu seseorang yang sudah ada janji dengan saya. Gag mungkin juga kan saya langsung nyelonong ke anak-anak yang lagi latihan pramuka, lagian saya sudah tidak tahu lagi kelas mana yang di gunakan untuk latihan. Sementara kelas yang biasanya jadi langgangan tempat latihan pramuka kini kosong melompong tapi bukan gigi ompong. Smuanya bertumbuh dan berubah.
11 tahun silam dengan sekarang perubahan yang melintas dipikiran saya
lebih dari tujuh puluh persen. Mulai dari bangunan-bangunan di sana-sini banyak
yang asing dan baru, taman-taman sampai dengan ruang guru, kepala sekolah dan
TU yang sekarang berada di tengah lapangan. Ya, dulu di tengah-tengah sekolah
kami ada semacam lapangan rumput tempat kami upacara, senam pagi, olahrahga;
lari, voley, sepak boal jadi satu disana. Rupanya lapangan rumput kini pindah
ke belakang sekolah dan disulap jadi bangunan tersebut plus lapangan voley di
depannya gedung.
Semakin kebelakang saya mendapati ruang kelas tempat belajar saya dulu
ketika kelas dua. Dulunya kelas saya ada di tengah deretan kelas bagian utara
bersama dua kelas lain, kelas II-4, II-5 dan I-1. Dan termasuk deretan gedung
sekolah yang berbatasan dengan lahan pertanian sebelum warungnya pak Jupri,
pemilik kantin sekolah. Namun, sekarang adalagi bangunan baru di belakangnya,
sehingga ruang kelas saya tidak lagi paling belakang. Ah, jadi seperti
mengingat kembali masa-masa saya SMP dulu.
Setelah menemui Jaka, saya langsung menuju TKP yang rupanya anak-anak
memang sedang latihan PBB di lapangan belakang. Saya samperin untuk sedikit
ngobrol tentang latihan mereka. Karena bukan acara yang formal sayapun mengajak
mereka duduk lesahan beralas tikar rumput. Ini adalah posisi yang paling saya
suka setelah penjelajahan panjang dulu, duduk dan beselonjor diatas rumput
untuk mendapatkan materi dari kakak Pembina. :D enggak melulu di kelas. Inti
acaranya hanya sekedar menyapa mereka dan memperkenalkan diri saya sebagai
alumni Dewan dulunya. Ih PD ya :D hihihihi sambil sesekali saya praktekkan ilmu
konsentrasi dari blognya dek Rurin disini yang ternyata saya hanya hafal bagian
pertama, meski berantakan dan Cuma saya praktekkan satu itu tidak mengurangi
sedikitpun keceriaan mereka setelah mereka sadar salah mengucapkan air jadi
susu. :D
Tuesday, March 13, 2012
Perjalanan Pena ke Sekolah Part II : Terjebak Kesendirian di Rumah Sendiri
![]() |
Banner yang seharusnya di pake tapi enggak jadi :D |
Jadi ceritanya saya pulang kampong nih. :D pengennya lebih mempersiapkan acara saja saya ingin pulang sehari sebelum hari pelaksanaan, Minggu 11 Maret 2012. Lebih saya awali pulang pas hari jum’at sorenya. Eh, ga taunya hujan. Wah.. bagaimanapun juga musti pulang karena sudah janji dengan pihak sekolah hari sabtunya pengen melihat kegiatan pramukanya yang sekarang hari sabtu, beda ketika saya dulu latihannya setiap Minggu pagi. Supaya tidak buru-buru berangkat dari sidoarjo terpaksa saya nerabas hujan sore-sore, biar bisa tidur nyenyak untuk esoknya.
Dengan membawa dua ransel yang berisi seabrek buku-buku hadiah doorprice,
buku oleh-oleh untuk ponakan, dan beberapa buku bacaan untuk saya sendiri.
Sementara ransel satunya full pakaian
ganti plus pernak-perniknya. Untungnya saya enggak membawa lapi, padahal
awalnya saya ngotot sama suami pengen bawa. Dengan alasan suami deadline majalah menanti besok.
Hwaaaaaaaaa…. Jadi ingat tugas saya di majalah yang kurang beberapa lembar.
Akhirnya dengan amat sangat terpaksa saya merelakannya tinggal di rumah. Hiks L
maaf ya darling saya tidak bisa
menemanimu di saat-saat deadline terakhir
seperti ini, apalagi saya menambahi beban tanggung jawabmu L.
Jadinya saya enggak seberapa khawatir meski menerabas hujan yang enggak
seberapa deras tanpa lapi. Cukup dengan Rain
Coat sudah cukup melindungi saya dan ransel baju. Sementara buku-bukunya
emang sengaja saya taruh di ransel yang
sudah ada pelingdung hujannya. Aman dah:D
Sampai di rumah hujan pun enggak mau berhenti. Bersyukur banget meski saya
pulang sendiri tanpa di temani suami, ternyata hujanpun masih bersedia menemani
perjalanan saya :D. Saya pun langsung sms jaka, sebagai perwakilan pihak
sekolah yang membantu saya termasuk dia juga teman seangkatan saya dulu.
Padahal seingat saya, dia dulu tidak pernah ikut latihan pramuka sekarang dia
bisa jadi Pembina pramuka. Bagaimanapun pramuka memang kegiatan yang menarik,
hanya orang yang belum pernah masuk pramuka saja yang mengatakan bahwa pramuka
adalah kegiatan yang buang-buang waktu. Toh,
buktinya dalam buku saya “I am Proud To Be Scout” banyak yang bercerita
kisahnya yang benci dengan pramuka pada akhirnya mengakui kecintaannya setelah
mereka all in (lebih tepatnya terjerumus) Pramuka.
“Jak, aku sudah di rumah, besok ketemu dengan adik-adik jam berapa?” isi
smsku kepada jaka.
Tak berapa lama dia membalas, “jam stgh 1 pas lathan ae nun”
ALAMAK!!!!, Jadiiiiiii………… latihannya setengah satu?! Bukannya besok pagi
ya?! Lhaaaaa.. tau begitu saya pulang besok menyelesaikan dulu deadline majalah saya. Hiks.. hiks..
hiks.. sempet nangis berdarah-darah saya L
Pertama, karena kedudulan saya
kenapa sms jaka setelah sampai dirumah dengan perjuangan saya ngos-ngosan menerabas hujan, kenapa enggak
tadi sebelum saya berangkat dari sidoarjo? Gilak namanya!
Kedua, saya paling takut
sendirian. Dan kemiskoman saya yang dudul ini membuat jum’at malam sabtu saya
terasa makin lama. Bayangkan saya sampai enggak berani mejamkan mata, saya
sampai bosan melototin televisi. Bukannya saya menikmati tayangannya tapi hanya
melototin supaya ada yang saya lakukan. Mulai dari acara "Kick Andy" yang seharusnya menjadi tontonan wajib dan sumber
inspirasi, saya jadi mengabaikan segala hal tentang Agnes Monica dan hostnya
tersebut. Benar-benar tidak bisa merekam apalagi menangkap apa yang
disampaikan.
Berita-berita melampun sampe kenyang di mata saya, mulai dari TV ONE,
Metro TV, Trans TV. Sesekali saya juga melototin bola RM Vs Lev yang
kenyataannya pasukannya Ronaldo itu hanya menang karena Pinalty dari kartu
merah yang diganjarkan untuk lawannya. Hanya itu yang menarik buat saya,
kalaupun sudah bosan chanel itupun saya ganti dengan kontes dangdut. Biarlah
sengaja memang saya hanya menghingari setiap menemukan chanel TV yang
menayangkan film, jadi parno kepikiran jangan-jangan ini film misteri. Sampai-sampai
film Flipper yang manis itu hanya kebagian akhirnya karena awalnya saya kira
film misteri. Hehehehe, Nggak lucu dong kalo saya nonton film misteri sendirian yang biasanya ditemani suami. Saya jadi
kepikiran, andaikan ada lapi mungkin saya tidak akan seperti ini kali ya :D
Eh ya jangan tanya bagaimana saya kebelakang untuk pipis, ini dan itu.
Hoho, semuanya saya tahan dan terlaksana ketika terdengar kokok-an ayam dan
suara Imsyak. Hihihi, takut macam apa ya ini. Ya sekalianlah hehehe, habis
subuh baru bisa tidur nyenyak dan baru bangun sekitar pukul setengah sebelas,
itupun setelah saya mendengar dering sms yang tidak segera saya buka; dari
leutika, dari jaka, dari menix, dari anak pangandaran yang pengen beli buku
saya termasuk telepon berkali-kali dari suami. Ah, biarlah saya masih ngambek
sama suami yang tidak bisa menemani malam panjang saya walau hanya sekedar
sms-an karena deadlinenya. Tapi itu
tak berlangsung lama karena bagi saya deadline
kan juga
berharga, ujung-ujungnya honornya juga ke saya. Sayapun menelponya[bersambung]
Monday, March 12, 2012
Perjalanan Pena ke Sekolah Part I : Saya Malu Sendiri di Ruang Guru^^
Huaaaaaa.. Akhirnya bisa ngonline juga. Fyuh,,,, dua hari enggak ketemu internet serasa kehausan di tengah sahara. :D
Postingan ini sudah jadi IV part sebenarnya tapi saya ingin postingnya bertahap tiap hari satu part yang sudah saya atur jadwal postingnya. Ngomong-ngomong tentang jadwal posting, ternyata saya baru berhasil posting terjadwal ketika posting "Pesaudaraan Cinta ala Ibu dan Nyak". Hihihihi. Secara selama ini saya menganggap diatur jadwalnya trus disimpan, eh ternyata pas lewat jadwal posting kok postingan saya enggak muncul. Pasti saya yang salah pilih waktunya, jangan-jangan waktunya mundur karena saya bingung antara AM dan PM. Berkali utak-atik ini eh tetep saja gagal mulu. Ga taunya kudu di Publikasikan dahulu meski sudah di atur jadwalnya en harus muncul keterangan "terjadwal" pada daftar postingan. Yaelah......Meskipun terjadwal dan sudah ada jatah tulisan untuk empat hari mendatang, InsyaAllah saya akan tetap menulis disini. Termasuk rencana mau ikut GiveAwaynya penulis Kemilau Cahaya Emas, mba Nurmayati Zain. Tunggu ya mba :D. So, mungkin akan ada lebih dari satu post untuk tiga hari mendatang ding. Maaf buka empat ya, kan satunya sudah di post hari ini. Hehehehe
![]() |
Banner yang seharusnya di pake tapi enggak jadi :D |
Sebenarnya dari dulu pengen banget memberikan sesuatu untuk sekolah tempat saya belajar dulu, sebagai balasan atas apa yang telah mereka berikan terhadap saya. Akhirnya terlaksana kemarin, di SMP Negeri 1 Dawarblandong setelah beberapa minggu sebelumnya saya ijin dengan kepala sekolah Bapak Sunartono yang dulunya guru bahasa Indonesia kakak kelas saya :D
Entah, awalnya saya enggak merencakan untuk mengadakan acara ini. Awalnya
saya hanya minta bantuan kakak untuk mengadakan acara bedah buku di Mojokerto
dengan menggandeng Kwarcab Mojokerto tapi bersyukur ternyata keinginan saya
yang lain yang terwujud ketika kakak bilang kepala sekolah tahu tentang buku
saya dan saya di suruh ke sekolah untuk mengajukan surat ijin secara formil.
Malu juga sih waktu ke sekolah ketika itu. Ada sebagian guru yang tahu dan entah dengan
takjub atau entah saking enggak percayanya saya yang kayak dulu begitu bisa
jadi penulis.
“Lho, ning ndi sak iki ndok? Katanya sak iki wes sukses jadi penulis?”
Jadi saya yang spechles
darimana bu Yanti tau tentang ini. Padahal setahu saya bu Yanti, guru yang saya
kenal kalem dan enggak mungkin pakai yang namanya internet. Dan sekarang
semakin banyak yang menganggap saya ini the
real writer. Lho emangnya penulis bayangan enggak real? Bukan githu sih, setidaknya itu menambah beban saya, padahal
selama ini saya bukan penulis yang seperti dalam bayangan mereka; Asma nadia
mungkin, Helvy Tiana Rosa, atau the Pipiet Senja, lebih-lebih Sinta Yudisia? Ah
tidak terlalu muluk-muluk jika saya menyamakan diri saya dengan mereka. Hanya
sebatas dalam impian saya seperti mereka dan enggak salah kan? Saya lebih senang sebagai penulis
Blogger saja seperti yang mba Anazkia bilang dalam blognya :D. Rasanya berawal
dari blog saya bisa seperti ini dan dari merawat blog untuk mengupdate tulisan
setiap hari yang mengajari saya bagaimana berproses ketika menulis. Jujur! Ini
karena saya belum pernah sama sekali ikut kelas menulis Offline dan Online
selain membaca yang mangajarkan bagaimana membuat tulisan yang bisa di baca.
Dan malu itu semakin bertambah manakala saya lupa dengan beberapa guru.
Hwaaaaa? Ini sih namanya murid lupa sama gurunya, tapi tidak dibenarkan saya
lupa akan jasanya lho.
Ada
beberapa guru yang memang baru namun ada beberapa guru yang memang bener saya
lupa dan baru inget ketika saya ingat-ingat kembali di rumah. Bu Heni, guru
bahasa Daerah saya dulu kelas 2. Bu Suminah, guru bahasa Indonesia saya dulu
kelas 2. Namun beliau-beliau ini masih ingat lho dengan saya. ALAMAK?! Apanya
ya yang diingat?!
“lho ini kan
Unun yang dulu, sak ini opo yo sik cengengesan?!”, Hahahahaha yap! Itu membuat
saya lebih menutup muka, sekonyong-konyong itu perkataan yang keluar dari bu
Suminah ketika saya hendak menyalami beliau. Hehehehe,
Ada benarnya sih kalau ada yang bilang
begini, “Ada
dua murid yang selalu diingat oleh guru; pertama anak yang paling pintar dan
bersinar, kedua anak yang paling bodoh atau paling nakal, di kelas”. Jadi saya termasuk yang mana nih? Bodoh enggak. Pintarnya dikit doang. Kalo nakal? Hem, enggak pernah masuk dalam buku besar, tapi kalo sering rese bin jahil sih iya. Hehehehhe
Namun menurut saya keduanya special
sih ya, buktinya masih diingat oleh guru. Hehehhe. Tapi mudah-mudahan setelah
ini yang meraka ingat adalah karya saya. Owh, yang sekarang nulis itu ya.
Hehehehhe [bersambung]
Sunday, March 11, 2012
Pesaudaraan Cinta ala Ibu dan Nyak
![]() |
Malioboro, Djogja |
Peraturan
asrama sangat ketat, termasuk jadwal pulang yang diperbolehkan ketika hari
libur. Membuat kami rindu dengan keluarga dan menciptakan kondisi tersebut di
asrama. Apalagi semuanya dari kami adalah Yatim/Yatim Piatu yang sudah pasti
panggilan Bapak/Ibu sudah tidak ada lagi. Sehingga masing-masing dari kami
(penghuni asrama) yang memiliki sosok tersendiri mendapat gelar/panggilan baru
sebagai bagian dari keluarga. Dan dalam foto ini adalah sosok ibu dan nyak,
saya dan mereka (penghuni asrama) memanggilnya ibu juga sebaliknya saya
dipanggilnya nyak. Sampai sekarang dan nanti.
![]() |
NORAK: Dalam bus Trans Djogja |
Saya senang
ibu terlihat menikmati ini, meski saya sendiri tidak banyak membelikannya
apa-apa. Tapi ini adalah moment kami berdua yang sangat langka. Mengingat
kesibukan kami berdua yang sudah berpisah kota,
saya di Sidoarjo dan ibu di Jombang.
Ah Ibu,
masihkan kau ingat tentang mimpi ketika tanpa sadar kau berujar ingin traveling
menelusuri kota-kota yang belum pernah kita kunjungi, mungkin ini adalah
sebagian jawaban do’amu dulu, mengunjungi kota Purwokerto dan Ciamis yang belum
pernah sama sekali terjamah oleh kaki kita.
Rasanya mimpi
itu kian nyata ya bu. Saya selalu meyakinkanmu, apapun keinginan kita jangan
pernah putuskan do’a dan mimpi kita. Allah tidak tuli, pasti mendengar do'a
kita. Percayalah Allah selalu memiliki seribu cara bagaiaman mewujudkan mimpi
hambanya. Tinggal sampai di mana usaha yang kita lakukan untuk berikhtiyar,
ikhtiyar dan ikhtiyar[.]
Depan Stasiun Kiaracondong, Ciamis |
Jumlah kata;
394
Tulisan ini
diikutkan pada GIVEAWAY : Aku Sayang Saudaraku yang diselenggarakan oleh Susindra
Saturday, March 10, 2012
Aku ingin jadi penulis
Ada
yang inbox saya intinya ingin bisa membuat novel. Lha saya sendiri saja belum
punya novel, kalaupun buku tapi bukan novel. Ya supaya nggak di cap sombong
saya tanggepin aja inboxnya dengan memberi berbagai motivasi dan terjadi di
tengah obrolan seperti ini,
...........................
Dia; kakak bntu ya,untk memperjuangkan karya2 aku.karna cita2 ak ingn jadi PENULIS
Me; Serius mau jadi penulis?
Dia; Iya kak Aku pengen banget
Me; suka baca?
baca buku apa saja?
sudah punya buku saya or sudah punya koleksi buku siapa saja?
(saya tanyakan ini karena kok tanyanya ke saya
padahal saya kan
belum jadi novelis:)
(owh terang saja belum punya buku saya, tapi tak apalah. Saya kan bukan penulis yang pelit ilmu:)Dia; Aku blum bca krya2 kak,aplg memliki y,, (hiks :( makanya salah nanya kesaya) ak gk punya koleksi n0vel.ak hanya sering n suka bca di perpus2 sja..
Me; Ha? padahal buku itu kamusnya penulis lho!
Dia; Maf dh kak,kalo gt ak mnta dnk hasl karya kak,,
ya kn ak koleksinya bku kesehatan sja ..
Kalo bku crta2 seprt it ak ska pinjam2 sja,bgtu..
GLODAK!!!!!!
Jadi intinya minta buku gratisan ke saya... AlamaK:(
Jadi intinya minta buku gratisan ke saya... AlamaK:(
Mencoba tidak nanggepin yang ujung-ujung minta
gratisan, namun rasanya bersalah amat. Membantu kok nggak tuntas. Karna saya
pikir dia lebih suka dengan buku kesehatan, terbukti mengoleksinya daripada
buku Novel seperti cita-citanya yang hanya dia pinjam. Akhirnya saya jawab
Me; bikin aja buku kesehatan *good idea* cocok sama buku kesukaanmu. Penulis biasanya lahir dari apa yang dia suka
Dia; Wah..iya ya
Good idea,i like it..
Thank ya kak..
He
Intinya dia menutup pembicaran yang tidak bisa saya
tanggepin. Sebuah cita-cita mulia, jadi penulis. Namun rasanya kok ironis
sekali. Tidak ada usaha mengejar cita-cita. Saya jadi meragukan, benar dia mau
jadi penulis? Mending jadi penulis blogger saja seperti saya :) he,
syukur-syukur nanti kalau ada penerbit yang ngelirik blog saya :D
Friday, March 09, 2012
Misteri Kehamilan
Sebelumnya saya mau berterimkasih dulu kepada PakDhe Choliq. Karena kunjungan saya pagi tadi ke BlogCamp PakDhe, saya nemu postingannya yang berjudul Makanan Idaman Wanita Hamil : ComRo. *)Tapi maaf ya PakDhe belum sempat komen karena pagi tadi OL di warnet sambil nungguin service sepeda motor(* mengantarkan saya ke rumahnya mba Andy Hardiyanti penyelenggara GiveAway ini.Mudah-mudahan melalui GiveAway ini, selain media untuk mengasah keyboard *)Pena(* saya dan punya kesempatan dapat hadiah *)yang ini jujur (*. Harapan saya bisa dapat sesuatu yang lebih dari itu; motivasi, tips-tips juga kritik dan saran dari teman-teman :D
Bermula
ketika seminggu setelah hari pernikahan saya satu setengah tahun lalu. Tetangga
saya banyak yang riwueh melihat perubahan pada tubuh saya. Katanya
tanda-tanda kehamilan itu sangat nampak dalam diri saya mulai dari tubuh yang
katanya lebih gemuk, wajah, hingga te*ek yang tidak biasanya.
"Mbak,
sampean hamil ya?", tanya tetangga depan yang umurnya dua tahun diatas
saya, itupun dengan meraba-raba perut yang membuat saya risih.
"Masak
sih mba?", sengaja saya meyakinkan diri karena memang saya belum tahu.
Hingga obrolanpun merembet-rembet pada perhitungan kalender menstruasi
saya.
Begitulah
tetangga, segala hal yang menyangkut tetangganya selalu menarik untuk di
ketahui lebih dalam malah kadang di besar-besarkan. Tapi bagaimanapun
tetanggalah orang yang pertama yang akan menolong ketika ada apa-apa dengan
kita. Bersyukurlah, itu tandanya tetangga masih perhatian dengan kita.
Ya, memang pernikahan saya ketika itu masih seminggu. Pernikahan usai akad nikah dan resmi dalam buku besar negara kita menjadi suami istri yang sah, katanya sudah dapat ijin surat "Penak". Tapi dalam agama ikrar kami sudah berlalu satu setengah bulan sebelum pernikahan kami. Ya, seperti orang bilang kami memang nikah siri dahulu. Bukan karena suatu hal semisal kecelakaan pra nikah. Tapi memang kedua orang tua kami yang masih menganut penanggalan jawa, hari baik untuk kami menikah tepat seminggu setelah lebaran meski hari-hari lainnya juga baik namun waktu itulah yang tepat bagi kami menikah. Dan itu tidak mungkin untuk sebuah pesta pernikahan kami yang hanya punya waktu seminggu.Kenapa musti cepat-cepat?Mungkin inilah yang orang tua kami katakan "menyegerakan hal baik". Mengingat orang tua suami adalah moden di desa yang sering menikahkan orang. Termasuk lingkungan kerja kami dulu *)tempat kerja suami sekarang, dulunya kami satu kerjaan, namun sekarang saya mengalah keluar kerja jadi perempuan blogger saja(*, malah kami maunya sudah dinikahkan sejak lama oleh teman-teman kami yang kebanyakan ustad. Namun terganjal saya belum di kenalkan orang tua. Dan benar saja setelah dikenalkan, kami tidak boleh berlama-lama. Intinya pernikahan siri kami baik-baik saja.
Back To Topic
Dan
perhitungan menstruasi itupun mengindikasikan bahwa saya telat dua minggu. Ha?
kenapa saya tidak menyadarinya? Entahlah saya kok dudul banget. Meski baru
pertama *)dan mudah-mudahan terakhir(* kali menikah kenapa saya ngga
sampe kepikiran bahwa saya telat itu hamil. Baru ingat setelah di kasih tau
sama tetangga untuk ngecheck dengan alat test pack sederhana yang 2500an
itu. What? Lagi-lagi saya membodohkan diri saya sendiri. Kenapa nggak belajar
dari film dan sinetron, yang adegannya menangis-nangis setelah tau tanda
positif pada alat itu. Saya juga bukan orang yang stupid amat. Kenapa
hal-hal begini saya tidak sedikit cerdas.
Setelah
obrolan itupun saya memberitahu suami, berharap dia mau mengantarkan saya untuk
langsung periksa ke bidan saja.
"Udah
nanti saja kalau sudah telat sebulan kita periksakan dek", begitu
tanggepannya. Owh, ya sudah akhirnya saya setuju.
Dua hari
kemudian, entah saya lupa dengan kehamilan saya. Rasanya perut kok sakit banget.
Mengingat rasanya dilep yang sering dialami perempuan termasuk saya
dulu, kok rasanya sakit amat. Padahal sudah setahun ini saya sudah jarang kena dilep.
Meski demikian saya masih ingat bagaimana rasanya sakit yang menusuk-nusuk
perut saya, tapi ini lebih dari sekedar di tusuk-tusuk. Sakit bangeeeettt. Saya
sampai kelinyengan di atas kasur. Guling-guling ga jelas sambil merintih
kesakitan dan pegangin perut.
Suami jadi
bingung melihat tingkah laku saya, dan pertanyaannya "Kenapa?" saya
jawab dengan enteng, "dilepen mas" tanpa mikir tentang
kehamilan saya.
Dan atas
saran ibu mertua katanya saya itu kena magh dan disuruh ke dokter
Syarifatul (dokter umum). Memang saya silent ke ibu tentang
"misteri kehamilan" yang menurut saya masih belum ada kejelasan. Saya
tidak bisa apa-apa tanpa mikir ke arah sana, dan menurut saja ketika
suami membawa ke dokter tersebut. Saya sempat menunggu antrian sambil
mulet-mulet kayak uler keket, akhirnya tiba juga giliran saya. Dan saya
katakan, apa yang di bilang ibu saya termasuk dianogsa asal-asalan saya, dilepen.
Dokter itu
memberi saya sekantong plastik pil dan kapsul, termasuk penghilang rasa sakit.
Habis nenggak rasa sakitnya hilang. Esoknya saya langsung mens.
Saya baru
nyadar ketika itu, "bukankah tetangga saya bilang saya lagi hamil?"
Hwaaaaa...
berarti saya ga jadi hamil. Atau memang belum hamil? Ah saya ga tau, tetangga
saya belum tentu juga benar.
Mens
kali ini benar-benar aneh menurut saya, seumur-umur mens saya tidak
secepat itu. Hanya tiga hari, itupun hanya keluar litle by litle, sehari
keluar sehari enggak. Ah, ini mens apa enggak *sigh? Padahal
biasanya enggak begini, full lima hari keluar buanyak banget hingga
nunggu bersih kadang sampai seminggu.
Namun
seminggu setelah mens saya yang tidak wajar, mens itu keluar lagi
tanpa permisi dan tanpa ada tanda-tanda gejala sakit seperti dilep. Dan
itu juga mens yang tidak wajar kedua tapi lebih buanyaaaaak banget,
hingga lebih dari sepuluh hari sampai lemes tubuh saya. Dan saya bawa kebidan.
Apa yang
bidan kata?
"Bisa
jadi mba Nunu kemarin itu hamil, dan mens pertama itu hanya flek",
What apa lagi itu flek? Saya belum akrab dengan kata satu itu.
"karena
di beri obat magh, akhirnya janinnya luruh", hati saya jadi seerrr
mendengar janin luruh. Menyesal kenapa ketika di beritahu hamil dulu tidak
langsung nge-check atau langsung ke bidan sendiri tanpa menunggu suami.
Ah sudahlah. Pungkas saya kecewa sediri.
Dan
bulan-bulan setelah itu, telat sehari saja saya langsung menuju apotik beli test
pack. Sampek akhirnya saya malu sendiri sama penjaga apotik berkali-kali
beli test pack terus. Hihihihi bukannya malah seneng ya? Sesekali saya
merubah haluan langsung ke bidan karena khawatir saya yang memang tidak bisa
menggunakan test pack sampai saya sering kecewa.
"belum
kok mba, tuh masih kosong".
Mungkin
sampai seringnya saya kesana dengan hasil yang nihil bidannya sampai
bilang, "kalo telat sehari, test sendiri di rumah mba Nunu. Tidak
perlu kesini", sambil bidannya menunjukkan cara pemakaiannya kepada saya.
Tapi,,, masalahnya kan bukan ituu :(.
Sampai-sampai
bidan tersebut mengajari saya cara cepat hamil. mulai dari konsumsi makanan,
hingga bagaimana berhubungan yang benar itu. Saya cuma senyum-senyum
mendengarkannya
Hingga hari
inipun kehamilan itu masih misteri bagi saya. Kalo orang bilang rasanya ngenomi
(hamil muda) itu sudah merasuki tubuh saya berkali-kali. Mulai mual-mual
sebelum telat mens, saya sudah menjaga kondisi tubuh saya. Kali aja
hamil. Ha? Emang ada ya? Entahlah. Hingga mual-mual waktu telat beberapa hari,
sampai perut bagian bawah kiri saya membuancit. Saya masih belum tahu, nyatanya
saya tidak hamil. Arrgghh bagaimana *sigh ngenomi itu?
Artikel Misteri
Kehamilan ini diikutsertakan pada acara Giveaway Awal Maret 2012
di Blog Andy Hardiyanti.
Thursday, March 08, 2012
My Idiot Brother
Sebenarnya saya pengen upload ini kemarin, berhubung saya lagi ada gawe untuk ngumumin sesuatu di sini jadinya postingan ini saya pending dan baru saya posting sekarang. Aslinya pengen banget sih posting ini kemarin mengingat postingan pengumman yang hanya sebatas deret nama akhirnya saya bikin sedikit curhat supaya ada usaha mengasah keyboard (read; pena). *Ngeles lagi aslinya supaya tidak dibilang Blogger Musiman seperti yang sudah saya dengungkan pada postingan ini "Masih mau jadi bukan blogger musiman?" Terpaksa deh postingan ini mundur dulu, :D
Sebuah Resensi
My Idiot Brother,
karya Agnes
Davonar
Saya mengenal Agnes Davonar dari novelnya yang berjudul
"Sahabat" dan "My BlackBerry Girl Friend" hadiah dari karya
saya ini. Meskipun hanya pemenang nominasi dalam lomba menulis 1000 kisah tentang ibu yang diadakan
ungu, saya mendapat seabrek hadiah; ada coklat Chocolatos, voucher, buku, hingga merchendes Ungu kesukaanku dan lain-lain tak ketinggalan fulus :) *mata langsung ijo*. Tapi saya bukan Cliquers, hanya ngefans sama Ungu dan Lagunya :) Dan baru saya tahu ketika itu bahwasannya salah satu sponsor yang tertera
Agnes Davonar adalah Penulis. Dan kerennya lagi dia penulis online yang
karya-karyanya hampir selalu fenomenal. Wow.... *)Lagi-lagi saya kena tabok,
ngakunya Blogger Sedjatie tapi Agnes Davonar aja kagak tau J(*. Specialnya juga buku
ini saya dapat GRATIS dari Chocolatos karena mejengin foto ponakan disini :D
Eh ya, ngomongin Agnes saya jadi ngiri bener. Disetiap bukunya selalu ada sponsor. Entah itu Chocholatos, XL, apalagi ya? Ehm.. beruntung deh. Sebagai blogger yang ngaku penulis, hiks beneran saya ngiler.
Eh ya, ngomongin Agnes saya jadi ngiri bener. Disetiap bukunya selalu ada sponsor. Entah itu Chocholatos, XL, apalagi ya? Ehm.. beruntung deh. Sebagai blogger yang ngaku penulis, hiks beneran saya ngiler.
Back to topic
Seperti judulnya "My Idiot Brother" adalah novel
remaja yang mengisahkan tentang seorang gadis bernama Angel yang memiliki kakak idiot. Di sinilah uniknya seorang Agnes Davonar, dalam setiap novel dan cerpen-cerpennya yang pernah saya baca dia
selalu konsisten dengan pemakaian nama-nama ini; Angel, Agnes, Hendra dan
Martin. Request dong sekali-kali pake nama saya gitu kek! hihihi protes. Empat
nama tersebut hampir tidak pernah absen, dan dia berhasil membawa nama-nama
tersebut dalam berbagai peran yang kadang di bolak-balik dia. Kadang Agnes jadi
baik, Angel yang jahat atau sebaliknya.
Hari-hari Angel selalu diisi dengan menjaga kakaknya, suatu
pekerjaan yang sangat dibencinya ini hanya memiliki satu-satunya alasan untuk
menadapatkan uang saku lebih dari ibunya. Angel merasa tidak adil dengan
perlakuan ibunya yang selalu jatah uang saku kakaknya lebih banyak, sedangkan
dia harus membanting perasaan dengan cara seperti ini agar dapat lebih. Tidak adil, bagaimanapun Angel bukan anak kecil lagi yang masih suka bermain
monopolian, permainan yang sangat digemari kakaknya. Ia malu jika teman-teman
sekolahnya, terutama Agnes lawan tokohnya tahu tentang kondisi kakaknya yang
Idiot menjadi bahan ketawaan dia di sekolah.
Dan itu terjadi ketika ibunya dengan sengaja membawa
kakaknya ke sekolah untuk menjemputnya karena ibunya harus pergi arisan
mendadak. Dari situ Angel tidak bisa menutupi tentang kondisi keluarganya. Lebih-lebih
tentang nilai Angel yang kurang, menjadi pelengkap bagi Agnes bisa memgang
kartu As Angel untuk ngetawain Angel sebagai perempuan bodoh nan Idiot
seperti kakaknya.
Ini memperparah kebencian Angel terhadap kakaknya. Diusir
dari kamar, di omelin, di kata-katain, tentu saja itu hanya berani dilakukannya
ketika di belakang ibunya. Sangat bertolak belakang dengan Hendra, kakaknya
yang Idiot itu. Meski Angel menaruh kebencian lebih terhadapnya, Hendra tidak
pernah luput memberikan kado boneka Babi Pink kepada Angel setiap ulang tahunnya Angel. Sedangkan Angel, ingat ulang tahun Hendra saja tidak.
Ya, buku ini membuat saya berdecak kagum. Ini adalah cerita
sederhana namun mengandung pesan yang mendalam tentang bagaimana ketulusan
menerima keluarga kita apa adanya. Agnes Davonar selalu berhasil mengangkat cerita dari realita yang hampir dekat dengan kehidupan
kita, mengingat dalam keluarga kakak ipar saya ada anggota keluarga yang
mengalami hal yang sama. Bukan berarti lantas membuangnya, cinta dan kasih
sayang dalam keluarga ini patut di tiru meski hanya sebuah cerita. Sosok Ibunya
Angel meski sangat keras terhadap Angel, terbukti ibu selalu menyiapkan
pesta ulang tahun Angel. Hanya saja ibu selalu memiliki cara tersendiri
bagaimana mengajarkan Angel untuk menerima Hendra apa adanya, meski di depan teman-temannya.
Novel ini juga komplit dilengkapi dengan kisah cinta seperti
novel-novel lainnya. Yang meski tema keluarga atau persahabatan rasanya kurang
afdol kalo tidak ada kisah cintanya. Namun di endingnya saya kurang sepakat
dengan Agnes Davonar, dengan caranya pengorbanan Hendra yang menusukkan jarum
suntik ke tubuhnya hanya agar dokter mau mengambil darahnya untuk menolong
Angel. Ya, namanya juga novel fiksi bagaimanapun itu adalah imajinasi penulis
yang patut kita berikan apresiasi.
Meski sangat fenomenal buku ini juga memiliki kekurangan di
beberapa halaman yang sempat saya tandai. Seperti kesalahan pada editing,
saltik, atau terdapat kalimat-kalimat yang kurang pas menurut saya.
2. Tapi demi agar Aji
tidak jatuh padanya, ................
3. Sepekan Agnes ikut bermain
kami di lapangan dan tiba hingga akhirnya Aji mulai
merasa jenuh melatih Agnes yang bodoh itu
4. belum bisa masukin bola ke
ranjang
5. Agnes merasakan pahitnya kata-kata
arti bodoh
Kalimat di atas rasanya kurang sreg meskipun dalam novel ini
memang menggunakan bahasa gaul. Rasanya ketidakbakuannya sangat saya rasakan.
Dan yang berikut ini hanya saltik saja.
1. Emang gal punya sopan
santun!
2. Dan yang jadi pertanyaan, lok
gue mau ya diperbudak dia?
Hanya itu kekurangannya yang saya temukan, dan saya rasa itu nggak ada
apa-apanya dibandingkan dengan nilai dari sebuah kisah yang sangat inspiratif. Ya nggak?! Apalagi dalam buku ini juga dapat bonus 6 cerpen di dalamnya yang tak kalah inspiratif juga. So, buku
ini recomended banget buat pembaca yang doyan novel dramatis dan percintaan buru
saja novel-novelnya Agnes Davonar lainnya[.]
Tentang Buku
Judul
buku : My Idiot Brother : Love and Live Chocolatos
Penulis
: Agnes Davonar
Penerbit
: Inandra Published
Tahun
: Cetakan Pertama Nopember 2011
ISBN
: 978-979-18346-8-1

Wednesday, March 07, 2012
Pengumuman Flash Fiction dan Fiksi Foto
Maa..aaaaaaaaaaff sepertinya saya sudah sangat terlambat memosting
pengumuman ini. Plis, maafkan ya. Pis ah, gag pake alesan kenapa-kenapa
meski saya akui trouble makernya adalah lepi butut saya yang kudu di
LemBiRu. Gak bisa di pake download lampiran email yahoo, kadang bisa
kadang enggak. End musti sabar, kalo pas bisa eh tiba-tiba mozilanya
ngeblank item semua dan mousenya non aktif di jendela Mozilla terpaksa
restart lagi login email. Yah, namanya juga lepi warisan :D xixixixi..
atau kadang pas baca naskah giliran wordnya yang ngrestart atau juga
windowsnya. Yaelah saya jadi marah-marah sendiri, percuma saya banting
nanti juga malah saya yang nyesel. Nulis nie aja saya musti ulang tiga
kali entah, padahal awalnya tulisan saya gag kek gini. Terpaksa sambil
curhat.. hiks:(
Dan mohon maaf sepertinya saya akan mengecewakan beberapa teman yang barangkali naskahnya tidak masuk. Swear, ini bukan masalah kita teman, atau penulis pemula dan senioritas. Tapi murni mengenai naskah yang saya cari. Kenapa naskah yang masuk kebanyakan menceritakan pengalamannya sendiri ketika ikut pramuka? Bukankah yang dicari adalah FlashFiction atau FiksiFoto? Not real!.
Justru saya sendiri yang kecewa dengan banyaknya naskah yang bagus-bagus harus saya depak. Saya sendiri menggerutu, “Nie naskah cocoknya masuk dalam buku I am Proud To Be Scout” kenapa dulu nggak dia ikutkan ya? Hem,, entahlah.
Yuk, nie dia mereka. Dan yang akan di satukan dengan naskah Unsa di bawahnya:
GRUP TRISATYA
1. Marlyn Christ: Scout Soul
2. Lahir Nurul M: Scout My Love
3. Sandza: Maaf Kang, Kami Satu Jiwa
4. Syukron Jayadi: Dibalik Indahnya Pramuka
5. Anjali Kezia: Kami Pramuka, Tapi Kami Tetap Muslimah
6. Bellantinae Briant: Ketika Ayam Memanggil Pagi
7. Aia Aisyah: Izinkan Aku Ikut Pramuka, Bu
8. Ri Rimaya: Ulat Bulu itu Naksir Aku
9. Nurus Sa'adah Tamyizy: Pratama Pertama Dari Kelas Pertama
GRUP DASADHARMA
1. Ailam Aimsi: Hukuman
2. Rusmin Nuryadin A: Pandega Terakhir
3. Ade SM: Seragam Lungsuran
4. Faizal Oddang : Tiada Candu yang Lebih Bermakna
5. Ade Batari: Mr. X
6. Resti D. Agustiani : Jangan Tanya Soal Pramuka
7. Hudha A. Rahman : Pramuka Love Story
8. Dede A.Hamid : Sunsest Vista
9. Erika Ayesha: Bukan Pramuka Biasa
Dan mohon maaf sepertinya saya akan mengecewakan beberapa teman yang barangkali naskahnya tidak masuk. Swear, ini bukan masalah kita teman, atau penulis pemula dan senioritas. Tapi murni mengenai naskah yang saya cari. Kenapa naskah yang masuk kebanyakan menceritakan pengalamannya sendiri ketika ikut pramuka? Bukankah yang dicari adalah FlashFiction atau FiksiFoto? Not real!.
Justru saya sendiri yang kecewa dengan banyaknya naskah yang bagus-bagus harus saya depak. Saya sendiri menggerutu, “Nie naskah cocoknya masuk dalam buku I am Proud To Be Scout” kenapa dulu nggak dia ikutkan ya? Hem,, entahlah.
Yuk, nie dia mereka. Dan yang akan di satukan dengan naskah Unsa di bawahnya:
- Elang Terbang
- Morse? Semapure?
- Pramuka, love U
- Belajar Mandiri
- Gadis Pramuka
- GARA-GARA KEBELET
- Regu Kambocil
- ANAK MAMA IKUT BERKEMAH
- Aku, Dia dan Pramuka
- Berkemah
- Akhirnya Aku Bisa Bangun Pagi
- TENDA JEMBATAN KASIH SAYANG ITU
- Kambocil
- Memori Bakti Pramuka dan Jaminan Masuk Surga
- Perkemahan di Hutan
- Akhirnya Aku Bisa Bangun Pagi
GRUP TRISATYA
1. Marlyn Christ: Scout Soul
2. Lahir Nurul M: Scout My Love
3. Sandza: Maaf Kang, Kami Satu Jiwa
4. Syukron Jayadi: Dibalik Indahnya Pramuka
5. Anjali Kezia: Kami Pramuka, Tapi Kami Tetap Muslimah
6. Bellantinae Briant: Ketika Ayam Memanggil Pagi
7. Aia Aisyah: Izinkan Aku Ikut Pramuka, Bu
8. Ri Rimaya: Ulat Bulu itu Naksir Aku
9. Nurus Sa'adah Tamyizy: Pratama Pertama Dari Kelas Pertama
GRUP DASADHARMA
1. Ailam Aimsi: Hukuman
2. Rusmin Nuryadin A: Pandega Terakhir
3. Ade SM: Seragam Lungsuran
4. Faizal Oddang : Tiada Candu yang Lebih Bermakna
5. Ade Batari: Mr. X
6. Resti D. Agustiani : Jangan Tanya Soal Pramuka
7. Hudha A. Rahman : Pramuka Love Story
8. Dede A.Hamid : Sunsest Vista
9. Erika Ayesha: Bukan Pramuka Biasa
Tuesday, March 06, 2012
Masih mau menjadi blogger semusim?
Bukan Blogger Semusim? Pertanyaan ini nabok banget ke saya. Beneran! Ini
seperti menelanjangi blog saya sendiri yang pernah terkena virus Blogger
Musiman akut. Apalagi belajar dari beberapa bulan februari lalu yang gue lakuin
cuman copas file-file cerpen simpenan saya di laptop. Ada yang memang fresh
orisinil saya bikin dan sengaja saya endapkan di file laptop, namun ada juga
yang tandonan file-file naskah lomba nulis yang lolos tidak terpilih alias
reject. Hem daripada laptop saya megap-megap karena kepenuhan, saya share
file-file tersebut di bulan februari.
So What? Itu kan file saya sendiri bukan file copas milik orang lain lalu
apa hubungannya dengan Blogger Semusim?
Bagi saya blogger semusim adalah blogger yang nulisnya wayahan (read;
wayah = waktu). Seperti halnya musim hujan, ketika waktunya musim hujan. Hampir
setiap hari tanpa jeda air terus menghujani tanah-tanah. Bahkan kadang bisa
sehari dua tiga kali hujan. Hujan, reda, hujan, reda. Namanya saja musim hujan.
Begitupun dengan musim-musim yang lain; musim nangka, duren, musim rambutan
dll. Jadi musiman bisa diartikan sesuatu yang adanya intens dan terus menerus
pada rentan waktu. Kenapa aku jadi merindukan musim juet ya? Ah itu buah
kesukaan saya waktu kecil dan sekarang sudah jarang ditemukan:)
Lha untuk blogger apa hubungannya?
Tentu saja ada. Hubungannya Blogger dengan penulis. Dan itu bisa di lihat
dari intensitas tulisan yang nampang di Blog. Saya kok jadi mempermalukan blog
sendiri *sigh.aum pim panaserawan kekali hujan. Hujan, reda, hujan, reda.
namany menghujani tanah-tanah. bahkan file t Coba saja lihat arsipnya;
januari, februari, maret sampai desembernya. Bisa menyimpulkan sendiri pada
bulan keberapa mental Blogger Musiman itu kambuh. Atau malah ada juga yang
tidak terloncati bulannya. #aduh>,< ketauan.
Memang sih awal-awal saya getol banget ngeblog. Apalagi pas jamannya
blogwalking segala. Malam-malam pun rela jalan-jalan sendirian di dunia maya
tanpa takut dirampok. Hihihihi sampai ngebelain ngos-ngosan sehari posting tiga
sampai lima kali. Huh marathon bok!
Bukan hanya itu blogger musiman juga bisa di lihat dari tulisannya lho?
Coba perhatikan, ada berapa banyak tulisan yang hampir sama dalam rentan
waktu sekian. Dan itu ada di blogku juga. Yaitu ketika musimnya GA, jenis
tulisannya beragam sih tapi ternyata ujung-ujung eh untuk Give Away :D Ah, itu
sih mending yang penting tulisan kita fresh kan ya?
Yang lebih parah adalah ketika lomba menulis yang kudu memosting info
lomba di blog pasti yang sering saya share adalah info lomba. Hiks :( ketauan benar nie Blogger ngga banget. Nggak
ada apa secuil kata dan kalimat yang bisa di share selain info lomba yang
copasan. Untuk variasi gitu kek. #memprotes blog sendiri. Iyalah masak blognya
orang, bisa kena sambit saya.
Akhirnya saya tersadar ketika mengunjungi blog sahabat pena saya di
nganjuk ini. Dia bukan hanya mengaku blogger tapi dia memang Bukan Blogger
Semusim seperti yang sudah saya ketik diatas. Postingan-postingannya selalu
original dan tidak mengikuti trend musim yang sedang ada. Kadang hanya secuil paragraph atau bahkan ungakapan dan kalimat retorika. Tidak tertoleh dengan GiveAway ataupun tergiur dengan hadiah lomba-lomba blog yang
menjamur. Dia tetap menulis meski tidak ada itu semua.
Sampai pernah ketika kami sedang melakukan perjalanan pena bersama ke
Ciamis dalam rangka bedah buku saya. Dia sudah mempersiapkan dua postingan dua
tulisan yang di post terjadwal untuk dua hari, eh itupun bisa-bisanya dia
kebelet ke warnet karena ingin cek blognya. Huh dasar Blogger Sejati.
Ngiri *sigh.
Saya ingin seperti dia yang menulis tidak hanya ketika ada lomba nulis dan Give
Away saja. Padahal kan harusnya selalu ada hal untuk ditulis setiap harinya.
Ah, bulshit kalau bilang tidak ada Ide Menulis. Kalau saya mengatakan, mungkin
itu cukup menjadi alasan satu-satunya yang bisa mentupi bahwa saya sedang malas
nulis. Ya kan?! Kamu juga tidak?! Ah mudah-mudahan saya saja.
Coba apa yang
kau lihat? Nah, itu dia kan inspirasi menulis. Apa yang kau pikirkan saat ini?
Seperti yang dipertanyakan dalam setiap status facebook. Itu juga inspirasi
menulis. Setiap saat setiap waktu setiap menit selalu ada inspirasi untuk
menulis. Bahkan satu tetes hujanpun yang menjatuhi kepala itu bisa menjadi satu
ide cerita yang bisa di tulis berlembar-lembar.
Menulis itu tidak perlu muluk-muluk dan mikir merangkai kata yang indah
karena melihat postingan teman yang katanya selalu meliuk-liuk dengan indah.
Tidak. Maka saya cukup menulis dengan keyboard saya sesuai dengan hati dan
keinginan saya kemana arah blog yang saya inginkan.
Setiap yang terlihat bisa jadi kata
Setiap peristiwa bisa terucap dengan kata
Dan bentuklah menjadi kalimat,
Maka menulislah tanpa perlu memikirkannya
Masih mau menjadi blogger semusim? Ah, tidak yang lebih penting artikel
ini bukan semusim belaka tapi, Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Tiga Kata Bukan Blogger Semusim
di BlogCamp.
NB: yang lebih parah ternyata blogger semusim itu benar-benar ada. Semusim, hanya semusim. Getol ngeblog namun hilang di telan bumi. Siapakah? Penulis yang lahir dari blogger dulunya getol ngeblog setelah jadi penulis terkenal eh blognya isinya itu-itu saja. #Promosi buku. Sssstttt Yang ini bukan saya.. Swear saya penulis tapi belum terkenal xixixixixi
Yang Salah Sopir Apa Letak Museumnya *Sigh?
Hari itu minggu
15 May 2011 (aku lupa tanggalnya, ini data dari tanggal foto diambil) suamiku
minta ditemenin untuk sebuah acara yang digelar di Museum Mpu Tantular Sidoarjo. Acara
yayasan tempat suamiku bekerja, semacam baksos kesehatan. Tapi bukan bakti
social lah ya, ini menjadi rutinitas setiap bulannya bahkan bisa jadi setiap
minggu suamiku full kegiatan untuk santunan kepada anak yatim. Kadang berupa
pembagian uang saku, beasiswa sekolah, pembagian alat-alat sekolah, atau
seperti ketika itu acara cek kesehatan dan peningkatan gizi anak-anak dengan
memberikan suplemen dan makanan-makanan bergizi.
Lho kok
tempatnya di Museum sih?
Suamiku memang
kreatif, inovatif tapi tidak naïf. Baginya memberikan bantuan langsung ke panti
seperti yang sering dilakukan dengan mengadakan acara seperti ini paling tidak,
ada sedikit edukasi kepada anak didik (anak yatim) tentang sejarah mulai dari
senjata, transportasi, telekomunikasi sampai tekhnologi. Atau sekedar mereka
tau keberadaan museum Mpu tantular di daerah sendiri itu dimana sih?
Lho?
Eh iya lho,
banyak yang belum tau keberadaan Museum Mpu Tantular ini. Setahuku saja museum
Mpu tantular itu adanya di jalan Taman Mayangkara No. 6 Surabaya, bukan di
Sidoarjo seperti yang sempat aku bersitegangkan dengan suami. Aku sendiri ngotot
kalau Museum itu ada di Surabaya, tidak mau kalah dengan Suami yang bilang
kalau di sidoarjo juga ada. Padahal suami sendiri sudah cek lokasi pesan tempat
acara. Xixixixi dan terbukti aku yang salah, setelah membuktikan bersamanya.
Menurutku emang
keberadaannya yang tidak strategis berada di Jalan Buduran, Sidoarjo. Tepat di
bawah jembatan layang sebelah baratnya. Ibaratnya kalau kita mau belok ke
museum tidak bisa langsung belok (kan berada di bawah jembatan, bisa-bisa
mobinya terjun bebas) musti puter balik lewat bawah jembatan. Kalau sudah hafal
daerahnya sih mungkin bisa langsung banting setir ke arah bawah jembatan. Kalau
orang yang belum tahu mungkin akan lewat jembatan dulu baru keliahatan letak
museumnya yang jauh dari jangkauan jalan besar.
Jangankan orang
luar, sopir rent car orang sidoarjo
yang disewa suami untuk membawa perlengkapan acara jadi ambradul gara-gara
masalah sepele seperti ini, nyasar! Apalagi sopirnya pake acara ngambek nggak
mau nganter lagi barangnya. Padahal dari awal sudah di tunjukin ancer-ancer
letak museumnya yang di jawabnya dengan manggut-manggut. Karena percaya dia
orang Sidoarjo pasti taulah, maka aku dan suami melaju duluan untuk
mengkondisikan persiapan registrasi di tempat.
Namun, sampai
selesai registrasipun barang-barang yang diangkut rent car tak juga muncul di museum. Padahal suamiku sejak awal
sudah celingak-celinguk di pintu gerbang museum biar sopir rent car yang ditunggunya ga bablas. Yang ada
suamiku malah kayak ayam kalkun nyari mangsa. Nomor HP rent car dihubungipun tidak ada jawaban
sama sekali dari pemilik hape. Nie Hape tarok sampah apa ya?. Panggilan puluhan kali kagak ada jawaban.
Karena waktu tempuh Jalan KH. Mukmin (kantor suami) ke Museum yang terlalu meleset jauh dari prediksi maka aku yang tidak sabar segera nancap motor ke rumah pemilik rent car yang memang sudah langganan suami itu.
Karena waktu tempuh Jalan KH. Mukmin (kantor suami) ke Museum yang terlalu meleset jauh dari prediksi maka aku yang tidak sabar segera nancap motor ke rumah pemilik rent car yang memang sudah langganan suami itu.
Tidak ada yang
bisa ku temui di rumah selain, anak kecil yang nonton doraemon kupaksa untuk
manggil bapak atau ibuknya.
Tak lama ibuknya
keluar dan aku menceritakan apa yang terjadi kepada istrinya. Eh ternyata
istrinya bilang katanya suaminya tidak bisa menemukan tempat museum, alias nyasar bablas alas dan
mengembalikan barang-barang perlengkapan acara kembali ke kantor.
JEDUEEEEERRR..
-->
What the....? Hei untuk apa ada HP kalo pake acara nyasar
segala. Alasan klasik yang katanya Hape tertinggal. Mulut? Mulut kemana mulut?
Tidak bisakah berhenti sebentar dan bertanya kepada orang? dimana letak museum?
Apa susahnya ngomong? Aku nggak punya pulsa!
APA-APAAN INI?
Pikirku yang meski tidak ikut punya gawe namun geli sendiri dengan sikap sopir rent car yang tidak bertanggung jawab
dengan seenaknya mengembalikan barang ke kantor tanpa confirm telpon kek. Tidak
tau apa dengan keterlambatannya dia saja acara jadi kocar-kacir ini pake acara
mengembalikan dengan alasan karena ada yang rent
car ke Pasuruan.
Aku emosi, ingin
aku meluap-luap dirumahnya namun aku urungkan sejenak melihat tingkah polah
Doraemon dalam layar tipi yang ditonton anaknya. Akhirnya aku berlalu tanpa
pamit dan tanpa terimakasih sekalipun. Aku langsung menuju kantor cek barang,
ada tidaknya atau malah di bawa kabur karena belom di bayar suami. Untungnya ada.
Daaaaaaannnn….
Dalam perjalanan
menuju kantor aku melihat dengan jelas mobil yang terparkir di warung kopi
adalah mobil yang disewa suamiku. Masak sih aku lupa baru juga pagi tadi,
termasuk sopirnya yang ketauan banget kalo lagi ngumpet di belakang. Secara
tubuhnya yang gendut tidak mudah disembunyikan. HAHAHAHAHA GAK PROFESIONAL BANGET, tawaku keras-keras
dalam kesendirian nyetir motor menuju lokasi museum
Beruntung di
jalan aku nemu rent car dan langsung
aku sebet. Tak mau terulang lagi, sopirnya aku minta buntutin di belakangku
dari kantor suami sampai museum. Ckckckckck.. ini yang salah sopir apa letak
museumnya sigh?
-->
Begitulah kisah
perjalananku menuju ke Museum Mpu Tantular Sidoarjo yang penuh dengan liku. Di
kerjain sopir yang barang dikembaliinlah, sampai dibohongin yang nyatanya sopir
tersebut ngopi di sebelah ruko. Tapi seru kan, jadi ada sesuatu yang aku
ceritain disini coba kalo ngga ada, bisa-bisa melongo :D. Semoga ada pemerintah
ataupun pengelola Museum Mpu Tantular yang membaca kisahku ini dan bisa
memberikan petunjuk arah yang jelas ke arah Museum. Lebih-lebih ketika berada
mau nanjak ke atas jembatan layang harusnya di situ di beri papan nama menuju
museum. Supaya pengunjung tidak bablas. Dan kalau bisa sih bukan hanya papan
nama tapi baliho besar tentang gambar museum yang menandakan museum Mpu
Tantular sudah berada tak jauh dari baliho tersebut.
Oh ya.. nie link
album fotoku di facebook klik aja disini, kalau berkenan yang monggo di add
sekalian. Welcome saja :D
![]() | ||
dari kirin; aku, kacab yatim mandiri sda, staff yatim mandiri (disamping fosil Dinosaurus) |
![]() |
dari kiri; kacab yatim mandiri sda, staff yatim mandiri dan aku (disamping sepeda kuno satu roda) |
![]() |
Aku disamping MOGE Jadul |
![]() |
Motor dulunya seperti ini:D |
![]() |
Habis acara; aku dan suami makan siang |
![]() |
Aku dan suami di depan topeng-topeng |
Eh ya, foto terakhir ini, bukan foto di Museum Mpu Tantular tapi ini banner punnyanya Monda Siregar yang punya hajat:D
“Tulisan ini diikutkan pada Giveaway Pertama di Kisahku bersama Kakakin “
Subscribe to:
Posts (Atom)