Teeeeeeetttttttttt…. Terompet tahun baru berbunyi..
“Basi ah”, barangkali ada yang protes.
“Biarin dong, ini kan blognya nunu. Terserah-serah dia, mau taun baruan setiap hari kek”, ups ada yang belain
“Ih, kok Lu yang sewot. Ini kan blognya Nunu bukan blog Lu”
“Iya ya”
***
Hihihihi.. sudah-sudah. Sebenarnya gue bukan lagi membahas tentang tahun baru. Tapi mau membahas tentang sebuah Film yang terakhir gue tonton tepat saat tahun baru.
Sebenarnya, rencananya sih mau ngabisin malam terakhir 2011 di Malang, penasaran sama akronim BNS yang biasanya nempel di kaca-kaca mobil. Karena hujannya ga berhenti-berhenti jadinya gagal ngga jadi “naik” –read: berangkat ke Malang. Bahasanya teman-teman. Well. Tapi, yang jadi pertanyaan kenapa sih setiap tahun baru kok hujan mulu ga ada bedanya dengan akhir tahun baru kemarin 2010. Pun, tahun 2009 ketika wafatnya gus Dur, aku masih berjibaku dengan setumpuk tutup buku akhir bulan di kantor dengan irama rintik-rintik air hujan.
Ehm, apakah ini karena pengabulan doa-doa para jomblower maniak ya. Hihihihi.. atau malah gue lebih setuju supaya tidak makin banyak perzinahan di dunia. Tapi, kalian harus bisa ngertiin gue dong! Gue kan juga pengen ngabisin liburan bareng suami meski cuman sebentar. Eh, kok jadi protes. Gue kan mau resensi Film.
Well. Film yang gue tonton Sherlock Holmes judulnya A GAME OF SHADOW. Gue memang suka banget dengan novel-novelnya. Setiap cerita demi cerita membuat gue jadi penasaran dan ingin menghabiskan saat itu juga. Tapi itu dulu ketika SMA, saat gue belum suka koleksi buku dan masih suka pinjem buku. Sampai lecek, gue baca sambil tidur, nungging, nyungsep atau bahkan sambil masak. Sampai yang punya empunya, “Eh, kok buku gue ada nodanya bau terasinya ya Nu”. Hihihihi
Begitu tau tentang film ini, gue dibikin terkagum-kagum sama filmnya.
Pertama,
Secara dari satu-satu buku Sherlock Holmes yang ada dirumah (karena bukan punya gue, asli bahasa inggris dari dosen untuk tugas lupa belum gue balikin) penggambarannya si detektif cerdik ini tua banget. Beda dengan visualisasi di Film yang Nampak cool bersama Tuan Watson, sahabat setia Holmes yang seolah-olah Watson-lah yang selalu bercerita tentang petualang sang detektif dalam setiap novel maupun Filmnya.
Kedua,
Di Film, semua trik dan pemikiran Holmes dibeberkan saat kejadian. Seperti, ketika keputusan Holmes hendak menjatuhkan Moriarty (musuhnya) bersama dirinya ke dalam jurang air terjun. Kemungkinan-kemungkinan yang terjadi jika dia melakukan ini-itu di perlihatkan sebelumnya. Tapi disinilah memang letak perbedaan sebuah novel dengan Film. Letak sisi menariknya berlawanan.
Ketiga,
Tidak ada yang meragukan kepiawaian Sherlock Holmes dalam mengungkap fakta. Meski musuhnya selicik Moriarty yang sudah menjerat bahkan menancapkan besi gantung dalam dadanya. Holmes masih sempat melancarkan aksinya mematikan langkah Moriarty yang tidak pernah di duga musuh sebelumnya.
Keempat,
Selalu ada kejutan-kejutan Holmes untuk sahabatnya Watson. Mulai dari kerecokan ketika pesta bujang menjelang hari pernikahan, kado pernikahan, melemparkan istri yang baru dinikahi Watson ke Sungai. Sampai pada kiriman misterius pasca kematian Holmes yang ternyata Holmes sendiri pengirimnya.
Kelima,
Ah, udah deh. Lu nonton sendiri capek gue ngetik. Pokoknya Lu ngga rugi deh ngeluarin uang untuk Filmyang recommended banget ini. Jangan lama-lama mikir, tancap gas, dan pergi nonton sono nanti certain ke gue bagaimana? Kalo sampe rugi Lu boleh jitak gue. Hihihihihi. Kaboooooooooorrrrrrrr..
No comments:
Post a Comment
Thanks for comming and no spam please
Follow
My twitter @ununtriwidana
My Instagram @nunuelfasa