Luar biasa, mungkin ini bisa dibilang kegiatan pertama kalinya semenjak saya menjabat sebagai *
Mewakili teh Indari di wilayah komunitas sekaliber IIDN yang sudah mendu(a)nia adalah tanggung jawab yang sangat berat. Bagaimana tidak, hanya beberapa bulan berdiri IIDN sudah semakin berlari dan melesat hingga keluar negeri. Bagaimana mungkin saya mampu mengejarnya sedangkan untuk menjejari langkah beliau dengan seabrek Awardnya, saya masih ngos-ngosan. Sementara sepatu roda yang saya punya masih terkunci dan saya belum mampu membukanya. Akhirnya dengan mengajukan syarat untuk membimbing saya mengguanakan sepatu roda itu, sayapun menerima dengan berkolaborasi semangatnya mbak Anisa Ae.
Satu, bulan dua bulan, tiga bulan,, saya sedikit minder dan malu dengan mbak Anisa. Diawal masa jabatannya langsung bergerak membuat acara, dan itupun tak sekedar acara yang selama ini hanya mamapu saya rencanakan. Tapi, ibu satu balita ini selalu berhasil membuat event kopdar di Malang dan bahkan sambil menenteng anaknya kesana-kemari naik kereta, angkot, atau kadang menyusuinya di Jalan. Semangatnya menegakkan pena tetap menyala bersama si kecil Asma.
Sedangkan saya, tak satupun dapat terealisasi. Selain sulitnya menemukan waktu ngumpul ibu-ibu yang juga kebanyakan pekerja, kendala tempat juga termasuk kesepakatan materi kopdar sering menjadi perdebatan. Ujung-ujungnya hari H tiba, cuma saya saja yang datang celingak-celinguk kayak kalkun mencari indukan*. Hihihihihi
Hingga awal Ramadhan kemarin tercetuslah idea yang awalnya hanya ingin berbagi takjil dengan para pengguna jalanan. Respon yang luar biasa berdatangan terutama teteh saya yang cute abis mengkompori dengan menggebuk-nggebuk di keyboard. Dan saya selalu tanpa pernah lupa untuk
sharing dengan si jenggot lebat di samping. Subhanalloh, support yang tak terduga itupun datang dengan syarat kegiatan ini harus diselenggarakan dengan anak ayam –eh anak yatim menjelang akhir Ramadhan agar tidak mengganggu agenda kerja suami saya yang notabene kalau Ramadhan begini tidak pernah libur. Itupun harus komplit dengan sharing kepenulisan yang selama ini memang belum pernah ada dari Yatim Mandiri.
Emang bener ya semua kalau diawali dengan niat pasti dimudahkan, begitu teh Lygia selalu menyemangati. Dan kemudahan-kemudahan itupun mengalir hingga terkumpul dana Rp. 3.425.000 dari kalangan IIDN sendiri termasuk berbagai bantuan non materiil berupa baju bekas, buku, ta’jil bahkan tenaga dan pikiran yang disisikan dalam kegiatan mulia ini. Hingga kesempatan mengudara dari Suara Muslim Surabaya 93,8 FM berbagi cerita tentang hobby kepenulisan bagi ibu rumah tangga dari IIDN Jatim kepada pendengarnya. Subhanallah, matur tengkyu ya semua. Benar-benar Allah yang hanya mampu membalas melalui tangan-tangan keberkahanNya di dunia hingga akhirat nantinya. [bersambung dab... :]
- Royalti Kamus Indonesia (Afin, Cs) Rp. 250.000
- Yatim Mandiri Rp. 1.000.000
- Dana dari pusat Rp. 200.000
- Mbak Donna Dwinita Rp. 1.000.000
- Mbak Wasiah Ardi 5 x ta'jil Rp. 25.000
- (mbak Faizatin) Rp. 250.000 --> 10(ta'jil),6 nasi box), 5(air mineral),1(paket sembako)
- tetangganya mbak Sri Rahayau (takjil) Rp. 50.000
- Mbak Sri Rahayu dkk... Rp. 300.000
- Mbak Shabrina WS Rp. 150.000
- Mbak Isna Zulvia Rp. 200.000
No comments:
Post a Comment
Thanks for comming and no spam please
Follow
My twitter @ununtriwidana
My Instagram @nunuelfasa