Patah hati itu biasa, yang menjadi luar biasa bagaimana kita bisa bangkit menyambut cinta selanjutnya. Seperti musin kemarau yang tidak selamanya, bersiaplah menyambut hujan yang akan menyiram hati yang pernah gersang.
Yang namanya patah hati tidak akan pernah jauh dengan yang namanya jatuh cinta. Yaa... setiap saya memberanikan diri untuk jatuh cinta kepada seseorang, saya juga harus menyiapkan keberanian untuk patah hati juga. Apalagi saya termasuk orang yang mudah kagum dengan seseorang, tapi untuk mencintai saya sulit lari darinya. Meskipun cinta itu hanya mampu terpendam selama tiga tahun masa SMA. Tapi setelah keterbukaan perasaan saya untuknya berbalik menjadi boomerang menjelang Ujian Nasional, nyaris menghancurkan sekolah saya.
Tapi patah hati kali ini berbeda. Patah hati ini karena sebuah kontes menulis dari penerbit Leutika Prio "When I Broken Up". Mungkin sudah banyak yang tahu bahkan mungkin juga menjadi salah satu pesertanya. Dengan semangat menyambut '2012 *)kala itu DL tepat malam tahun baru, saya bela-belain bergadang menuliskan kisah saya di atas itu. Tapi dengan setengah hati saya mengirimkannya, khawatir kalau nanti si dia baca bagaimana yaa responnya. Malu juga sigh.. Apalagi saya pakai nama asli dia tanpa saya samarkan Hihihii..
Alhasil karena kesetengahhatian saya itu, naskah saya gatot. Menjadi naskah terbuang yang tidak lolos untuk dibukukan. Ya siapa saya sih? Penulis kacangan yang ngarep naskahnya lolos dari ratusan peserta yang hanya diambil beberapa puluh. Dengan setengah hati pulak. Jadinya patah hati beneran, ditambah sedikit kecewa.
Dan tidak lama patah hatipun terobati tatkala saya mendapat inbox jamaah *)cc-nya banyak dari Dang Aji, sang creator gurp kepenulisan Untuk Sahabat menawarkan naskah yang tidak lolos untuk dibukukan atas nama grup Unsa. (Benar kan?! Seperti yang saya bilang dalam pembukaan, patah hati ada masanya) Seperti Oase, masing-masing dari kita (read; jamaah patah hati yang gatot) banyak yang mengiyakan dan sepakat untuk ditawarkan ke penerbit mayor.
Bil Khusus saya, seneeeng banget apalagi dalam buku ini berkumpul penulis-penulis luar biasa, yang dalam benak saya "pantas naskah saya nggak lolos!". Tapi, yang menjadi kejutan berikutnya, Dang Aji memilih nama saya dalam sampul buku. Padahal saya tidak ikut dalam proses apapun, baik penyusunan, layout maupun design cover yang disodorin begitu saja dalam inbox pribadi.
cover pertama kali |
Saya melihatnya sekilas dan terima jadi saja. Bukannya emoh kasih masukan tapi saya memang buta dengan design cover, berharap dapat respon dari teman-teman lainnya yang lebih memahami. Saya kaget ketika foto covernya diunggah hasfa ke publik, ternyata ke-iya-an adalah keputusan, oleh Dang Aji langsung dikirim ke penerbit Hasfa Publisher yang memang menawarkan terbit mayor sebelumnya. Berbagai respon saya terima, ada yang terkait ke-islamian cover, karakteristik warna buku juga pemakaian font-nya. Termasuk filosofi akar-akarnya yang banyak dipertanyakan. Tapi itu memberikan pengetahuan baru bagi saya tentang sebuah cover yang bukan hanya menarik dan menjal, tapi juga penggambaran dari isi buku pas tidak kalah penting.
I don't judge a book by its cover but a good cover will get me to judge a book
Saya jadi sungkan sama Dang Aji yang sudah susah payah mendesign cover ini, apalagi ianya juga mengeluarkan uang untuk design. Tapi, bagaimanapun nama saya yang akan dipertaruhkan dalam cover buku ini. Mengingat pengharapan besar dari buku ini untuk mencapai keberhasilan lebih dari buku saya "I am Proud To Be Scout" sebelumnya yang mencapai best seller di web Leutika Prio.
Dan alasan lainnya; ternyata mendesign itu tidak mudah, walaupun hanya memikirkan bagaimana design cover yang sesuai untuk tema patah hati. Jika hanya sekedar memakai logo patah hati, sepertinya sudah biasanya. Terlalu rumit jika dipikirkan, akhirnya saya hanya mencontohkan sebuah buku sebagai contoh cover yang saya inginkan. Taraaaaaaa... ini dia
Pengambaran patah hatinya masih kurang kuat |
Terlalu biasa, jika dalam kepenulisan. Cover buku diatas hanyalah sebuah cerpen dan cover pertama adalah sebuah novel dilihat dari terjemahan gambar-gambarnya. Akhirnya saya minta dirubah warna hitam supaya lebih tajam seperti gambar di bawah ini.
Nah ini dia cover yang akan di Pakai |
kalau masukan dari saya,membuat cover itu perhatikan balancing colour + main warna yang sederhana aja jangan terlalu campur adukan warna
ReplyDeletekarena design yang sederhana + kompisisi warna yang simple akan melahirkan cover yang enak dipandang mata oleh reader
iya benar,, design yang rumit malah jadi nggak bagus
DeleteKeren mbak..doakan buku saya juga terbit ya...
ReplyDeletesukses terus mbak Nunu..
amiiinn,, tidak akan lama selama ada niat yang tulus :D
Deletebtw... kok nggak asing dengan link blognya ya mbak:D
apa itu yang Parentingnya Mr. Miftakhul Jinan:D
test..
ReplyDelete