Padahal postingan ini sudah pernah saya share dalam bentuk foto di Facebook saya lengkap dengan captionnya. Tapi entah kenapa saya pengen banget menuliskannya lagi dalam bentuk barisansemuthuruf utuh seperti postingan lainnya. Walaupun terlambat tapi gak apa ah, saya juga pengen curhat sedikit.
Sejak sebelum menikah suamiku sudah gandrung dengan uang koin seribuan yang katanya tengahnya warna emas. Setiap dapet duit itu pasti disimpen rapet-rapet. Sampai-sampai saya juga ikut-ikutan ngoleksi, kadang dibela-belain nutup muka nuker uang koin di pedagang asongan. Alasannya simple, koinnya akan dilebur dan dijadikan cincin buat kita berdua. So sweatlaaaahh... tapi hanya dalam bayangan. Hingga menikah koin-koin itupun nganggur, utuh tersimpan di kaleng yang berpindah-pindah. Mulai dari tempat pensil, cangkir keramik, kadang bisa jadi korban kebiadaban tangan-tangan kami ketika mencari sesuatu enggak nemu-nemu semua koin ditumpahin sehingga tercecer begitu saja di atas rak plastik sampai berhari-hari.
Dari sana saya kepikiran kenapa enggak sekalian menabung koin?
Toh selama ini suami saya juga sering banget dapat kembalian dari
membeli rokok yang kadang digeletakkan begitu saja di atas lemari hingga numpuk baru saya sadar untuk memungutnya.
Daaann... Tepat setahun ini saya mengumpulkan koin-koin itu ketika hari raya tahun lalu saya benar-benar meniatkan untuk memulai menabung koin. Ternyata menyenangkan. Meskipun hasilnya tidak begitu banyak, sekitar 300-400 ribu tapi inilah keberhasilan pertama saya dalam hal tabung menabung.
Ya.. jika mengingat jaman masih kecil. Saya ingin sekali bisa niru teman-teman yang rajin menabung, atau kalau orang desa saya bilang nyelengi yang akan dibedol pas hari raya. Tapi bagi saya itu sebuah ke-fana-an, tidak lama celengan saya pasti akan cepat cacatnya akibat ambil paksa uang di dalamnya. Hihihihi...
Seringkali saya ngumpulkan uang puluhan ribu, ratusan ribu, pasti tidak akan bertahan lama. Lebih sering kepakai. Kebutuhan urgent atau enggak sekalipun saya tidak akan sayang mengeluarkan. Meski dengan dalih akan mengembalikan di kemudian hari, yang pada kenyataannya tidak pernah kembali. Itulah kenapa saya lebih seneng nabung di bank yang tanpa ATM daripada nabung sendiri di rumah.
Tapi... berbeda dengan nabung koin ini. Kalau tidak punya uang sekalipun, saya akan terpaksa menghemat. Padahal celengan koin saya ini lubangnya cukup besar, mudah saja untuk saya mengambilnya. Tapi untuk keperluan besar saya menghindari untuk bertransaksi koin. Sangat tidak efisien, selain ribet ngitung satu persatu butuh PD yang cukup besar untuk mengeluarkannya. Ya.. kecuali untuk hal-hal sepele; beli cabe, garam, merica, walaupun tanpa dalih akan mengembalikannya tanpa menunggu besok uang gantinya cepet nemplok lagi dalam kalengnya. Itupun yang saya pakai hanya koin perak. Saya terlalu sayang jika mengeluarkan koin emas. Entahlah dari dulu koin emas memang lebih mempesona. Mungkin juga karena issue lama yang pernah beredar masih terekam terlalu kuat kalau koin emas mengandung "bijih emas". Terutama dulu paling dicari adalah koin yang keluaran tahn 1991.
Sehingga lebaran kali ini saya tidak membedolnya atau menukarkannya ke bank. Meskipun kata mbak Niq koin emas seribuan itu tidak laku lagi saya akan tetap menyimpannya. Kini semua saya jadikan satu dan saya pindahkan ke dalam botol. Bukannya saya pelit untuk membeli celengan yang harganya murah. Hanya ingin kelihatan berbeda dan akan saya teruskan niatan nabung koin ini sebagai tabungan haji kami nantinya. Semoga. Doakan ya :D
Daaann... Tepat setahun ini saya mengumpulkan koin-koin itu ketika hari raya tahun lalu saya benar-benar meniatkan untuk memulai menabung koin. Ternyata menyenangkan. Meskipun hasilnya tidak begitu banyak, sekitar 300-400 ribu tapi inilah keberhasilan pertama saya dalam hal tabung menabung.
Ya.. jika mengingat jaman masih kecil. Saya ingin sekali bisa niru teman-teman yang rajin menabung, atau kalau orang desa saya bilang nyelengi yang akan dibedol pas hari raya. Tapi bagi saya itu sebuah ke-fana-an, tidak lama celengan saya pasti akan cepat cacatnya akibat ambil paksa uang di dalamnya. Hihihihi...
Itu dulu..
Sekarangpun sama, hihihi.
Seringkali saya ngumpulkan uang puluhan ribu, ratusan ribu, pasti tidak akan bertahan lama. Lebih sering kepakai. Kebutuhan urgent atau enggak sekalipun saya tidak akan sayang mengeluarkan. Meski dengan dalih akan mengembalikan di kemudian hari, yang pada kenyataannya tidak pernah kembali. Itulah kenapa saya lebih seneng nabung di bank yang tanpa ATM daripada nabung sendiri di rumah.
Tapi... berbeda dengan nabung koin ini. Kalau tidak punya uang sekalipun, saya akan terpaksa menghemat. Padahal celengan koin saya ini lubangnya cukup besar, mudah saja untuk saya mengambilnya. Tapi untuk keperluan besar saya menghindari untuk bertransaksi koin. Sangat tidak efisien, selain ribet ngitung satu persatu butuh PD yang cukup besar untuk mengeluarkannya. Ya.. kecuali untuk hal-hal sepele; beli cabe, garam, merica, walaupun tanpa dalih akan mengembalikannya tanpa menunggu besok uang gantinya cepet nemplok lagi dalam kalengnya. Itupun yang saya pakai hanya koin perak. Saya terlalu sayang jika mengeluarkan koin emas. Entahlah dari dulu koin emas memang lebih mempesona. Mungkin juga karena issue lama yang pernah beredar masih terekam terlalu kuat kalau koin emas mengandung "bijih emas". Terutama dulu paling dicari adalah koin yang keluaran tahn 1991.
Sehingga lebaran kali ini saya tidak membedolnya atau menukarkannya ke bank. Meskipun kata mbak Niq koin emas seribuan itu tidak laku lagi saya akan tetap menyimpannya. Kini semua saya jadikan satu dan saya pindahkan ke dalam botol. Bukannya saya pelit untuk membeli celengan yang harganya murah. Hanya ingin kelihatan berbeda dan akan saya teruskan niatan nabung koin ini sebagai tabungan haji kami nantinya. Semoga. Doakan ya :D
Tabungan koin saya dan suami |
gak usah dipikirin berapa2nya, nabung aje :D
ReplyDeletesemoga cepet banyak yaaa
aku sih udah kapok nabung koin karena susah menukarkannya ke bank
bikin berantem :D
jadi sekarang nabungnya uang kertas aja. hehehe
Hahahaha... Saya jadi enggak mau beneran untuk nukerin uang koin ke bank mbak Niq:D
DeleteKakak saya di kosan dulu pernah bercerita, dia dan kakaknya menabung uang koin di celengan sejak mereka masih SD. Saat sudah kuliah, dipecahkanlah celengan tersebut, katanya hasilnya lumayan, sampai jutaan. Jadi saya turut optimis kalau mau menabung uang koin untuk tabungan haji :D
ReplyDeleteSalam kenal :)
Salam kenal juga mbak D. Lama bener itu mbak. Apa nggak karatan uang koin dicelengin begitu lamanyaa?
Deletewohohoho, iya kah dariswari? Aku juga pengen aaaaah....
ReplyDeleteKalo aku sih, sukanya malah nabung uang koin trus kalo dah banyak di masukin ke dompet mungil buat di bawa kemana2. Untuk mempermudah transaksi jual beli. Hahaha...
Optimis ya mb? Pokoknya di tabung aja. Kalo ada panggilan, pasti bisa ke tanah haram :D
Amin ya Allah,,, :D
DeleteBook rekomended untuk mbak Cici.. "Naik Haji Rp.100" hehehhehe..
Berapa koin yang harus ditabung untuk bisa naik haji ??
ReplyDeleteNiatkan menabung untuk ibadah haji, menabunglah seberapa punya, sisanya Insya Allah, ada Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang akan mengaturnya.
Menabung memang perlu sebagai cadangan, tanpa melupakan sedekah.
Salam hangat dari Surabaya
sebuah nasehat yang sangat indah.. terkadang kita terlalu memikirkan bagaimana Allah menolong hambanya.. Padahal jalan-jalan dari Allah selalu dari sesuatu yang tanpa terduga :D
Deletehahaha saya juga msh nabung koin mbak
ReplyDeletelumayan lah daripada nganggur
salam kenal ya mbak :)
hihihihi jadi seneng nabung koin,, banyak temennya rupanyaa
DeleteNabung koin itu 'menular' lho mbak. Dulu jaman saya masih kecil, ayah saya suka kasih uang koin dalam tempat bekas film kamera. Karena kebiasaan melihat itu, saya dan adik-adik jadi suka ikutan. Kalo dapat kembalian taruh di tempat bekas film. Di pisahin berdasarkan nominal nya. hihi...niat banget ya? Terus pindahin ke celengan, akhirnya mampir di bank. Yuk nabung!
ReplyDeletepengen juga nanti nularin ke anak-anak saya... biar jadi pembiasaan. Enggak kayak emaknya :d hihihihi
Deleteaku juga suka nabung koin, terutama yang emas termasuk koin seribu rupiah yang tengahnya ada emasnya, bahkan celengan koin saya sejak masih sekolah SD sampai sekarang dah lulus kuliah dan dah kerja, koin2 itu masih aku simpen
ReplyDeletehihihi sama kayak suamiku, aku diwanti-wanti untuk tidak belanja dengan koin yang emas :)
Delete