Pas lagi outing ke sengkaling, Malang |
Perempuan Bungsu dan tidak memiliki orang tua bukan berarti harus dikasihani, meski oleh kedua kakak laki-lakiku. Aku ingin mandiri dan tidak merepotkannya lagi. Aku sudah cukup puas bisa menamatkan sekolah Menengah atasku atas bantuan kedua kakak laki-lakiku. Sehingga kuliah pendidikan Matematikaku untuk mencapai cita-citaku sebagai guru, kuputus ditengah jalan untuk mengambil beasiswa kuliah di Surabaya.
Entah beruntung atau malang aku mendapat beasiswa itu. Karena keyatimanku aku mendapat kesempatan untuk mengikuti seleksi beasiswa tersebut. Tapi bagiku itu adalah perjuanganku bagaimana aku bisa mendapat pendidikan tinggi tanpa membebani kakak-kakakku.
Pendidikan yang kudapatkan disana ternyata lebih dari apa yang kuharapkan meski bukan ilmu pendidikan guru matematika seperti cita-citaku. Banyak ilmu baru, Pengalaman baru dan bahkan pendidikan mental juga diterapkan. Tentang bagaimana aku bisa mandiri dan mampu bersaing untuk kehidupan yang lebih baik. Seperti namanya, untuk mencetak generasi Enterpreneur muda yang tangguh.
Lulus kuliah, aku langsung bekerja. Karena aku orang yang tidak mau diam, saat pulang kerja aku tidak ingin hanya tidur-tiduran, nonton TV, maen atau menghabiskan waktu hanya untuk hal yang sia-sia. Aku mempunyai prinsip "Waktuku harus bermanfaat". Kalau bukan untuk urusan akherat (beribadah), aku sibukkan diriku untuk mulai menerapkan ilmu entrepreneur. Bukannya aku mata duitan. Tapi aku tidak ingin saja waktuku terbuang percuma.
Sambil nonton TV, aku tidak ingin hanya terlena dengan hiburannya. Istilahnya "sambil menyelam minum air", aku juga menuangkan hobi merajutku. Membuat Kantung HP, Dompet, Tas, Bandana, Syal, dan sebagainya. Atau kalau sedang bercengkrama dengan anak-anak di atas balkon tempat kosku. Tangankupun ikut bercengkrama dengan jarum rajut dan benangnya:). Aku menikmati sekali hobi itu.
Setelah jadi beberapa buah, aku tawarkan kepada para penjual aksesoris di dekat kostku. Atau kadang aku paksa anak-anak untuk membelinya, walau akhirnya dengan jengkel, aku yang harus memberi mereka secara gratisan. Hehehe tapi aku senang waktuku bisa bermanfaat tidak terbuang sia-sia.
Begitupun dengan internet, salah satunya yang sedang ngetrend saat ini adalah facebook, situs bukinan Mark Zuckenberg ini telah banyak menyita waktu sebagian orang. Kadang ada yang ingin sekedar eksis, narsis, atau cari kenalan, tapi aku tidak ingin hanya terlena dengan kecanggihannya. Aku menfaatkan facebook untuk berbagai hal, salah satunya menulis. Ya menulis, setelah selama ini tulisanku hanya nampang dalam buku diary saja. Kini aku berani menuliskannya menjadi sebuah karya, dalam bentuk buku. Aku berkenalan dengan beberapa penulis terkenal, aktif dalam grup menulis di facebook dan ikut ajang menulis untuk mengukur kemampuanku. Sekali lagi, sambil menyelam aku meminum airnya. Sembari ngeksis di dunia maya aku mewujudkan mimpiku menjadi penulis buku yang sebenarnya bukan buku diary dirumah. Alhamdulillah sudah terbit sebagian dan sebagian masih dalam proses penerbitan.
Ketika hari libur, akupun memiliki aktivitas bersama teman-teman organisasi BKPRMI (Badan Koordinasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia). Setiap Minggu ada kegiatan Usroh bersama atau sejenis kajian sesama teman-teman akhwat. Atau kalau libur kita bikin event bersama, semisal libur Ramadhan, kita adakan mengadakan Pondok Pesantren Ramadan, Belajar tentang manajemen Masjid dan sebagainya. Dengan berorganisasi dan banyak aktivitas semakin memicu semangatku untuk terus berprestasi, putus asa karena ditinggal orang tua seakan tidak ada. Ya aku adalah Kartini Enterpreneur yang Mandiri
Setelah puas dengan hobi dan organisasi, aku mencoba dunia entrepreneur yang sesungguhnya. Dasarnya aku orang yang tidak mau diam. Usai pulang kerja, aku yang dibantu Roomeetku mengerjakan bisnis Chesssteak yang dijual dan dijajakan ke kantin-kantin kantor di Surabaya. Tidak butuh modal banyak si, tapi cukup menyita waktuku. Aku sering tidak tidur semalam, untuk satu kali produksi. Mulai dari membuat adonan, mencetak, menggoreng dan packingnya. Belum deliverynya yang harus dikerjakan pagi-pagi sebelum berangkat kerja. Huft.. capek memang, apa mau dikata beginilah jika menjadi entrepreneur sambil bekerja. Apalagi bisnis yang baru dimulai "kita harus siap untuk berkorban, waktu, tenaga dan pikiran. Tetap Semangat dan Jangan Putus Asa" begitu kata guru entepreneurku.
Saat bisnis mulai tumbuh. Aku ingin sekali memiliki sepeda motor yang layak untuk menunjang kinerjaku, bukan sepeda motor butut tiga tak jaman dulu. Alhamdulillah aku dimudahkan dengan adanya kredit motor Honda. Dengan uang muka yang cukup ringan, aku berhasil membawa pulang motor Honda Revo CW warna hitam. Meski aku ingin sekali motor Revo yang warna merah tapi tidak apa, yang penting aku bisa lancar menjalankan bisnisku. Tidak mogok di tengah jalan lagi, tidak polusi dan yang lebih penting hemat energy sehingga aku bisa menghemat pengeluaran uang transportku untuk delivery. Terimakasih Honda, I Love Honda:)
No comments:
Post a Comment
Thanks for comming and no spam please
Follow
My twitter @ununtriwidana
My Instagram @nunuelfasa