Monday, February 17, 2014

Trik Menawar (Durian) Agar Tak Dikadalin Penjual Durian

Sebenarnya dalam postingan sebelumnya yang berjudul pancake durian, aku ingin menulis tentang postingan ini. Dalam draft sudah tertulis "menawar" lha kok jadi curhat tentang pengalaman buruk dengan penjual pancake online di Surabaya. Pasti para blogger pernah bahkan sering mengalami. Ingin menulis ini jadinya begitu. Hehehe, yasud, itu namanya idenya semakin berkembang. Kalau tidak dilanjutkan justru mubadzir.

Ok back to topic

Durian, buah yang katanya super lezat ini berhasil kutaklukan. Aku mau makan durian bahkan sudah mulai suka durian karena pancake durian tersebut. Meskipun pengalamannya belinya tidak mengenakkan, dari situ aku mendapatkan pengalaman pertama makan (pancake) durian.

Kupikir yang namanya pancake durian itu kayak kue rasa durian. Berdasarkan asumsi pribadi, pancake ya kue dengan varian rasa. Makanya aku langsung beli karena penasaran dengan rasanya. Ternyata oh ternyata, jauh dari bayanganku. Yang namanya pancake itu daging durian dibalut dengan kulit. Kalau kata suami, gak jauh beda dengan dadar gulung hanya beda isi dan bentuknya.

Aromanya durian banget. Yaiyalah, isinya memang daging buah durian dan sepertinya memang enggak diolah. Tetapi karena terbalut kulit aroma duriannya tidak sepekat ketika masih dalam bentuk buah. Hmm,,,, enak dan nggak eneg seperti biasanya ketika aku mencium aroma durian asli. Justru lahapan pertama pancake durian membuatku ingin nambah lagi, lagi dan lagi.

Suamiku sendiri nggak suka durian. Mau makan durian kalau dicampur dengan kopi, namanya kopi durian, durian rasa kopi atau kopi rasa durian. Pokoknya nggak mau dan enggak bisa makan durian langsung termasuk pancake. Jadilah 1 box isi 10 pcs kuhabiskan sendiri dalam dua hari nggak ingat suami.

Sejak itu aku mulai penasaran dengan yang namanya buah durian. Sumprit, seumur-umur aku belum pernah makan durian, sama sekali. Berkali-kali aku minta dibelikan buah durian, suami ogah-ogahan. Selain karena enggak tahan baunya, juga karena sama sekali belum pernah beli durian. Enggak tahu durian yang matang, enak dan manis itu kayak gimana belum tahu. Termasuk juga harganya, katanya mahal enggak tahu berapaan? Bukan apa-apa sih, aku dan suami paling enggak bisa yang namanya menawar harga. Selalu kalah tawar dengan penjualnya. Mau menawar harga rendah juga enggak enak, bisa-bisa diketawain. Enggak ditawar juga aku enggak tahu cocok apa enggak dengan kualitas duriannya.

Beberapa hari kemarin, kami memberanikan diri mampir ke kios durian. Sama penjaga kios duriannya kubilang minta durian yang bagus dan manis.

"Kabeh apik mbak, legi." (Semua bagus mbak, manis). Yaiyalah, nggak laku kalau kau bilang asem semua pak. Batinku

"Ngge mpun, niki mawon. Pinten?" (Ya sudah, ini saja. Berapa?) Aku menunjuk satu durian yang kulitnya coklat. Asumsiku, coklat itu matang. Soalnya kebanyakan kulit duriannya hijau.

"45 kuwi, Mbak."

"Larange pak, 35 ya." (Mahal banget pak) Tawarku asal.

"Yo ra oleh mbak, 55 wes." (Ya nggak dapat mbak) Nah kan, aku diketawain. Orang aku nawar malah ditinggikan.

"Yo wes pak nek ra oleh. Aku gelem 45. Mengko nek aku koso larangen aku emoh tuku rene maneh."
(Ya sudah pak kalau nggak boleh. Aku mau 45. Nanti kalau aku merasa kemahalan aku nggak bakalan beli ke sini lagi)

Penjual durian lantas mengambil satu durian lagi warna hijau dan lumayan kecil sambil bilang, "nek gelem 2 iki 50."
Yes, trikku menawar durian berhasil. Meskipun kalau dipikir-pikir harganya berbeda jauh, antara 5.000 dan 45.000. Padahal perbedaan besar kecilnya enggak seberapa. Paling enggak aku nggak merasa rugi dengan uang 50 ribu bisa membawa pulang dua durian.

Di rumah aku enggak sabar untuk membukanya. Byaaak.... tadaaaa..... dua durian yang berbeda. Durian pertama pilihanku seharga 45.000, isinya memang banyak tapi kecil-kecil, daging buahnya amat tipis bila dibandingkan dengan bijinya. Warnanyapun putih dan ENGGAK manis.

Sementara, yang durian terakhir pilihan paksa dari daya tawar penjual. Meskipun isinya sedikit daging buahnya tebel sebanding dengan bijinya. Warnanya kuning dan manis.

Memang aku tidak tahu durian yang baik itu yang bagaimana. Yang putih atau kuning. Yang pasti aku tahu mana yang lebih enak menurutku. Aneh saja, yang harganya paling murah kok malah lebih enak. 5.000 dibandingkan dengan 45.000? Kalau memang yang 5.000 dikatakan bonus dan bisa dapat murah. Kok ya bonusnya lebih enak daripada yang aku beli. Apa mungkin ya pembelinya itu tahu yang aku beli enggak enak dan terlanjur enggak dapat ditawar jadilah aku dikasih bonus yang lebih enak.

PS : Ternyata beli durian boleh dicoba, kalau enggak enak boleh nggak jadi. Tapi ya itu, kalau dibuka pasti nggak bisa ditawar lagi deh. Maka dari itu tawar dulu sebelum mencoba. Lebih baik menawar daripada tidak sama sekali :D

14 comments:

  1. ganti tampilan jadi gini ya, mba? kayaknya tadi redirectnya agak lama

    ReplyDelete
  2. biasanya sebelum beli durian, nyium dulu...kalau harum berarti udah mateng, baru lihat tampilannya, ada busuk atau tidak, lalu terakhir nanya harga deh...

    ReplyDelete
  3. males nawar2an jeng..mending beli yang langsung dah ada harganya ajah dan udah tinggal makan aja he he he

    ReplyDelete
  4. Saya nggak jago juga soal tawar-menawar mbak. Mengingat pesan teman, katanya minimal separuh harga dulu, ah tapi tetap gak lues, sungkanan :D. Kalau ingin beli durian, tak pakai triknya mbak, plus tak pasang muka memelas :D

    ReplyDelete
  5. aku juga belum pernah beli durian di jalan2 atau pasar mak, paling di supernarket yg tinggal makan n harganya udah pas. aku juga ga bisa nawar soalnya :p

    ReplyDelete
  6. salam kenal, salam silaturahmi, dik Nunu ...
    aku gak suka duriaan, hiks ... baunya iu bikin mabok bin puyeng. Duluuu sekali, waktu kecil ayah ibu paling suka durian, baah pas aku coba ternyata malah mual Ya sud kebawa sampe setua ini. Suka pusing kalo nyium duren (*eh apa bukannya malah benjol yak nyium duren? hehe ...)
    jadi boro2 nawar, baru lewat aja udah menjauh duluan

    ReplyDelete
  7. sayang sekali, aku gak suka durian hehe...

    ReplyDelete
  8. Wah saya paling gak bisa nawar2 harga mbak, hehehe... :D

    ReplyDelete
  9. Di daerahku sepertinya enggak ada yg jualan durian, jadi enggak bisa nerapin triknya Mbak Nunu.

    ReplyDelete
  10. Durian di Indonesia mahal :D

    Kalau di Malaysia murah banget, RM. 10 dapet enam biji dan itu manissss
    Halagh, pamer ae, aku.

    Aku lagi nyari tempoyak, Mbak, belum dapat2. Hiks. Curcol :D :P

    ReplyDelete
  11. ohh gitu ya triknya... kebetulan ane jarang makan durian nih...
    ijin nyimak buat jaga-jaga

    ReplyDelete
  12. DURIAN makanan favoritku.. tapi sayang di daerahku durian harganya selangit.. jadi pikir2 dulu buat beli..

    ReplyDelete
  13. paling enk ya yg durian warna kuning klo menurt saya.. apalagi kalo durian yg rasanya pahit, bikin mabok :D
    follow sukses..
    tinggal follback sob :)

    ReplyDelete

Thanks for comming and no spam please

Follow
My twitter @ununtriwidana
My Instagram @nunuelfasa

Feel Free To Follow My Blog