Sunday, May 11, 2014

Wisata Keraton Ngayogyakarta

Ornamen dari salah satu pagar kraton Yogyakarta
Yogyakarta memang menjadi wisata favorit di Jawa, banyak kalangan turis yang memilih Jogja sebagai destiny wisata setelah Bali. Begitupun anak sekolah, ketika libur sekolah, Jogja juga cocok sebagai wisata edukasi. Selain terdapat universitas negeri besar juga menjadi edukasi sejarah Jawa yang selalu mengikat pada karakter kota yang lebih dikenal turis dengan Jogja kota gudeg.

Libur 1 Mei hari buruh kemarin, aku yang mendapat undangan mengisi acara bedah buku "Jangan Menyerah" yang diadakan oleh Yatim Mandiri Yogyakarta, memang sengaja mengajak suami serta. Selain satu stempel dengan tempat suami kerja di cabang Sidoarjo yang juga otomatis kenal dengan rekan-rekan seperjuangannya, juga tujuan lainnya ingin liburan bersama yang belum pernah kami lakukan. Sama halnya seperti yang aku katakan pada postingan ini, lagi-lagi liburan tidak sengaja sambil kerja tapi kami happy, suami dapat cuti Jum'atnya sehingga bisa nambah berlibur satu hari di Jogja untuk eksplor keraton Yogyakarta yang kami berdua belum pernah menjamah ke dalamnya. 
Salah satu ruangan kaca berisi barang-barang Sultan
Pada malam hari sebelumnya kami bimbang antara ke keraton Jogja dengan ke pantai parangtritis. Sebenernya pengen bangetnya ke Candi Borobudur. Karena jauh dan memakan waktu satu jam, pilihan kami ke dua tempat tersebut. Mengeksplor keduanya pun tidak mungkin, hari jumat amat singkat waktunya sementara kereta kami ke Suarabaya jam 13.43. Oleh pak becak kami disadarkan, "kalau pantai dimana-mana hampir sama mbak, mending ke keraton saja. Turis di sini lebih memilih ke keraton daripada ke Parangtritis." Hehe benar juga ya? Kalau cuma sekedar pantai, di Surabaya ada pantai kenjeran, tapi keraton hanya bisa ditemukan di Yogyakarta. 
Di salah satu ruangan berisi lampu-lampu koleksi sultan 
Keraton Yogyakarta buka setiap hari mulai pukul 08.00-14.00. Jumat itu kami tiba pukul 09.00 menumpang betor (becak motor) yang kami sewa Rp. 20.000 dari penginapan di kawasan Prawirotaman. Sudah banyak pengunjung termasuk turis lokal maupun bule dan siswa sekolah yang liburan.

Kami langsung menuju Tepas Pariwisata untuk membeli 2 tiket untukku dan suamiku, @Rp. 5.000. Dan mendaftarkan ijin kamera yang kami pakai untuk memotret Rp. 1.000. untuk semua jenis kamera besar, kecil, maupun sekedar kamera Handphone. 
Di depan pintu masuk keraton
Setelah mendapatkan 2 tiket, kami menuju pemeriksaan tiket oleh petugas yang merupakan abdi dalam keraton. Lolos pemeriksaan kami disambut dengan topeng wajah yang menempel di dinding.

Semakin ke dalam terdapat beberapa bangunan dengan akses jawanya. Rata-rata berbentuk balai luas, lebih luas daripada lapangan bola, yang hampir semua lantainya terbuat dari marmer menampakkan kejayaan sang Sultan. 

Pengunjung tidak diperbolehkan naik ke atas balai marmer cukup melihatnya dari jauh. Ada batas-batas dengan warning yang ditulis dalam Bahasa maupun English. Sementara halaman keraton yang luas banyak ditumbuhi pepohonan. Panasnya Jogja siang hari tidak terasa dengan semilirnya angin. 
Depan gerbang atau pintu besar menuju area lain
Kami cukup puas wisata ke Jogja kali ini. Wisata yang biasanya hanya bisa kami lakukan dengan rombongan, bisa kami lakukan mandiri. Lebih enak tak terikat waktu. Kami bisa puas berlama-lama di keraton. Beberapa ruangan yang kami eksplor cukup banyak diantaranya, ruangan alat-alat makan Sultan, lampu-lampu koleksi sultan, koleksi guci dan keramik Sultan, singgasana Sultan, menyaksikan abdi dalam rapat, memberikan dan banyak lagi.

Berbeda dengan ketika aku wisata rombongan dengan teman-teman SMPku dulu. Jangankan untuk berlama-lama, masuk ke keraton saja tidak bisa karena kepentok waktu, keraton sudah tutup. Maka wisata ke keraton kali ini bisa menjadi unforgetable journey yang menyenangkan disamping juga bersama suami tercinya. :)

7 comments:

  1. Wah meski saya sering ke Jogja, tapi sekalipun belum pernah mengksplor keraton Jogja... Paling mentok di Tamansari, hehehe :D

    ReplyDelete
  2. Saya belum pernah ke Jogja, pernah cma lwat aj dlu itupun masih kecil, hehe..

    ReplyDelete
  3. waktu ke Jogja, saya gagal ke Keraton. Smeoga bisa ke Jogja lagi :)

    ReplyDelete
  4. Mupeeeeeng.. Huhuhu..
    Pengen ke Jogja euy

    ReplyDelete
  5. Pernah ke sana dengan suami mbak aku :)

    ReplyDelete

Thanks for comming and no spam please

Follow
My twitter @ununtriwidana
My Instagram @nunuelfasa

Feel Free To Follow My Blog