"Tak ada satupun buku diciptakan sesuai keinginan semua orang"
Baiklah, pagi ini saya mendapatkan link dari kritikan pedas yang dilayangkan Langit Amaravati. Baru kemarin hari saya terlibat diskusi mengenai sosok asertif, dan kini saya menghadapinya. Ya, saya menganggap itu kritikan bukan sebuah resensi buku. Unsur-unsur yang ada dalam resensi sama sekali tidak ada dalam tulisan yang dia buat. Satu-satunya hanyalah identitas dari buku tersebut, yang tak lain adalah buku saya, buku dia juga dan buku kami.
Saya heran, kenapa Langit sama sekali tidak menyebut tentang tulisannya. Padahal jelas-jelas tulisan Langit ada dalam buku yang saya gawangi. Ya, bagi yang ingat Skylastar Maryam itulah Langit. Dia menulis tentang dialognya dengan Tuhan. Dan tahukah kamu, tulisan Langit menjadi 3 terpilih lho di buku ini. Apakah ini yang membuat dia melambung sehingga bebas kritikan terhadap naskah lainnya? Kenapa tidak mengambil dari contoh tulisannya? Apalagi dengan pemakaian nama pena lamanya, sehingga dia mudah menulis tanpa menimbang dia juga telah mengkritik dirinya sendiri? Kalau saya menilai tulisan langit tak lebih seperti puisi esaynya Denny JA yang banyak menebar puisi di segala sisi. Justru dia yang memaksakan tulisannya sepuitis mungkin. Ini kali ya yang menghipnotis saya memilihnya. (backsound: Cinta Laura). Bahkan mungkin hanya dia saja yang dapat mengambil nilai dari tulisannya. Tidak untuk orang lain.
Salah satu hal fatal dari tulisan yang dulu dia sebut kepada saya sebagai review, dia lupa untuk menengok ke belakang. Buku Chicken soup bukanlah buku tandingan yang pantas bagi buku ini (sc keajaiban rezeki). Dia lupa buku ini memiliki nenek moyang yang berentet beberapa judul. Silakan bandingkan secara adil dan pantas bukan menghujat buku ini. Kalaupun mau membandingkan dengan Chicken Soup, chicken soup yang mana? Mana ada salah satu judul buku dibandingkan dengan 1 serial. Kalau mau membandingkan dengan Chicken Soup bandingkan secara global Storycake secara utuh. Saya berani jamin buku sc keajaiban rezeki masih lebih baik dari serial storycake lainnya.
Bahkan generasi pertama dari buku ini memiliki judul yang begitu Islami, "Storycake For Ramadhan". Memang Lygia Pecanduhujan yang didaulat mendesain buku ini oleh agency yang ditunjuk Gramedia bertepatan dengan moment Ramadhan. Sangat tidak mungkin jika dia mengharapkan ada kutipan bibel dalam buku ini. Atau bahkan harapan langit akan ada cerita ciuman atau seks bebas? Mustahil. Sebelum menulis kritikan saya menyarankan Langit selain mencari tandingan yang tepat juga mengambil informasi menyeluruh dari sumber yang dia ambil.
Saya rasa dia juga tidak memiliki banyak koleksi buku Chicken soup, terbukti dia menilai bahwa chicken soup buku umum. Kalau dia bilang Storycake buku Islami, justru buku Chicken soup saya bilang buku yang menanamkan nilai agama nasrani. Bahkan beberapa dalam satu buku penuh berisi kutipan bibel semuanya. Tidak salah penggagas ide buku Storycake menciptakannya dengan nilai-nilai Islam. Apanya yang salah?
Dan memang buku Storycake diciptakan tidak untuk menyamai Chicken Soup. Kami memiliki versi Indonesia tersendiri. Chicken soup hanyalah buku terjemahan, seperti halnya novel terjemahan juga berbeda rasa dengan novel yang asli Indonesia. Jadi wajar jika memang tidak sama dengan chicken soup.
Tidak mudah menyatukan tulisan dari puluhan penulis. Apalagi konsep Antologi Storycake tidak dibuat seperti antologi pada umumnya. Storycake memiliki tema dengan bahasan beragam. Jadi memang berbeda tulisan satu sama lainnya. Dalam satu buku memiliki bab-bab pembahasan berbeda.
Apa yang dikritikan langit tidak semuanya benar. Justru kami sangat berterimakasih untuk hal tersebut. Karena dengan bantuannya kami bisa memperbaiki kekurangan dalam buku selanjutnya. Apapun tujuan yang dia layangkan untuk Storycake, tak akan membuat kami (saya khususnya) untuk menyerah justru membuat saya semakin bersungguh-sungguh menggarapnya serial-serial lainnya. Dan jangan bersembunyi di balik nama pena barumu langit!.
sebagai basic true story, cara bercerita layaknya diary menurutku pas dengan kisah2 di storycake.
ReplyDeleteMenurut saya, buku Keajaiban Rizki bagus banget kok... Storycake emang mengkhususkan jd buku islami dan itu sah2 aja...
ReplyDeleteAyoo semangat mba. Jgn mundur walau sesaat.
ReplyDeleteseharusnya hal2 seperti ini tidak boleh terjadi dalam dunia kepenulisan. seharusnya sesama penulis harus memiliki rasa menghormati yang cukup tinggi, saya nggak tahu kritikannya gimana. tp tanpa tahu kritikannya apa, saya tidak berharap melihat fenomena seperti ini dalam sebuah dunia kepenulisan. perbedaan itu adalah wajar, karena setiap penulis memiliki otak masing2. mereka memiliki cara tersendiri dalam menyajikan sebuah karya. dan tidak ada pembanding apapun dalam sebuah karya. semua memilliki ciri masing2 yang tidak bisa disamakan dengan yang lain. karena masing2 karya adalah wujud dari idealisme pembuat karya itu sendiri. mana karya yang lebih baik? itu sangat tergantung pada penikmat karya itu, dalam hal ini pembaca. semoga semua penulis di indonesia bisa bersatu dalam dunia yang sama, walaupun dengan isi otak yang berbeda.
ReplyDeleteSaya sudah baca kritikan Langit, saya juga sudah baca tulisan mba Nunu di atas. Pesan saya untuk mba Nunu yang saya cintai: Maju terus, dan perbanyak karya. Cara mba dalam menyikapi kritikan, saya rasa sudah cukup baik. Semoga dimudahkan ke depannya ya mba. Mba pasti tau kalau saya adalah salah satu storycake lovers.
ReplyDeleteceritanya bagus mbak, saya suka. Byk hikmah yg dipetik dari cerita ini. trims :)
ReplyDelete