Sebuah apresiasi saya untuk mas Rafif Amir Ahnaf atas bukunya yang lahir menjelang Ramadhan. Pas sekali momentnya. Saat semua orang harusnya mampu mengendalikan hati dan diri, bangsa kita tengah dihadapkan pada permasalahan kenaikan BBM dan beragam isu lain. Lagi-lagi apapun kondisi, memang hati kita haruslah tetap terjaga. Selalu, selalu dan selalu berkhusnudzon kepada Allah SWT.
Tak bisa dipungkiri kenaikan BBM satu bulan berjalan ini membuat segala macam harga barang naik. Bahkan dari menjelang kenaikan BBM, seolah semua sudah mengambil ancang-ancang. Menyusul Ramadhan dan menjelang lebaran seperti ini bahan pokok makanan yang seringkali dikeluhkan terlalu melonjak harganya. Sebut saja cabe. Ibu rumah tangga dibuat syok atas ultimatum penjual dengan minimum pembelian cabe lima kali lipat. Itupun isinya tak lebih banyak daripada biasanya yang hanya seribuan perbungkus.
Banyak terdengar keluhan masyarakat,
mulai dari jejaring sosial, radio, televisi, atau mungkin lebih banyak lagi
yang tak terekspos. Akar permasalahannya bisa jadi dari pemerintah yang tidak
tepat memilih waktu untuk menaikkan BBM, ditambah lagi dengan moment Ramadhan
dan Lebaran.
Tapi sadarkah kita, bahwasannya siapa
yang telah mentakdirkan semua ini? Sangat manusiawi kita selalu mengharapkan
hidup yang nyaman. Akan tetapi kenyataannya hidup bukan tetaman yang selalu
dipenuhi bunga-bunga (hal 82). Ada masa-masa kita mengalami kesulitan termasuk
yang sedang dihadapi bangsa kita saat ini.
Buku setebal 103 halaman yang ditulis
oleh Rafif Amir Ahaf ini memang tak ada bahasan tentang dampak kenaikan BBM
atau mengulas kenapa harga-harga barang meroket. Justru tak ada sama sekali.
Buku ini berisi kumpulan 86 tulisan
refleksi kehidupan memberikan banyak pelajaran dan pegangan kita dalam meniti
kehidupan dan menyikapi sebuah permasalahan. Tulisan yang sederhana dan tidak
menggurui sangat cocok digunakan sebagai asupan rohani dalam kondisi
keterpurukan.
Dari buku ini kita akan selalu diajak
meraba kedalam hati setiap memaknai hidup. Tak ada yang abadi termasuk
kesusahan itu sendiri. Tak perlu merasa sedih dan paling merugi di tengah
kondisi carut marutnya bangsa kita, apalagi jika sampai mematahkan semangat dan
meruntuhkan dinding optimisme. Karena kita tidak sendiri, semua beban dipikul
oleh seluruh bangsa kita. Bahkan kakek tua penjaga palang pintu kereta api tak
pernah mengabarkan kepada dunia melalui status facebook dan twitter tentang
kemiskinannya. Toh kita masih lebih baik daripada mereka dapat menikmati
kecanggihan gadget terbaru, pakaian yang pantas serta makanan yang lebih enak.
Bangkit dan katakan kepada pada diri
sendiri, “esok matahari masih akan menyapa pagi”. Hibur diri kita dengan
motivasi ilahiah dari kitab suci (hal 50). Karena seringkali kita lupa
bahwasannya ada kuasa Tuhan dibalik semua ini. Bisa jadi kita tidak tahu, dalam
kesulitan Allah akan menghendaki kebaikan bagi kita. “Kesusahan sebenarnya
seperti kita di atas sebuah per”. Semakin kita tertekan ke bawah seolah kita
semakin terjerembab dalam kesusahan, semakin tinggi puncak kebahagiaan yang
akan kita capai. Kita tak akan bisa merasakan nikmatnya makanan kecuali dalam
keadaan lapar. Dan semakin kita merasakan lapar, maka makanan sederhanapun akan
terasa semakin nikmat. (hal 86)
Sayangnya, daftar isi tulisannya tidak
dibuat per-bab untuk tulisan yang masih dalam satu tema. Sehingga terkesan
melompat-lompat dari satu pembahasan ke pembasan lainnya dan kembali lagi pada
pembahasan sebelumnya. Misalnya bab tentang motivasi keluarga, motivasi akhlak,
motivasi harta, motivasi hati, motivasi syukur dan banyak motivasi bidang lain
yang akan kita dapatkan dari buku ini. Termasuk juga beberapa bagian editingnya
yang masih kurang rapi.
Meskipun begitu buku ini sangat cocok
menemani kita apalagi pas pada moment bulan Ramadhan untuk mengembalikan kita
kepada kefitrahan hati. Sehingga pada saatnya, kemungkinan-kemungkinan
melonjaknya lagi harga barang menjelang lebaran, kita telah menyiapkan segumpal
hati penuh kesyukuran untuk menyambut kemenangan kita di hadapan sang Khalik,
bukan di hadapan manusia[.]
Detail Buku
Judul Buku : Meniti Kehidupan Agung
Penulis : Rafif Amir Ahnaf
Penerbit : Cahaya Pustaka, Sidoarjo
Tahun Terbit : Cetakan 1, Mei 2013
ISBN : -
Harga : Rp. 23.500
Detail Buku
Judul Buku : Meniti Kehidupan Agung
Penulis : Rafif Amir Ahnaf
Penerbit : Cahaya Pustaka, Sidoarjo
Tahun Terbit : Cetakan 1, Mei 2013
ISBN : -
Harga : Rp. 23.500
Cover Buku Meniti Kehidupan Agung |
No comments:
Post a Comment
Thanks for comming and no spam please
Follow
My twitter @ununtriwidana
My Instagram @nunuelfasa