Saturday, April 17, 2010

Be.. Enterpreneur

"Elpiji murah bla.bla.bla...."

meragukan nih harganya, masak iya segitu. pikiranku jadi parno keinget dengan kisah Arifin yang baru saja usai kutulis. singkat cerita dia divonis cacat seumur hidup atas korban kompor meleduk. *hiiii...serem dah photonya, padahal saia sendiri belum melihat, mau ditunjukin simas sudah ketakutan sendiri.



Entah akhir-akhir ini aku mulai memikirkan tentang kualitas barang kebutuhanku. bukan untuk gaya-gayaan, lebih untuk keselamatan dan peningkatan kualitas hidup *hahaha ini baru gaahaayaaa* bukan berarti juga barang yang kupunya mahal-mahal. tidaaak! hanya hal-hal tertentu yang aku anggap urgent perlu diperhatikan kualitasnya. meski itu mahal kalau sudah kebutuhan happen what? tapi kalau hanya sekunder dan aku tidak bisa menjangkau harganya lebih baik 'berhenti berharap' memilikinya.

misalnya nih, soal pembalut. Pan butuh tu, tiap bulan dipake. dan ternyata akhir-akhir ini baru tau kalau pembalut yang beredar itu tak lebih dari sekedar sampah yang telah didaur ulang. dari proses daur ulangnya tuh bisa memicu yang namanya cancer serviks. *beuhh bahaya deh, sueeerr! akan tetapi pembalut yang berkualitas harganya mahal, karna sudah kebutuhan yang menyangkut kesehatan. ogah deh sekarang pake pembalut begituan!. *hemmpp.. sambil promosi nih yang butuh info tuh pembalut contact aja 088217134179*

seperti lagi Rumah Hunian Mewah, harga mulai 55jutaan dengan cicilan 500ribu per-bulan. hahaha.. masak sih rumah mewah, mepet sawah mungkin. lebay nih iklan. kalaupun bener mewah masih meragukan nih bangunannya. belum genap satu tahun, tiangnya ambruk satu persatu, gentengnya kabur bersama puyuh, beton dan batanya tak mau akur dengan pasirnya karena kurang semennya. *kali ini pikirku yang lebay. mending tidak beli dah tu rumah kalau tidak bisa membeli yang harga normal.

herannya, masyarakat lebih suka dengan yang obral murah. coba deh, obral sayur impor murah. pasti banyak ibu-ibu yang berdatangan menyambut, meski tidak tau itu sayur yang sudah menumpuk berhari-hari dan bisa seger karena obat perangsang kali. hehehe. Palagi buah-buahan yang abnormal dengan barang impor pula. kurang setuju sekali. Intinya saya kurang percaya banget dengan harga yang dijual tidak normal, apalagi barang impor macam kebutuhan.

saya tahu untuk mendapatkan yang baik dan orisinil, harus ada harga yang harus dibayar. saya hanya berpikir harga mahal bukan alasan untuk memilih harga terendah dengan kualitas terendah pula. tapi bagaiamana cara untuk bisa menjangkau kualitas yang baik. bukan berarti juga harus melilit perut atau harus menumpuk hutang. justru itu lubangnya.

harus disadari bahwa kualitas hidup masyarakat sekarang jauh sudah meningkat. tidak ada lagi krupuk dengan harga 25perak dapet dua, bahkan pangsit mie ayam yang harganya 400 kini berlari menjadi 5000 permangkuk. jika pemasukan sebulan tidak cukup untuk mengejar larinya kenaikan kebutuhan maka perlu dibuatkan lubang aliran dana yang lain tanpa harus mempertaruhkan hidup dengan kebutuhan yang tidak selayaknya. itu yang saya pikirkan. hehhehee :-)

No comments:

Post a Comment

Thanks for comming and no spam please

Follow
My twitter @ununtriwidana
My Instagram @nunuelfasa

Feel Free To Follow My Blog